كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ PECINTA RASULULLAH.COM menyajikan artikel-artikel faktual sebagai sarana berbagi ilmu dan informasi demi kelestarian aswaja di belahan bumi manapun Terimakasih atas kunjungannya semoga semua artikel di blog ini dapat bermanfaat untuk mempererat ukhwuah islamiyah antar aswaja dan jangan lupa kembali lagi yah

Selasa, 30 April 2013

DR. Ahmad Karimah: Lawan Paham Radikal, Al-Azhar Harus Gunakan Televisi (Wawancara Eksklusif, bagian 2)


By M N - Sun
Mosleminfo, Kairo – Ini merupakan lanjutan (bagian 2) dari wawancara eksklusif DR. Ahmad Karimah dengan harian al-Wafd. Bagi pembaca yang belum membaca bagian pertama, silakan membacanya di sini.

A: Mengapa mereka tidak mendengarkan pendapat oposisi?

B: Ikhwanul Muslimin selama 80 tahun melakukan gerakan bawah tanah. Mereka tidak dapat bekerja secara terang-terangan. Tatkala gerakan ini keluar dari tempatnya yang gelap gulita ke realitas yang terang-benderang, mereka kehilangan fokus dan menjadi buta.

A: Bagaimana Anda melihat cara rezim Ikhwan dalam membungkam insan media, kalangan liberal, dan para ulama moderat?

B: Kekuasaan yang dibungkus dengan jargon-jargon agama, baik di kalangan Yahudi, Nasrani, maupun Islam, merupakan kekuasaan yang fasisme dan diktator. Kita belum pernah mendengar dalam sejarah bahwa ada otoritas keagamaan menerima prinsip musyawarah dan keadilan kecuali di era Nabi SAW. dan Khulafaur Rasyidin.

A: Kami tahu bahwa Anda marah dengan konstitusi (UUD) yang ada, karena menurut Anda konstitusi tersebut tidak dirancang oleh seorang lulusan fakultas hukum, mengapa?

B: Konstitusi harus dirancang oleh para pakar hukum, bukan orang-orang jebolan akademi persiapan dai berijazah diploma. Ditambah lagi ada campur-aduk antara pasal-pasal konstitusi dan aturan pelaksanaan. Pasal-pasal terkait syariat Islam semuanya bertentangan dengan syariat Islam itu sendiri. Saya telah mengirimkan catatan terkait hal itu kepada Presiden dan anggota Majelis Konstituante dari Al-Azhar, namun belum mendapat jawaban.

A: Pasal-pasal apa saja yang membuat Anda marah?

B: Banyak sekali, contohnya pasal 219 yang merupakan pasal penafsir dari pasal 2 UUD yang berbunyi: “Prinsip-prinsip syariat Islam yang mencakup dalil-dalil komplit, kaidah-kaidah ushul fikih dan fikih, serta sumber-sumber rujukan terpercaya di dalam mazhab-mazhab Ahlussunnah wal Jama’ah”. Ini merupakan pasal Wahabi Salafi yang akan mereka gunakan untuk menipu dan membuat konspirasi. Dalil dalam syariat Islam adakalanya bersifat qath’i (pasti) atau zanni (dugaan), dan adakalanya bersifat ijmali (global) atau tafshili (rinci). Menyifati dalil-dalil dalam syariat Islam dengan sifat ‘komplit’ merupakan kesalahan fatal secara ilmiah. Sedangkan kalimat ” kaidah-kaidah ushul fikih dan fikih, serta sumber-sumber rujukan terpercaya” tidak perlu dicantumkan dalam UUD sebuah bangsa yang berakal. Demikian juga, di dalam mazhab Ahlussunnah wal Jamaah ada beberapa ‘ranjau’ yang berhasil diletakkan oleh kalangan Salafi Wahabi di dalam UUD. Hal ini akan menyebabkan terjadinya konflik agama dan sektarian. UUD kita saat ini menyerupai UUD Iran. Meski kita saat ini berada di Mesir yang merupakan jantung dunia Islam dan pusat Al-Azhar, namun kita kerap mengulangi kebodohan yang pernah ada. Kita hanya membatasi penafsiran syariat Islam, atau masalah-masalah fikih, atau konstitusi dengan penafsiran mazhab Ahlussunnah wal Jamaah. Fikih Islam memiliki lima cabang, yaitu mazhab Hanafi, Maliki, Syafii, Hambali, dan Zahiri. Salafi Wahabi sangat bertentangan dengan prinsip tersebut. Menurut mereka, Ahlussunnah wal Jamaah itu adalah Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdul Wahab. Demikian juga terkait pasal 4 yang mendepak Al-Azhar untuk menjadi rujukan satu-satunya terkait masalah-masalah fikih dan fatwa. Pasal ini akan membuka peluang munculnya rujukan-rujukan alternatif. Oleh karena itu, Salafi Wahabi sekarang ini mendirikan instansi-instansi lain agar dapat menjadi alternatif lain, atau menandingi Al-Azhar itu sendiri.

A: Menurut Anda, mengapa dalam konstitusi baru perempuan terpinggirkan?

B: Perempuan dalam pola pikir Ikhwan dan Salafi Wahabi merupakan warga negara kelas dua, hanya seorang pembantu yang diperistri dan alat pemuas syahwat. Pola pikir tersebut adalah pola pikir dunia ketiga yang cocok untuk kalangan badui.

A: Akankah perempuan memiliki perwakilan di DPR dalam pemilu yang akan datang?

B: Perempuan akan memasuki DPR sebagai hiasan semata, untuk memuaskan Amerika dan Uni Eropa.

A: Bagaimana sebenarnya posisi perempuan dalam Islam?

B: Posisi perempuan dalam Islam, tidak seperti posisinya di kalangan umat Islam saat ini. Islam memuliakan dan mengangkat derajat perempuan. Sepanjang sejarah manusia, tidak pernah ada pernyataan bahwa surga ada di bawah telapak kaki seorang perempuan, kecuali di dalam Islam. Perempuan adalah partner laki-laki. Islam tidak melarang perempuan untuk menduduki jabatan tertinggi di negara. Al-Qur’an sendiri menceritakan tentang Ratu Balqis penguasa Yaman, ibu Nabi Musa ‘Alaihis Salam, Siti Maryam ibu Nabi Isa ‘Alaihis Salam, juga istri-istri Nabi SAW. Ummul Mukminin yang mengajarkan kepada umat tentang dasar-dasar agama Islam.

A: Apa pendapat Anda tentang Menteri Agama?

B: Semoga Allah mengampuninya. Di masa kepemimpinannya, banyak ulama senior Al-Azhar yang disingkirkan dari keanggotaan Majelis Tinggi Urusan Agama, seperti DR. Ahmad Umar Hasyim (Guru Besar Ilmu Hadits Universitas Al-Azhar, red). Para ulama senior Al-Azhar itu disingkirkan dan diganti dengan orang-orang yang tidak berkompeten. Tujuan semua itu adalah untuk menggerus wibawa para ulama, dan menjalankan politik “Orang yang bukan dari golongan kami, maka tidak ada jalan baginya untuk bersama kami”. Ditambah lagi adanya usaha untuk menyingkirkan para ulama Al-Azhar dari masjid-masjid besar dan menggeser mereka ke masjid-masjid kecil pinggiran kota.

A: Bagaimana Anda melihat terkait penggunaan agama dalam politik?

B: Menggunakan agama dalam politik membawa kita kembali ke abad pertengahan. Hal ini akan menyebabkan munculkan pemikiran-pemikiran ekstrem dan peperangan. Inilah yang dilakukan oleh Paus Gereja pada abad pertengahan. Ini sudah diberhangus selama berabad-abad. Karena berpolitik dengan agama dapat menyeret umat Islam ke dalam peperangan sengit. Para politisi islamiyyin saat ini menyalahgunakan agama, sesuai dengan keinginan mereka. Dalam sejarah Islam, slogan-slogan agamis digunakan oleh kaum Khawarij untuk tujuan-tujuan politik melawan Sayyidina Ali r.a. saat mereka menyatakan: “Wahai Ali, hukum hanya milik Allah, bukan milikmu.”

A: Bagaimana menurut Anda mengenai orang-orang yang mencela dan menfitnah di layar televisi atas nama Islam?

B: Mereka telah membahayakan Islam melebihi musuh-musuh Islam sendiri. Tidak ada seorang pun dari mereka yang memiliki kapabilitas keilmuan agama yang mumpuni. Oleh karenanya, amunisi mereka habis untuk berbicara mengenai tema-tema agama. Mereka hanya bisa berbicara mengenai obrolan ringan, peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi, tafsir mimpi, dan materi-materi tarbiyah ringan yang merupakan pondasi pembangun karakter mereka, yang ini semua menyebabkan syariat Islam terasa kering dan merendahkan akhlak.

A: Apakah tindakan para syekh Salafi sesuai dengan pemahaman Islam yang benar?

B: Sangat disayangkan, mereka melaksanakan agenda Wahabi yang berasal dari negara Teluk. Tujuan utamanya adalah untuk menggeser Mesir dari peran kepemimpinannya dalam menyebarkan Islam yang diwakili oleh Al-Azhar. Ada negara Teluk yang bermimpi ingin mengambil peran sentral Mesir, namun terhalang oleh keberadaan Al-Azhar. Oleh karena itu, mereka berpikir pentingnya mendirikan rujukan alternatif atau setidaknya instansi tandingan Al-Azhar. Bertolak dari hal ini, mulai ada upaya untuk menebarkan keraguan ke masyarakat akan keilmuan dan sikap moderat Al-Azhar.

A: Apa pendapat Anda tentang fatwa takfir terhadap siapa pun yang menentang Ikhwanul Muslimin dan Salafi?

B: Fatwa takfir tersebut akan terus muncul selama Ikhwan dan Salafi memimpin Mesir. Mereka melanjutkan kebijakan keamanan yang salah dari rezim sebelumnya.

A: Bagaimana cara menghadapi fatwa tersebut?

B: Caranya dengan memperkuat instansi Al-Azhar, tidak mengucilkan para ulama yang berkompeten, dan melarang berfatwa tanpa ilmu yang mumpuni.

A: Anda adalah orang pertama yang menyerukan perlunya stasiun televisi yang berbicara atas nama Al-Azhar, mengapa?

B: Saya menyerukan hal itu untuk melawan tersebarnya pemahaman-pemahaman dan pemikiran-pemikiran yang salah dari para syekh Salafi dan Ikhwan. Sayangnya, saluran televisi milik mereka telah memasuki rumah orang-orang awam. Dakwah Al-Azhar tidak cukup hanya dilakukan di masjid-masjid. Al-Azhar harus menggunakan sarana dan senjata yang sama dengan mendirikan stasiun televisi yang menyiarkan pemahaman Islam yang benar, yang jauh dari persoalan mazhab-mazhab akidah dan fikih, serta urusan politik. Stasiun ini berdiri secara independen yang diisi oleh para ulama yang ikhlas, tidak mengharapkan ketenaran dan kekayaan, serta mereka harus menjadi panutan umat bukan justru menjadi pengikut kelompok tertentu.

A: Apa hambatan untuk mewujudkan lahirnya stasiun televisi ini?

B: Saya tidak tahu.

A: Apakah Anda pernah menggalang dana untuk mendirikan stasiun televisi Al-Azhar?

B: Saya tidak pernah melakukan hal itu. Saya seorang ulama dan dai. Tugas dan misi saya adalah berdakwah, bukan urusan uang.

A: Mengapa Anda dituduh demikian?

B: Tuduhan ini merupakan rangkaian tuduhan yang dilakukan oleh Ikhwanul Muslimin dan Salafi yang menuduh saya sebagai orang Syiah dan Sufi, serta saya membela para artis. Entah tuduhan apa lagi selanjutnya.

A: Apakah benar Anda membela artis Ilham Shaheen?

B: Merupakan sebuah kehormatan jika saya membela seorang warga negara Mesir yang dituduh telah berbuat zina. Saya melakukan itu untuk membela reputasi dakwah Islam. Pijakan saya dalam melakukan pembelaan tersebut adalah prinsip dasar Islam, dan saya tidak tahu detail prilaku artis tersebut. Saya senantiasa berbaik sangka kepada seluruh warga Mesir. Itu saya lakukan bukan untuk membela seseorang (artis tersebut, red), namun saya membela dakwah Islam yang terlepas dari tuduhan zina kepada orang lain dengan cara seperti itu.

A: Apa alasan Salafi menyerang Anda?

B: Salafi telah meletakkan saya di kepala mereka. Mereka akan terus menyerang saya sampai saat ini. Itu karena saya terus menjalankan misi untuk mengoreksi pemahaman-pemahaman yang salah tentang ajaran Islam. Hal inilah yang membuat kalangan ekstrimis tidak nyaman. Saya menjalankan misi ini sejak 50 tahun lalu, saat gerakan terorisme mulai merebak yang sekarang ini menjadi satu bagian aneh di tengah-tengah kehidupan kita. Saya mengritik mereka dalam buku-buku yang saya tulis. Saya telah membongkar kedok mereka saat saya menulis buku berjudul “Ahdaaf al-Fikr al-Wahabi wa as-Salafiyah bainan al-Ashil wa ad-Dafiin” (Tujuan Sekte Wahabi Salafi Antara Prinsip Murni dan Agenda Tersembunyi). Saya juga telah menulis buku tentang pemahaman Islam yang benar untuk dikonsumsi kalangan muslim luar negeri, melalui perantara Kementerian Luar Negeri. Semua itu saya perjuangkan sendiri.

A: Bagaimana mereka menyerang Anda?

B: Mereka menyerang saya di mana-mana. Itu dimulai ketika saya mengajar di masjid-masjid, mereka mempersulit keberadaan saya di masjid-masjid tersebut. Demikian juga saat saya mengajar secara khusus kepada para pemuda dan kalangan perempuan. Ditambah lagi, mereka melakukan berbagai ancaman hingga sampai pada pelecehan fisik, menebar tuduhan bohong, dan memalsukan potongan-potongan video dari media demi menggiring opini publik untuk memusuhi saya.

A: Mengapa berbagai ancaman tersebut muncul?

B: Karena saya satu-satunya yang secara nyaring menyuarakan kebenaran menentang pemikiran radikal dan kekerasan bersenjata yang dilakukan oleh Ikhwanul Muslimin dan Salafi.

A: Apa pendapat Anda tentang Mursyid Ikhwanul Muslimin?

B: Apa yang Anda maksud dengan mursyid? Saya ingin tahu arti spesifik dari kata “mursyid”. Apakah yang Anda maksud mursyid politik atau mursyid agama? Saya tidak tahun, sebenarnya dia mursyid di ranah yang mana.

A: Siapa sebenarnya yang memimpin Mesir?

B: Sangat ruwet dan kacau.

A: Bagaimana menurut Anda terkait Jamaah Amar Ma’ruf Nahi Munkar?

B: Itu adalah kelompok para remaja dari kalangan Salafi yang ingin terkenal di dunia dengan memakai nama Islam.

A: Anda pernah menyatakan bahwa jika jamaah tersebut benar-benar ada, maka perlu dipertanyakan keberadaan Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kehakiman, kenapa?

B: Saya tidak bermaksud meremehkan keberadaan kedua menteri tersebut. Akan tetapi, jika organisasi Amar Makruf Nahi Munkar berdiri, maka apa manfaat dan tugas dari Menteri Dalam Negeri dalam menjaga stabilitas keamanan dan Menteri Kehakiman sebagai badan peradilan?

A: Menurut Anda, siapa yang berhak melakukan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar?

B: Sudah tentu para ulama Al-Azhar.

A: Apakah mahasiswa Universitas Al-Azhar terpengaruh dengan pemikiran mereka?

B: Universitas Al-Azhar, dengan manhajnya yang moderat berisi kader-kader salafi dalam jumlah besar. Juga ada upaya untuk meracuni pikiran para mahasiswa Al-Azhar di asrama-asrama Al-Azhar. Hal itu Ikhwan lakukan dengan cara membelikan sebagian buku untuk para mahasiswa. Demikian juga, setiap hari Jumat ada mobil menjemput para mahasiswa dari asrama untuk diantar ke pengajian para syekh Salafi yang tidak henti-hentinya menghina Al-Azhar, hingga para mahasiswa tersebut mendengarkan ceramah yang menyatakan Al-Azhar kafir dan syirik menurut keyakinan mereka. Orang-orang Salafi Wahabi mengafirkan para ulama Al-Azhar. Mereka menuduh Al-Azhar telah mencampurkan bid’ah dan kemusyrikan. Mereka berusaha keras untuk mengubah akidah dan manhaj (metodologi) Al-Azhar dan diganti dengan metodologi badui, hingga Al-Azhar berubah menjadi instansi Wahabi dan sekte Wahabi tegak di bumi Mesir.

A: Apakah menurut Anda ada perbedaan antara sekulerisme, liberalisme, dan kalangan kiri?

B: Tidak ada perbedaan. Semua itu merupakan ideologi politik dan ekonomi yang tidak akan mempengaruhi keberagamaan seseorang selagi dia mengucapkan dua kalimat syahadat. Seorang liberal dan sekuler yang muslim jauh lebih baik daripada orang yang mengaku menegakkan agama Islam. Mereka memiliki pemikiran yang bersih jauh lebih baik daripada para penjual agama. Kata liberal dan sekuler tidak bermakna agama, namun itu hanya ideologi politik semata.

A: Bagaimana Anda melihat tragedi kota Khosus baru-baru ini?

B: Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Al-Azhar dengan para ulamanya dan Gereja dengan para pastornya bekerjasama melawan agresi Ikhwanul Muslimin dan Salafi. Beberapa hari setelah Al-Azhar dilecehkan dengan berdemo di Kantor Grand Shaikh Al-Azhar, terjadi penyerangan terhadap Gereja Katredal. Apa yang bisa kita harapkan dari para pemuda yang terdoktrin oleh Yasir Buhami, Ya’kub, dan Abu Islam?!

A: Meski rezim Mubarak buruk, namun sebagian rakyat Mesir beranggapan bahwa itu masih lebih baik daripada rezim saat ini?

B: Rezim Mubarak tidak semuanya buruk. Mubarak telah berkontribusi dalam membangun militer, perang istinzaf (the war of attrition) dengan Israel, kemenangan Oktober, dan membangun pondasi-pondasi negara seperti jalanan, alat transportasi, dan kota-kota baru. Ya, memang dia melakukan banyak kesalahan, akan tetapi dia merupakan bagian dari sejarah militer Mesir. Adapun sekarang ini, saya sendiri tidak tahu apa yang harus saya katakana tentang Presiden sekarang. (habis)

Sumber: http://www.mosleminfo.com/dr-ahmad-karimah-lawan-paham-radikal-al-azhar-harus-gunakan-televisi-wawancara-eksklusif-bagian-2/
Baca Selanjutnya

DR. Ahmad Karimah: Ikhwan dan Salafi Berusaha Tutup Al-Azhar (Wawancara Eksklusif, bagian 1)


By M N - Sun

Mosleminfo, Kairo - Kemenangan ‘Islamiyyin’ dalam panggung politik Mesir tidak serta merta menggoreskan cerita indah yang enak dilihat. Banyak kalangan Islam sendiri yang gusar dengan ‘politik Islam’ yang coba ditampilkan oleh sebagian politisi yang mengusung jargon ‘Syariat Islam’. Al-Azhar sebagai institusi Islam terbesar di Mesir dan simbol Islam moderat, sering merasa terganggu dengan tindak-tanduk dan pemahaman dangkal kalangan ‘Islamiyyin’ yang terjun ke panggung politik, terhadap Islam itu sendiri.

DR. Ahmad Karimah, Guru Besar Syariah Islam Universitas Al-Azhar Kairo, adalah salah satu pioner kontemporer dalam menangkis gerakan Islam radikal di Mesir. Harian al-Wafd berhasil mewancarai beliau secara eksklusif.

A: Bagaimana Anda membaca panggung politik saat ini?

B: Politik Mesir saat ini serba tidak pasti dan tidak jelas visinya karena kurangnya kejujuran dan transparansi serta tidak ada program dan rencana riil yang dapat memberi nilai plus untuk agama dan tanah air.

A: Apa penilaian Anda terhadap kinerja Presiden Morsi?

B: Saya bukan politisi dan saya tidak dekat dengan para pengambil kebijakan. Penilaian kinerja ini seharusnya ditanyakan kepada lembaga-lembaga negara yang memiliki landasan dan laporan sehingga dapat digunakan untuk menilai secara faktual, bukan hanya sekedar formalitas. Terkait masalah ini, penilaian seseorang secara personal merupakan sebuah kesalahan. Dia bisa berbuat zalim terhadap obyek penilaiannya, atau malah bersikap basa-basi dengan melontarkan pujian kosong. Sebuah bangsa dan negara yang kuat tidak mungkin dibangun dengan kedua sikap salah seperti ini.

A: Bagaimana kinerja pemerintah pimpinan DR. Hisham Qandil?

B: Tidak begitu baik. Mereka dituduh tunduk pada kelompok tertentu yang tidak memiliki keahlian yang cukup untuk kemajuan negeri ini. Ini bukan hanya sekedar omong kosong, namun realitasnya memang demikian. Krisis merajalela, bencana terjadi silih berganti, dan sikap utamanya adalah keras kepala.

A: Apa maksud Anda dengan keras kepala?

B: Sikap politiknya sama persis dengan sikap rezim sebelumnya (era Hosni Mubarak, red) tidak berubah sama sekali. Tidak ada seorang pun dari mereka yang ingin mendengarkan pendapat orang lain. Dia hanya mendengarkan pendapat dirinya sendiri. Sikap inilah yang dipegang oleh Partai yang berkuasa saat ini. Tidak ada perbedaan antara partai penguasa tersebut dengan Partai Nasional pimpinan Hosni Mubarak dalam sikap politiknya. Ada orang-orang di pemerintahan yang tidak cocok untuk mengemban amanah di masa transisi yang memerlukan sosok-sosok berkualitas dan berpengalaman, bukan orang-orang yang hanya sekedar jujur dan mampu membagi-bagikan harta rampasan perang. Beberapa tragedi yang terjadi sudah sangat jelas menegaskan bahwa saat ini Mesir telah menjadi ‘harta rampasan perang’ yang dapat dibagi-bagikan sebagai hadiah.

A: Bagaimana Anda melihat kinerja Jamaah Ikhwanul Muslimin dan Mursyidnya?

B: Saya tidak tahu, apakah yang Anda maksud kinerja dakwah atau kepentingan publik. Terkait urusan Islam, ada sikap yang kontradiktif dan inkonsisten, dengan bukti adanya pinjaman ribawi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, serta kurangnya penghormatan kepada Al-Azhar. Adapun terkait kepentingan publik, tidak ada dampak positif yang dirasakan oleh rakyat jelata. Di era rezim Ikhwanul Muslimin, Mesir berada di bawah dua kekuatan, pedagang agama dan pedagang negara. Keduanya saling berlomba-lomba.

A: Bagaimana Anda melihat kejadian yang menimpa Al-Azhar saat ini?

B: Al-Azhar mengalami hinaan yang belum pernah terjadi dalam sejarahnya, kecuali pada masa Napoleon Bonaparte ketika dia menyerbu Al-Azhar dengan pasukannya. Dan di masa rezim Ikhwanul Muslimin saat ini, para kader mereka menyerbu kantor Grand Shaikh Al-Azhar dengan membawa spanduk penghinaan terhadap Grand Shaikh Al-Azhar DR. Ahmad Tayeb, dan mengepung kantor DR. Osama al-Abd Rektor Universitas Al-Azhar. Ditambah lagi fakta yang terjadi beberapa waktu lalu saat ada acara kenegaraan di Universitas Kairo, salah satu pemimpin Ikhwanul Muslimin tidak meletakkan kursi khusus yang biasa digunakan pemerintah untuk menyambut Grand Shaikh Al-Azhar.  Itu belum lagi, berbagai pernyataan pedas DR. Oryan (anggota dewan dari partai bentukan IM, red) di MPR yang terus mendiskreditkan Al-Azhar.

A: Apa tujuan Ikhwan terus menerus menyerang Al-Azhar?

B: Tujuannya untuk memperkuat basis politiknya. Sekarang ini, Al-Azhar sudah menjadi target untuk dikuasai agar tunduk kepada Ikhwanul Muslimin, dan menduduki pos-pos tertinggi di instansi Al-Azhar.

A: Bagaimana menurut Anda terkait kejadian keracunan mahasiswa di asrama Al-Azhar?

B: Insiden keracunan tersebut telah dimanfaatkan untuk kepentingan politik, demi mengkriminalisasi Grand Shaikh Al-Azhar, Rektor Universitas Al-Azhar, dan para petinggi Al-Azhar lainnya.

A: Apa bukti semua itu?

B: Buktinya adalah adanya upaya melibatkan langsung Grand Shaikh Al-Azhar dan Rektor Universitas dalam insiden keracunan tersebut. Padahal seharusnya yang dilibatkan adalah DR. Hosam Qandil (Perdana Menteri). Dimana pemerintah saat terjadi insiden keracunan mahasiswa Universitas Alexandria? Dimana mereka ketika terjadi masalah di Misr International University (MIU)? Mengapa yang terdengar santer hanya insiden keracunan mahasiswa Al-Azhar saja?!!

A: Anda pernah mengatakan bahwa ada kesepakatan rahasia antara Salafi dan Ikhwan untuk melengserkan Grand Shaikh Al-Azhar?

B: Sekarang justru hal itu bukan rahasia lagi. Dulu kesepakatan tersebut memang rahasia pada pertemuan Jamaah Salafi yang dipimpin oleh Yasir Burhami. Akan tetapi karena rekamannya bocor ke publik, maka hal itu sudah menjadi konsumsi publik. Namun sayang sekali, belum ada tindakan hukum untuk mengadili orang-orang yang merendahkan institusi Al-Azhar dan Grand Shaikh Al-Azhar.

A: Bagaimana Anda melihat perbedaan antara Ikhwanul Muslimin dan Salafi akhir-akhir ini?

B: Tidak ada perbedaan antara mereka, karena asas dasar mereka sama. Keduanya telah merampas revolusi Januari. Demikian juga keduanya telah bersikap ekstrim melebihi ajaran Islam. Lebih dari itu, Ikhwan Quthbiyyin (pengagum Sayyid Qutub, red) dan Salafi Wahabi kerap mengafirkan orang-orang yang menentang pendapat mereka.

A: Anda mengatakan bahwa Salafi adalah Khawarij zaman ini, kenapa?

B: Menurut sebuah hadis dari Nabi SAW.: “Akan datang pada akhir zaman suatu kaum yang berumur masih muda dan berpikiran sempit. Mereka senantiasa berkata baik. Mereka keluar dari agama Islam, sebagaimana anak panah lepas dari busurnya. Mereka mengajak manusia untuk kembali kepada Al-Quran, padahal mereka sama sekali tidak mengamalkannya. Mereka membaca Al-Quran, namun tidak melebihi kerongkongan mereka. Mereka berasal dari bangsa kita (Arab). Mereka berbicara dengan bahasa kita (bahasa Arab). Kalian akan merasa shalat kalian tidak ada apa-apanya dibandingkan shalat mereka, dan puasa kalian tidak ada apa-apanya dibandingkan puasa mereka.”

A: Menurut Anda, yang membahayakan Al-Azhar itu Ikhwanul Muslimin atau Salafi?

B: Kedua-duanya..karena Ikhwanul Muslimin Quthbiyyin dan Salafi Wahabi adalah Khawarij (keluar) dari barisan golongan mayoritas (sawazul a’zam) umat Islam.

A: Apa yang menyebabkan Anda menangis di salah satu acara televisi?

B: Saya memang hanya bisa menangis..saya menangis demi pemahaman Islam yang benar, serta kondisi Mesir saat ini dan masa depannya. Ikhwanul Muslimin dan Salafi telah berhasil membawa kita semua menjadi bagaikan ‘ghutsa’ sail’, dan sebentar lagi Islam ini akan dianggap asing.

A: Apa yang Anda maksud dengan ghutsa’ sail?

B: Maksudnya adalah buih lautan yang tidak berharga dan diperhitungkan sama sekali oleh musuh, apalagi oleh teman sendiri. Para pemuda yang mengikuti Ikhwan dan Salafi mengetahui Islam hanya jenggot lebat tidak perlu dirapikan, celana cingkrang,  dan terompah. Mereka mengetahui pemikiran Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdul Wahab, sebagai ganti dari belajar ajaran Rasulullah, para sahabat, dan ahli bait. Demikian juga mereka mempelajari ‘Ushul Isyriin’ (20 Asas Dasar) Hasan al-Banna sebagai ganti dari prinsip-prinsip dasar Islam itu sendiri. Sedangkan maksud dari keterasingan Islam adalah semakin redupnya ajaran Islam yang benar. Kesalahan terbesar Ikhwanul Muslimin dan Salafi adalah mengubah ajaran Islam yang benar.

A: Apakah Anda mengkhawatirkan institusi Al-Azhar?

B: Percayalah kepada saya….saya tidak tidur…. saya tahu bahwa Al-Azhar berada di antara dua konspirasi Ikhwanul Muslimin dan keinginan Salafi untuk menutup Al-Azhar. Institusi Al-Azhar ini sudah berumur seribu tahun. Di tangan mereka, Al-Azhar akan dijadikan museum wisata seperti Piramida dan Sphinx, tanpa ada kegiatan ilmiah dan kosong dari ajaran Islam yang benar dan pengetahuan Islam.

A: Sejak kapan Al-Azhar menjadi sasaran?

B: Al-Azhar menjadi sasaran sudah sejak 40 tahun yang lalu, yaitu sejak akhir masa rezim Anwar Sadat. Upaya ini mulai tampak di akhir masa rezim Hosni Mubarak. Tidak perlu diragukan lagi bahwa mereka akan terus menyempurnakan rencana tersebut dengan cara melemahkan peran Al-Azhar. Dan kami tidak akan pernah lupa bahwa para kader Ikhwanul Muslimin mencemarkan nama baik kampus dengan menyimpan milisi-milisi Khairat Syathir pada tahun 2006 untuk kepentingan militer Ikhwanul Muslimin demi meneror semua kalangan dan menunjukkan akan eksistensi militer mereka. Pada saat itu, DR. Ahmad Thayeb menjabat sebagai Rektor Universitas Al-Azhar menegakkan hukum yang berlaku terhadap milisi-milisi Ikhwanul Muslimin tersebut. Mereka tidak akan pernah lupa kejadian tersebut. Sekarang ini, mereka berusaha untuk membuat perhitungan dan membalas dendam terhadap Grand Shaikh Al-Azhar.

A: Apa sebenarnya tujuan di balik pencemaran nama baik kampus pada waktu itu?

B: Itu hanya salah satu rangkaian untuk meruntuhkan Al-Azhar dan menghilangkan kepercayaan terhadap Al-Azhar baik di dalam negeri maupun luar negeri. Juga untuk menghancurkan nama Al-Azhar dan membentuk opini bahwa Al-Azhar asy-Syarif adalah markas pelatihan militer Ikhwanul Muslimin.

A: Apa pendapat Anda mengenai undang-undang obligasi?

B: Undang-undang obligasi hanyalah analgesik (obat penenang) seperti aspirin yang tidak akan memecahkan persoalan ekonomi negara, terlebih transaksi tersebut terlarang. Karena obligasi tersebut akan membahayakan kedaulatan Mesir. Obligasi tersebut juga akan mengancam penjualan dan penggadaian fasilitas-fasilitas umum milik negara, sehingga generasi yang akan datang tidak akan dapat menikmatinya lagi. Hal itu ditambah lagi pasal-pasal terkait undang-undang obligasi ini tidak begitu jelas.

A: Menurut Anda, apakah undang-undang obligasi tersebut tetap akan dijalankan meski ditentang oleh Dewan Ulama Senior?

B: Undang-undang tersebut akan tetap mereka jalankan, baik Dewan Ulama Senior menyetujui maupuan menolaknya.

A: Apa yang melandasi pernyataan Anda bahwa undang-undang tersebut pasti akan dijalankan?

B: Karena Ikhwanul Muslimin hanya mendengarkan dirinya sendiri. Dan hendaknya orang yang merasa menjadi korban sikap mereka ini, menyesali akan hal itu. Mereka sendiriah yang pertama melanggar konstitusi yang mereka buat.

A: Bagaimana maksudnya?

B: MPR tidak mengalihkan pembuatan rancangan undang-undang obligasi ke Dewan Ulama Senior setelah hal itu dibahas oleh Dewan Ulama Senior. Hal ini merupakan pelanggaran Pasal IV UUD, yang menyatakan kewajiban menyampaikan pasal-pasal terkait syariah kepada Dewan Ulama Senior untuk meminta pertimbangannya. Pelanggaran ini merupakan kesempatan emas bagi Partai an-Nuur (partai salafi, red) untuk menegaskan perlawanannya  terhadap Partai Kebebasan dan Keadilan (partai ikhwan, red). Oleh karenanya, Presiden akhirnya menerima usulan Dewan Ulama Senior. Ikhwan dan Salafi telah gagal dalam tes pertama mereka. Permasalahan mereka sebenarnya adalah sikap ekstrim (menambah) dari ajaran Islam, serta tidak menghormati syariah Islam dan Al-Azhar.

Bersambung…
Baca Selanjutnya

Sabtu, 20 April 2013

Kesaksian Tim Sarkub di KPI, Membungkam Jurnalis Abal-abal Wahabi

Usai pertemuan mediasi antara Pihak Aswaja, KPI, MUI, dan Trans 7, media Wahabi ramai-ramai bikin berita versi mereka sendiri. Tujuannya cuma untuk menghibur diri mereka sendiri. Padahal datang ke lokasi pun tidak tapi media Wahabi sudah sesumbar bikin berita seenak perutnya sendiri.
Tulisan dibawah ini ditulis berdasarkan kisah nyata dan kesaksian salah seorang Jurnalis Tim Sarkub yang datang langsung mengikuti jalannya sidang di gedung KPI.
Saya tiba di lokasi sekitar pukul 14.45 dan langsung bertemu dengan Kiyai Ibnu Mas’ud, sesepuh Tim Sarkub, di depan pintu gerbang. Beliau saat itu berdiri bersama seorang laki laki muda bergamis putih dengan imamah di kepala, belakangan saya baru tahu kalau beliau adalah Habib Fachry Jamalullail dari FPI. Setelah memarkir motor, saya dan sohib karib saya, Irfan Murdianto segera naik ke lantai 6 gedung Bapeten tempat dialog antara tim redaksi Trans 7 dan pihak Aswaja yang melayangkan aduan kepada KPI. Sesampainya diatas ternyata telah hadir terlebih dahulu Ketua Umum Tim Sarkub KH. Thobary Syadzily al-Bantani, Koordinator Densus 99 Sarkub Habib Mushthofa bin Mohsen al-Jufri dan beberapa kawan sarkuber lainnya. Kepada kami KH. Thobary mewanti wanti agar tetap menjaga adab dan sopan santun selama berada di gedung tersebut.


Hanya selang sepuluh menit kemudian pertemuanpun dimulai, dan ternyata dari pihak Sarkub hanya lima orang saja yang boleh masuk ke ruangan pertemuan. Yang masuk pertamanya hanyalah KH. Thobary dan Kyai Ibnu Mas’ud, sedang saya tetap berada diluar. Saya sempat bergumam dalam hati: “yahhhh… Gak bisa masuk ngelihat debat para ulama lagi…., ah nggak apa apa deh… yang penting bisa kopdar ama kawan kawan…”. Namun tak sampai lima menit kemudian Kyai Ibnu Mas’ud keluar memanggil saya dan seorang kawan yang memegang kamera digital untuk masuk. Memang beberapa jam sebelumnya saat akan berangkat ke gedung KPI tersebut beliau sudah mengamanahkan saya untuk membawa kamera. Namun karena saya tak memiliki kamera dan waktunya sangat mepet untuk mencari pinjaman handycam maka saya putuskan untuk merekam moment pertemuan ini hanya dengan aplikasi kamera dari tablet yang saya miliki.
Saya kemudian memasuki ruangan pertemuan yang tidak seberapa besar dengan sebuah meja melingkar di tengahnya. Di dalam telah hadir KH. Thobary, Habib Fachry Jamalulail, Habib Mushthofa mohsen al-Jufry dan Kiyai Ibnu Mas’ud. Disebelah kanan duduk Kiyai Anshori dahlan dan Kiyai Misbachul Munir dari Lembaga dakwah PBNU. Di depan saya persis duduklah para komisioner KPI yang berjumlah 4 orang. Sedangkan di sebelah kiri saya adalah tim redaksi Khazanah Trans 7 yang berjumlah 3 orang dan ustadz Haikal sebagai narasumber mereka. Sisanya adalah para crew Trans 7 yang ikut mengabadikan moment ini dengan kamera mereka yang tentunya jauh lebih canggih dari alat yang saya pakai serta beberapa orang lainnya. Begitu saya duduk tepat dibelakang KH. Thobary mata saya langsung tertuju kepada seraut wajah yang dua hari belakangan sangat familier bagi para facebooker Aswaja. Pemilik wajah yang entah kenapa selalu seperti sedang cemberut itu adalah Pracoyo Wiryoutomo, Wapimred Trans 7 yang di akun personal Facebooknya mengatakan bahwa orang orang yang menentang dakwah tauhid yang disiarkan melalui program Khazanah adalah orang orang yang sejenis dengan Abu Jahal dan Abu Lahab. Saya langsung menyalakan aplikasi kamera pada tablet saya dan lalu mulai merekam momen ini, beberapa kali saya zoom wajah Pak Pracoyo ini untuk memastikan memang dialah yang dua hari belakangan jadi trending topic di kalangan facebooker aswaja.
Pertemuanpun kemudian dimulai, seorang komisioner KPI menyampaikan kata sambutan tentang apa tujuan diadakannya dialog ini. Kemudian dia mempersilahkan pihak yang menyampaikan pengaduan untuk untuk berbicara. Yang pertama mendapat kesempatan berbicara adalah KH. Thobary dari tim Sarkub untuk menyampaikam keberatannya berkenaan dengam program Khazanah. KH. Thobary yang juga menjabat sebagai Ketua Lajnah Falakiyah PWNU Provinsi Banten, menyampaikan keberatannya dengan alur yang teratur dan nada bicara yang kalem namun tegas. Disetiap kata yang beliau ajukan pada tim Khazanah selalu beliau awali dengan kata “maaf” sebagai bentuk penghormatan pada lawan debatnya. Beliau mengatakan bahwa Khazanah sebaiknya jangan membahas hal hal yang bersifat furu’iyah, karena jika membahas furu’iyah maka sampai kiamat sekalipun tidak akan ada habisnya. Kemudian beliau masuk ke pokok permasalahan yang menjadi keberatannya para aswaja terhadap konten program Khazanah, yaitu mengenai masalah Tawasul yang dikatakan di program tersebut sebagai sebuah bentuk kesyirikan. Beliau memaparkan kesalahan Khazanah yang menggambarkan tawasul dan ziarah kubur dengan menampilkan orang yang menyembah pohon dan kuburan. Beliau mengajak tim khazanah agar jangan sembarangan saja mengutip dalil tanpa tahu dan mengkaji sumber sumber aslinya. Beliau kemudian menjelaskan kaidah kaidah ilmu hadits, menjelaskan metodologi tafsir dan lain sebagainya. Lalu beliau katakan bahwa amalan-amalan kami juga berdasarkan dalil dalil yang kuat dan shohih dan ada di dalam kitab kitab ulama klasik. Sebab bagi aswaja sumber hukum itu ada empat, yaitu Al-Qur’an, Sunnah, Ijma, dan Qiyas. Tak semua permasalahan di dalam hidup ini mesti ada detil dalilnya di dalam Al-Qur’an karena Al-Qur’an adalah sumber hukum yang sifatnya pure science. Beliau katakan juga bahwa akan teramat panjang jika harus membahas metodologi tafsir secara detil, membahas balaghoh misalnya… “Saya yakin kalau saya bahas balaghoh nggak akan ada yang faham disini, tapi saya nggak maulah pamer ilmu…..”, ujar beliau kepada tim Khazanah. Terakhir beliau mengeluarkan setumpuk kitab klasik milik beliau sebagai rujukan seperti Fathul bari dan lainnya kepada tim Trans 7.
Pembicara selanjutnya adalah Habib Fachry Jamalulail dari FPI. Berbeda dengan Kiyai Thobary yang berkata dengan lembut, Habib Fachry berkata dengan tegas, penuh semangat dan terkesan galak. Beliau langsung tanpa tedeng aling-aling mengatakan bahwa Tim Khazanah Trans 7 telah menuduh kaum aswaja yang notabene mayoritas di negeri ini sebagai pelaku Syirik karena bertawasul, merayakan Maulid dan melakukan ziarah kubur. Beliau lalu melanjutkannya dengan menjelaskan bahwa di dalam permasalahan agama Islam itu ada yang namanya Ushuludin alias masalah pokok agama dan ada yang namanya masalah Furu’udin atau cabang cabang agama. “Dalam masalah furu’iyah kita boleh berbeda, bahkan perbedaan itu adalah sebuah rahmat. Namun dalam permasalahan Ushuludin seluruh orang Islam harus sepakat, “muafiq”, sama… Tidak boleh ada perbedaan….! Masalah aqidah semua harus sama!” Tegas beliau. Beliau lalu mengatakan bahwa justru dengan adanya perbedaan maka kita harusnya ilmunya semakin bertambah, yang nggak biasa tawasul lalu melihat saudaranya bertawasul maka harusnya berkata “oh masih ada amalan yang tidak kami ketahui.., bukannya malah menyalahkan kami…”. Lalu beliau melanjutkan: “Sebagai contoh, kalau kita sholat berjamaah di mesjid itu kita akan temukan masing masing orang takbir ama tahiyatnya macem macem, ada yang tahiyatnya goyang goyang, ada yang tahiyatnya bulet bulet (*beliau mencontohkannya dengan jarinya), kami Aswaja tahiyat kami lempeng!” katanya dalam logat Betawi yang kental. “Lalu apakah setelah sholat kami lalu menyalahkan mereka yang tahiyatnya beda dengan kami…? Lu beda, Lu salah…, Lu syirik, Lu murtad.., Lu kafir…! Kan nggak….” lanjut beliau. Lantas beliau menjelaskan perihal tawasul, melalui segi etimologi bahasa arab dan melengkapinya dengan sebuah riwayat tentang Khalid bin walid r.a yang pernah bertawasul dan bertabaruk dengan 3 helai rambut Rasulullah dalam sebuah peperangan. Beliau lalu menjelaskan bahwa masih banyak masalah cabang cabang agama yang lainnya dimana kita harus berhati hati dalam menyikapinya seperti ziarah kubur. “Maaf, kalau antum bilang ziarah itu syirik lalu kenapa mesti sholat di mesjid Nabawi di Madinah…? Itu makam Nabi di dalam mesjid…, ngapain masih aja kesana..? “. Lalu beliau menjelaskan sedikit tentang ilmu tafsir dimana harus memperhatikan asbabul wurud maupun asbabun nuzulnya. “Haditsnya sama, Al-Qur’annya sama…. Tapi pemahamannya dimelencengin…, ini yang kami tidak suka…, Khazanah telah memfitnah kami dengan nyata, mengata ngatai kami dengan jelas bahwa kami adalah pelaku musyrik….!”. Terakhir beliau meminta supaya pihak Trans 7 untuk mengklarifikasi pernyataannya di program Khazanah yang memvonis syirik pelaku tawasul. “dan kalian harus meminta maaf kepada seluruh umat Islam di Indonesia, dalam hal ini Aswaja yang mayoritas di negeri ini…! Jika tidak, maka jangan salahkan kami umat Islam kalau ada tindakan…” tegasnya.
Disaat mengambil gambar Habib Fachry berbicara inilah saya sempat merekam sesuatu yang cukup menarik di meja tim redaksi Khazanah Trans 7. Posisi saya sebagai juru kamera dadakan cap menyan membuat saya bebas bergerak dari satu sisi ke sisi lainnya di ruangan itu untuk mengabadikan moment pertemuan tersebut. Saat itu saya berdiri dengan tablet di tangan saya tepat dibelakang meja tim redaksi Khazanah. Mata saya tertegun melihat secarik kertas yang tampaknya adalah print out sebuah notes di Facebook yang sangat familier bagi saya. Kertas berisi notes tersebut tergeletak tepat diatas mejanya Pracoyo. Notes tersebut adalah notes yang baru saja malam sebelumnya saya share di akun Face book saya, yaitu notes dari KH. Agus Sunyoto pengurus PBNU. Tampak jelas foto profil akun Facebook beliau tercetak di kertas itu. Saya langsung menzoom kertas tersebut tepat pada saat Habib Fachry memulai pembicaraannya. Dalam hati saya bergumam: “pastilah tulisan ini yang akan dijadikan counter attack bagi aduan pihak aswaja…, tapi apa yang salah dengan tulisan itu ya…..?” tanya saya dalam hati.
Selanjutnya setelah sedikit kata dari salah seorang komisioner KPI yang menjelaskan metode penerimaan dan penindak lanjutan aduan dari masyarakat tampilah KH. Misbachul munir dari Pengurus besar Lembaga Dakwah NU sebagai pembicara selanjutnya. Beliau mengatakan betapa ngerinya tuduhan syirik kepada para pengamal sholawat Badar dan Sholawat nariyah. “Kasihan orang kampung pak…. hari hari sudah biasa baca sholawat Badar dan sholawat Nariyah jadi digolongkan musyrik karena ibadahnya…”. KH. Misbachul lalu melanjutkan bahwa lain kali Trans 7 harus lebih bijak dan hati hati dalam menyampaikan materi tayangannya. Beliau kemudian membacakan sepotong hadits yang menerangkan bahwa hal hal yang masih dalam persengketaan sebaiknya disikapi dengan bijak, tidak usah langsung memvonis syirik karena masih banyak yang perlu ditoleransi.
Setelah itu tibalah waktu bagi tim redaksi Khazanah Trans 7 untuk menjawab keluhan dan pengaduan dari para pembicara sebelumnya. Yang mewakili Trans 7 adalah Ibu Titin Rosmasari pemimpin redaksi tim Trans 7. Dia menceritakan bahwa seminggu sebelumnya pihak Trans 7 sudah dikomplain oleh Gus Nusron wahid dari GP Anshor. Wanita berjilbab ungu ini lalu menjelaskan bahwa mereka telah menemui Gus Nusron untuk melakukan pembicaraan dan telah mendapatkan beberapa masukan dari beliau. Dia lalu menerangkan dengan singkat mengenai program Khazanah sekaligus menyebutkan tim penasihatnya di program tersebut yaitu Ustadz Haikal, Ustadz Arifin, dan Ustadz Syarif, namun yang hadir saat itu hanya Ustadz Haikal saja. Bu Titin lalu menerangkan bahwa beberapa hari terakhir ini adalah hari yang cukup berat bagi mereka karena begitu banyak hujatan dan cacian yang ditujukan kepada mereka di media sosial terutama Facebook. Dan menurut dia apa yang beredar di masyarakat luas bahwa Khazanah telah mengatakan tidak boleh melantunkan sholawat badar, sholawat nariyah, tawasul dan ziarah kubur itu adalah tidak benar dan sudah terjadi pemelintiran berita di publik. Hal tersebutpun sudah disampaikannya kepada Gus Nusron Wahid saat mereka bertemu. Setelah berbicara singkat soal hal tersebut dia lalu mempersilahkan Ustadz Haikal sebagai penasehat dari tim ahli program Khazanah untuk menjawab keluhan, keberatan dan aduan dari Kyai Thobary, Habib Fachry, dan Kiyai Misbachul Munir.
Lalu Ustadz Haikalpun memulai jawabannya dengan mengatakan hal yang senada dengan Ibu Titin tadi bahwa berita mengenai acara Khazanah telah terjadi pemelintiran. Ustadz yang saat itu memakai baju batik berwarna hijau tersebut mengatakan bahwa mustahil mereka melarang Sholawat, yang ada adalah mereka bahkan menjelaskan keutamaan sholawat. Dia tampak sedikit emosional saat mengatakan: “….. Karena kami adalah pelaku tawasul…, kami adalah pecinta maulid…, karena kami bertahun tahun berguru kepada Al-mukharom Al-Habib Alwi Jamalulail…, karena kami adalah pecinta ahlul bait….!, hal ini membuat kami bertanya tanya kira kira siapa ya yang mengadu domba kita…?”.
Sontak saya nyengir dibalik tablet saya karena dalam hati saya berkata: “Kalo Ustadz Haikal sih mungkin memang iya pecinta maulid, tapi itu sosok berjenggot panjang dan tebal di dekatnya yang kemarin mengatakan di akun Facebooknya kami yang menentang dakwah tauhid program Khazanah adalah sejenis dengan Abu Jahal dan Abu Lahab apa iya juga suka Maulidan….? .Tampak oleh saya Pracoyo yang duduk selisih satu bangku darinya menjulurkan tangannya menyerahkan secarik kertas kepada Ustadz Haikal dan kertas tersebut adalah kertas yang berisi print out notes Facebook dari Kiyai Agus Sunyoto yang saya zoom beberapa saat sebelumnya. Lalu ustadz Haikal menjelaskan bahwa saat hari penayangan episode sholawatlah mereka sorenya mencoba menelusuri dari mana datangnya pernyataan yang memelintir konten khazanah tersebut. Mereka lalu menemukan notes dari Kiyai Agus Sunyoto yang mengatakan bahwa khazanah Trans 7 melarang orang melantunkan sholawat. Tambahnya lagi dia bahkan sempat berkomen di notes tersebut namun entah kenapa komennya kemudian dihapus oleh Kiyai Agus sunyoto. Dia lalu membantah notes tersebut dengan panjang lebar serta menjelaskan apa maksud konten dari episode episode Khazanah yang diprotes oleh masyarakat khususnya kalangan aswaja.
Ada hal menarik yang terjadi dalam sesi jawaban pihak tim redaksi Khazanah Trans 7 ini. Sesaat sebelum ustadz Haikal menjawab, Habib Fachry Jamalulail dengan tegas bertanya sambil menunjuk ke arah tim redaksi Trans 7: “Sebelum antum menjawab… Ane mau tahu dulu nih…. apa madzhab antum…? Kalo Wahabi bilang Wahabi….! Biar jelas kami berhadapan dengan siapa…”. Pertanyaan beliau ini tentunya tidak dijawab dengan langsung oleh ustadz Haikal, namun bagi saya jelas tampak bahwa pertanyaan Habib Fachry inilah yang membuat dia mengatakan dengan sedikit emosional kalau dia adalah pecinta maulid dan pecinta ahlu bait. Belakangan baru saya tahu bahwa nama guru yang disebutkan olehnya tadi, yaitu Habib Alwi Jamalulail ternyata adalah ayahanda dari Habib Fachry Jamalulail sendiri. Disinilah yang menurut saya membuat hal ini menjadi menarik, karena Trans 7 memajukan seorang Ustadz aswaja untuk menjawab protes dari kalangan aswaja sendiri. Padahal di media-media seperti Arrahmah.Com belakangan mereka sesumbar bahwa mereka punya tim ahli yang bahkan bergelar LC. Entah kemana ustadz ustadz lulusan timur tengahnya itu, yang jelas baik saya maupun Tim Sarkub lainnya yang hadir saat itu sebenarnya berharap ustadz-ustadz wahabilah yang maju membela program yang kental sekali corak wahabinya ini, bukannya seorang ustadz aswaja seperti ustadz Haikal.
Setelah itu perwakilan dari MUI menyampaikan pandangannya mengenai acara Khazanah. Dia mengatakan bahwa MUI tidak setuju dengan usulan sebagian masyarakat untuk menghentikan penayangan program Khazanah. Hal ini karena mengingat bahwa tayangan bernuansa agama Islam porsinya sangat sedikit di pertelevisian Indonesia. Namun MUI sepakat dengan pandangan pihak yang menyampaikan keberatan bahwa Khazanah sebaiknya tidak membahas hal hal yang bersifat furu’iyah dan memancing perdebatan serta menimbulkan keresahan dalam masyarakat. MUI mengatakan agar Khazanah bijak dalam menyampaikan materi tayangannya, harus adil dan cover both side serta tidak memihak kepada salah satu aliran apapun di dalam Islam. Perwakilan MUI itu juga mengatakan bahwa masih banyak materi yang bisa dibahas dan disampaikan, misalnya materi yang mengungkap musuh bersama umat Islam saat ini, atau tentang akhlaq, moral dan pesan anti narkoba kepada generasi muda. “Khazanah kan bisa membongkar kesesatan Ahmadiyah, Syiah rafidhoh atau Liberal yang mengesahkan nikah beda agama dan nikah sejenis misalnya….”.
Hal ini ditanggapi oleh KH. Thobary: “Jangan lagi nampilin Matahari mengelilingi bumi… Jangaaaan…. Malu kita… Duhhh… Anak SD aja bakalan ngetawain hal itu…”, sontak beberapa orang yang hadir di ruangan itu termasuk saya tertawa mendengar ucapan Kiyai Thobary. Sedangkan tim Khazanah menyetujui bahwa masih banyak materi lain yang bisa dibahas. Perwakilan MUI selanjutnya mengatakan bahwa jikalau terpaksa harus menayangkan permasalahan seputar khilafiyah dan furu’iyah maka Khazanah harus menyertakan narasumber yang berkompeten dari kedua belah fihak, jadi tidak hanya menampilkan narasi dan gambar saja. “Jika mau maka saya rasa para Kiyai dan Habaib yang hadir disini saat ini bisa dimintai nasehat dan bantuannya…” . Kata kata perwakilan MUI ini disambut meriah oleh para hadirin, termasuk Pak Pracoyo yang tampak tertawa renyah saat itu. Namun hal ini menurut saya hanyalah saran saja…., bukan berarti pihak Trans 7 benar benar akan melibatkan para Kiyai kita dalam menggarap materinya. Hal ini terbukti beberapa jam kemudian melalui pernyataan humas mereka yang dilansir oleh situs berita beraliran Wahabi Arrahmah.Com bahwa mereka telah memiliki tim ahli sendiri dan tidak ada rencana akan melibatkan para Kiyai atau Habib dari kalangan aswaja. “Tidak ada itu, kita sudah punya tim ahli sendiri, jumlahnya ada lima orang, diantaranya ustadz Arifin Nugroho,Lc,” ujar Anita Wulandari.
Komisioner KPI lalu melanjutkan pandangan mereka tentang bagaimana membuat sebuah program yang baik. Habib Fachry kemudian kembali berbicara menanggapi pernyataan MUI dan komisioner KPI. Beliau mengatakan memang benar konten program bernuansa Islami sangatlah sedikit, namun jangan sampai yang sedikit itu ditumpangi oleh kepentingan kepentingan yang memecah belah umat dengan tudingan tudingan yang keji. Pembicaraan kemudian bergulir ke arah pembahasan betapa dahsyatnya komentar komentar tentang Khazanah seminggu terakhir ini di Facebook. Baik yang pro maupun kontra saling mencaci dan memaki satu sama lain dan pihak redaksi Khazanah merasa sangat tertekan dengan hal itu. Hal ini langsung mendapatkan tanggapan dari Habib Fachry Jamalulail yang lagi lagi berkata dengan sangat tegas dan bersemangat. “Kalo mau bicara Facebook asal antum tahu aja…., kami dibilang antek Yahudi oleh pendukung Khazanah karena dituduh melakukan praktek perdukunan…, nyembah kubur dan lain sebagainya…, apa antum pikir kami nggak sakit hati…?”. Saat Habib Fachry menyebut kata “antek Yahudi” sontak beberapa orang yang hadir termasuk Ustadz Haikal mengucapkan istighfar karena kaget. Habib Fachry kemudian melanjutkan kata katanya: “Di mata kami Khazanah sudah cacat…, jadi tolong beresin apa yang udah antum buat, buktikan bahwa antum nggak seperti yang orang orang bilang…, caranya adalah dengan mengcounter dan membantah apa yang telah antum katakan sendiri.., jadi kalo kemarin antum bilang tawasul itu syirik maka sekarang antum harus bikin episode khusus yang membahas Perayaan Maulid, Tawasul, Sholawat dan Ziarah kubur…, kami ingin kepastian kapan tanggal penayangannya supaya bisa kami sampaikan kepada para Jamaah…”. Hal senada juga disampaikan oleh Kiyai Misbachul munir yang mengatakan jika manusia salah maka disuruh istighfar, namun kalau program TV salah maka harus membuat tayangan bantahan yang memperbaiki kesalahannya. Di sini Kiyai Thobary sempat memberi masukan sambil berkelakar bahwa kalau bisa naratornya diganti suara laki laki saja dan yang fasih tajwidnya karena bagi yang bisa bahasa Arab gatel rasanya kuping mereka mendengar pengucapan kata yang salah. “Lagian…. Kalo suaranya cewek itu bahaya…, nah orang bisa mikir: Wah merdu juga suaranya, pasti cakep nih orangnya… trus jadi merangsang dehhh… Suara perempuan itu aurat lhoooo…” kata Kiyai Thobary yang langsung membuat para hadirin tertawa sehingga ruangan sempat gaduh dan suasana yang tadinya tegang jadi mencair kembali. Selain itu Kiyai Thobary juga sempat menerangkan bukti tentang fatwa ulama wahabi Syeikh Abdul aziz bin Baaz yang memang memvonis syirik pelaku tawasul persis seperti yang ditayangkan kemarin di Khazanah. Beliau melanjutkannya dengan berkata: “Faham kami jelas ahlussunah wal jama’ah, bermadzhab kepada Imam yang empat dan beraqidah Asy’ariyah – Maturidiyah…, jadi kalo misalnya bicara aqidah Uluhiyah, Rububbiyah dan Asma wa shifat ya kami nggak pake konsep Tauhid itu…” tegasnya bersemangat.


Habib Musthofa Mohsen al-Jufry kemudian berbicara, beliau mengatakan bahwa di Jawa timur keadaan sudah memanas akibat dari episode episode Khazanah yang kemarin. Beliau lalu memperkenalkan sahabatnya Kiyai Anshori dahlan sebagai perwakilan masyarakat aswaja Jawa timur dan mempersilahkannya berbicara. Setelah memperkenalkan dirinya Kiyai Anshori dahlan langsung memulai pembicaraannya. Beliau mengatakan hal senada dengan Habib Musthofa bahwa keadaan memang memanas disana akibat episode Khazanah tentang tawasul, sholawat, dan ziarah kubur. “Sebenarnya banyak yang mau datang kesini, tapi saya larang… Saya bilang: sudah saya saja yang ke Jakarta nanti saya akan ceritakan kepada kalian hasil pertemuannya.., Alhamdulillah mereka mau…” ujarnya. Beliau lalu menjelaskan bahwa seharusnya tim Khazanah jangan membahas hal hal yang seperti kemarin karena sangat melukai perasaan mereka yang mengamalkan shalawat badar, shalawat nariyah, tawasul dan Ziarah kubur. Beliau kemudian mengajak tim Khazanah untuk saling bekerja sama dan menunjukkan wajah Islam yang sesungguhnya, yang damai, bersatu dan akur satu sama lain. Bahkan beliau mengatakan siap membantu Khazanah bersama para ulama yang hadir di pertemuan itu. Terakhir beliau menyampaikan permintaannya kepada tim Khazanah tentang kepastian kapan akan menayangkan klarifikasi mereka seperti yang diminta oleh Habib Fachry Jamalulail tadi, “buat oleh oleh ke Jawa timur…” katanya.
Selain itu ada sesuatu yang menarik yang disampaikan oleh Kiyai Anshori dahlan ini, sebuah hal yang membuat saya dan semua orang di dalam ruangan itu berdecak kagum. Beliau berkata: “Jujur aja ini saya kesini atas solidaritas kawan kawan yang tadinya pada mau datang semua kesini…. Ada yang ngasih saya uang lima belas ribu, sepuluh ribu…, lima ribu.., bahkan seribupun ada dan saya terima… Untuk ongkos…”. Bahkan ketua komisioner KPI sempat berkata : “hebat…”. Ya… Memang hebat…, sebuah militansi seorang Aswaja tulen yang harus kita teladani, yang rela bersusah payah datang jauh jauh hanya untuk berbicara kurang dari 10 menit untuk menyampaikan aspirasinya langsung di depan orang orang yang bersangkutan secara resmi.
Habib Fachry Jamalulail kemudian melengkapi perkataan Kiyai Anshori dahlan tersebut dengan mengatakan bahwa permintaannya sama dan senada dengan Kiyai Anshori. Beliau kembali menyampaikan permintaannya kepada tim Khazanah agar memastikan kapan Khazanah akan menayangkan tentang Perayaan Maulid, tawasul, sholawat dan ziarah kubur. Ustadz Haikal tampak sudah akan berbicara untuk menyanggupi memastikan kapan tanggalnya, namun disela oleh Ibu Titin Rosmasari Pimred Trans 7. Dialah yang kemudian menjawab pertanyaan dari Habib Fachry Jamalulail. Dia menjelaskan panjang lebar bahwa semua hal yang telah disampaikan oleh para ulama aswaja yang hadir di pertemuan itu akan menjadi evaluasi dan masukan yang sangat positif bagi Khazanah ke depannya. Mereka berjanji akan lebih berhati hati lagi dalam menayangkan sebuah topik yang bersifat furu’iyah. Dan tim redaksi Khazanah juga meminta maaf terhadap penayangan hal hal yang sensitif kemarin yang telah melukai perasaan sebagian besar Aswaja di Indonesia. Namun tak semudah itu mereka bisa langsung memastikan kapan akan menayangkan episode yang diminta oleh Habib Fachry Jamalulail tadi. Dia lalu menerangkan dengan singkat bahwa perlu ada koordinasi dulu dengan para ustadz tim ahli mereka dan tentunya perlu proses produksi yang memakan waktu. Oleh karena itu dia mengatakan kemungkinan Insya Allah dalam empat minggu ke depan barulah tayangan yang diminta oleh Habib Fachry dan ulama aswaja lainnya tersebut bisa ditayangkan di Khazanah Trans 7.
Pembicaraan kemudian diambil alih kembali oleh pihak KPI yang kemudian menyampaikan beberapa kesimpulan terkait pertemuan tersebut. Seorang komisioner KPI lalu menutup pertemuan antara elemen masyarakat Aswaja dan tim redaksi Trans 7 tersebut. Masing masing fihak lalu saling bersalaman satu sama lain dalam suasana yang akrab. Tampak oleh saya ustadz Haikal menghampiri Habib Fachry Jamalulail untuk melepas rasa rindunya kepada putera gurunya tersebut, keduanya tampak sangat akrab bahkan sempat bersalaman ala Arab segala (*menempelkan pipi masing masing). Pertemuan tersebut kemudian ditutup dengan foto bersama antara ulama Aswaja dari Tim Sarkub, FPI, Lembaga dakwah NU, wakil MUI, KPI, dan tim redaksi Khazanah Trans 7.
Semua yang saya tuliskan disini selain berdasarkan ingatan saya juga alhamdulillah berhasil saya abadikan dalam beberapa potongan video yang akan di upload nanti di grup ataupun di web nya Sarkub. Dan saya tergerak untuk menulis laporan pandangan mata ini setelah membaca berita di Arrahmah.com yang dengan sembarangan menjelaskan hasil pertemuan ini seenak perutnya sendiri. Perwakilan Arrahmah.Com, GemaIslam.Com ataupun media wahabi lainnya tak satupun hadir di pertemuan itu, namun jika anda membaca tulisan mereka maka nampak seakan akan mereka hadir disana. Bahkan mereka dengan lancang sekali mengatakan bahwa Khazanah agar tidak goyah dan tidak terpengaruh oleh bisikan-bisikan syetan yang menyesatkan. Sungguh sebuah perkataan yang keji mengingat tim Khazanahnya sendiri sudah meminta maaf secara terbuka dan berjanji untuk membetulkan kesalahan mereka tempo hari. Tampak sekali kalau mereka ingin kembali memanaskan suasana di dalam tubuh umat. Lagipula jika memang merasa berkepentingan akan kelangsungan dakwah tauhid (*versi wahabi) lantas kenapa pihak Arrahmah yang katanya adalah penegak tauhid ini tidak hadir ikut dalam pertemuan itu? Kenapa cuma berkoar koar lewat tulisan seakan akan mereka hadir disana saat itu padahal artikelnya ternyata di dapat dari copas alias nyatut dari gemaislam.com? Bukankah ini mirip tabiatnya burung beo…? Hadirpun tidak namun memutar mutar berita sesuai agenda kepentingannya sendiri berdasarkan berita hasil copy paste pula…, inilah yang namanya Jurnalisme burung beo. Semoga umat Islam khususnya Aswaja tidak terkecoh lagi dengan pemberitaan yang sejenis setelah membaca laporan pandangan mata saya ini.
Laporan Wartawan Sarkub:
(*Liga chaniago 20/04/2013)


Link http://www.sarkub.com/2013/kesaksian-tim-sarkub-di-kpi-membungkam-jurnalisme-abal-abal-wahabi/
Baca Selanjutnya

Rabu, 17 April 2013

Buat para penggemar berita arrahmah.com dan voa-islam.com

Peter Parker dan Arrahmah.com


Buat para penggemar berita arrahmah.com dan voa-islam.com Kalau saya bilang website di atas garbage/sampah tentu anda tidak terima. Tapi ada baiknya anda coba google dari Media lain seperti Republika.co.id, Mirajnews, Radio Silaturrahim, dsb. Kira-kira ada tidak berita “bombastis” seperti dari situs tsb? Kalau tidak ada jangan percaya begitu saja. Khawatirnya cuma fitnah dan hasutan belaka untuk membuat kita marah dan menzalimi satu kaum… Mengadu-domba sesama Muslim.


Asbabun Nuzul dari Al Hujuraat 6 meminta kita mewaspadai berita dari orang2 fasiq. Orang fasiq di situ, Walid bin Uqbah, itu bukan orang kafir. Tapi justru mukmin kepercayaan Nabi. Dia dipercaya Nabi memungut zakat satu kaum yg nilainya milyaran rupiah. Tak mungkin tugas memungut uang banyak diserahkan kepada orang yg tak dipercaya bukan?


Nah ternyata orang yang kita percaya Mukmin terpercaya itulah Orang Fasiqnya.


Sementara Harits dan kaumnya yang difitnah itu justru orang2 yang kafir dan baru masuk Islam. Sehingga banyak orang Islam, termasuk Walid mengira mereka masih kafir dan ingin membunuhnya.


“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. ” [Al Hujuraat 6]


Imam Ahmad dan lain-lainnya mengetengahkan sebuah hadis dengan sanad yang Jayyid melalui Harits bin Dharar Al Khuza’i yang telah menceritakan:

“Aku datang menghadap kepada Rasulullah saw. lalu beliau mengajakku masuk Islam, lalu aku menyatakan diri masuk Islam di hadapannya. Dan beliau menyeruku untuk mengeluarkan zakat, maka aku berikrar kepadanya akan mengeluarkan zakat, lalu aku berkata: ‘Wahai Rasulullah! Bolehkah aku kembali kepada kaumku, aku akan ajak mereka masuk Islam dan menunaikan zakat.

Maka barang siapa yang memperkenankan hal itu aku akan mengumpulkan harta zakatnya, lalu engkau mengirimkan utusanmu kepadaku dalam jangka waktu yang cukup supaya orang tersebut dapat membawa semua harta zakat yang telah aku kumpulkan kepadamu.’”

Setelah Harits berhasil mengumpulkan harta zakat kaumnya, waktu yang telah dijanjikan telah tiba, ternyata Rasulullah saw tidak mengirimkan utusannya. Setelah ditunggu-tunggu ternyata tidak juga muncul, maka Harits menduga bahwa Rasulullah saw marah terhadap dirinya, lalu ia mengumpulkan semua orang-orang kaya kaumnya, dan berkata kepada mereka:

“Sesungguhnya Rasulullah saw. dulu telah menentukan waktu untuk mengirimkan utusan kepadaku supaya mengambil zakat yang berhasil aku kumpulkan ini. Aku yakin bahwa Rasulullah tidak akan menyalahi janjinya, menurut dugaanku tiada yang menghalangi beliau untuk datang kepadaku melainkan beliau marah kepadaku. Maka sekarang marilah kita berangkat untuk menyerahkannya langsung kepada Rasulullah saw.”

Pada saat bersamaan Rasulullah saw. mengirim Walid bin Uqbah untuk mengambil harta zakat yang ada pada Harits. Hanya saja ketika Walid sampai di tengah jalan, ia kembali lagi menghadap Rasulullah saw. dan melapor, “Sesungguhnya Harits menolak untuk membayarkan zakatnya kepadaku, bahkan dia hampir saja membunuhku.”

Maka Rasulullah saw. kembali membentuk utusannya yang baru untuk dikirimkan kepada Harits. Tetapi ketika para utusan itu baru keluar dari Rasulullah, tiba-tiba datanglah Harits bersama dengan teman-temannya dan berpapasan dengan para utusan itu. Lalu Harits bertanya kepada mereka, “Hendak ke manakah kalian diutus?”

Mereka menjawab: “Kami diutus untuk menemuimu.” Harits kembali bertanya, “Mengapa?” Mereka berkata, “Sesungguhnya Rasulullah saw. telah mengutus kepadamu Walid bin Uqbah, lalu ia melaporkan bahwa kamu tidak mau membayar zakat kepadanya dan bahkan kamu hendak membunuhnya.”

Harits berkata, “Tidak, demi Allah yang telah mengutus Muhammad dengan membawa perkara yang hak, aku tidak pernah melihatnya dan belum pernah pula aku kedatangan dia.”

Ketika Harits datang menghadap Rasulullah saw. lalu Rasulullah saw. berkata kepadanya, “Kamu tidak mau membayar zakat, dan bahkan kamu bermaksud untuk membunuh utusanku.” Harits menjawab, “Tidak, demi Tuhan yang telah mengutusmu dengan membawa perkara yang hak.” Maka ketika itu juga turunlah firman-Nya:


“Hai orang-orang yang beriman! Jika datang kepada kalian orang fasik membawa suatu berita…” (Q.S. Al Hujurat, 6) sampai dengan firman-Nya, “Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (Q.S. Al Hujurat, 8) Rijal (para perawi) hadis ini semuanya terdiri dari orang-orang yang tsiqah (dapat dipercaya).

Imam Thabrani telah mengetengahkan pula hadis yang serupa melalui hadis Jabir bin Abdullah, Alqamah bin Najiyah dan Umu Salamah. Ibnu Jarir mengetengahkan pula hadis serupa melalui jalur Al Aufi yang bersumber dari Ibnu Abbas r.a.

Baca selengkapnya di: sini


Contoh berita yang aneh dari Media Wahabi di atas misalnya ini:

Voa Islam Assad


Di satu berita katanya Assad mengaku sebagai Tuhan seperti Fir’aun. Memaksa orang menyembah Assad dan berkata: “Laa ilaaha illa Assad”. Tidak ada Tuhan selain Assad:


Anehnya di Media yang sama dimuat berita dan Foto Bashar Assad sedang sholat Ied di Masjid Sunni dgn cara Sunni. Di sampingnya adalah Ulama Sunni, Syekh Ahmad Hassoun yang puteranya tewas dibunuh pemberontak Suriah:


Di Media lain juga diberitakan Bashar Assad sedang sholat:

Presiden Assad Shalat Ied di Damascus





Kira-kira masuk akal tidak jika Assad mengaku Tuhan dan memaksa rakyatnya untuk berkata “Laa ilaaha illa Assad”? Apa rakyatnya tidak akan berontak? Apa para Ulama Aswaja seperti Syekh Al Buthi dan Syekh Ahmad Hassoun tidak akan marah padanya?

Jika Assad mengaku sebagai Tuhan, kenapa dia masih sholat?

Orang yang berpikiran sehat dan memiliki keadilan tentu akan paham bahwa berita itu tidak benar.

Salah satu dari 2 berita di Voa Islam itu pasti ada yang salah.

Fitnah satu lagi adalah bahwa Khaddafi mengaku sebagai Tuhan seperti FIr’aun. Fitnah yang klise!


Padahal Khaddafi ini Muslim Sunni (Maliki) dan masih sholat. Bahkan sebagai Imam!



K. H. Muhammad Arifin Ilham
Alhamdulillah, sudah 3 kali ke Libya, & 2 kali sholat berjamaah di lapangan Moratania & Lapangan Tripoli sholat berjamaah yg dihadiri 873 ulama seluruh dunia & rakyat Libya, dengan Imam langsung Muammar Qoddafy, bacaan panjang hampir 100 ayat AlBaqoroh, sebagian besar jamaah menangis, sebelumnya syahadat 456 muallaf dari suku-suku Afrika, & dakwah beliau selalu mengingatkan tentang ancaman Zionis & Barat, Pemimpin Arab boneka AS, selamatkan Palestina, Afghannistan & Irak… Inilah kesanku pada almarhum, sahabatku FIllah.

FB Arifin Ilham Qaddafi

FB Arifin Ilham Qaddafi





Dari contoh berita di atas, di mana kedua Media tsb tidak melakukan Tabayyun thd Assad dan Khaddafi yang mereka fitnah, kita tahu apakah mereka media yang adil atau tidak.

Dalam surat Al Hujuraat ayat 6 kita harus tabayyun thd orang yang kita tuduh, dalam hal ini Assad dan Khaddafi. Bukan mempercayai fitnah begitu saja.


Media Massa yang baik juga meliput dari semua pihak yang terlibat. Cover both sides of the story. Bukan cuma dari 1 sisi atau 1 kelompok saja.

Walhasil, Qaddafi jatuh dan diganti dengan pemerintah Boneka AS yang bersalaman dengan Hillary Clinton. Minyak Libya diambil perusahaan minyak AS dan Inggris:

Hillary dan Abdurrahim Al Kaib
Hillary Clinton dan dan PM Libya Abdurrahim Al Kaib http://kabarislam.wordpress.com/2013/03/27/khilafah-berdiri-di-libya


Ada pun Suriah, pemerintah Boneka dengan Ghassan Hitto (Warga Negara AS) sbg Perdana Menteri sudah siap mengganti Assad yang anti AS dan Israel seperti Qaddafi: Ghassan Hitto has been chosen as the prime minister of an interim government by Syria's opposition

http://kabarislam.wordpress.com/2013/04/12/mujahidin-wahabi-bughot-untuk-zionis-yahudi

Tidak pantas juga Media Islam Wahabi menuding para Ulama dari Ketua MUI, Ketua NU, Ketua Muhammadiyyah, dsb sebagai “PEMBELA ALIRAN SESAT”:


Rupanya, ada banyak tokoh yang mengklaim dirinya sebagai tokoh Islam yang membela paham sesat Syiah. Mulai dari Ketua MUI Umar Syihab, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin, Ahmad Syafi’ie Ma’arif, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj, dan sebagainya. Berikut Voa-Islam tampilkan pendapat mereka mengenai ajaran Syiah:

Ulama itu adalah Pewaris Nabi. Bagaimana mungkin Ulama dari MUI, NU, dan Muhammadiyyah disebut sebagai PEMBELA ALIRAN SESAT? Itu sama dengan menganggap Ulama tidak adil. MUI (Majelis Ulama Indonesia) adalah perwakilan Ulama dari seluruh ormas Islam terbesar di Indonesia (NU, Muhammadiyyah, DDII, Persis, dsb). NU adalah ormas Islam terbesar di Indonesia. Muhammadiyyah adalah ormas Islam terbesar ke2 di Indonesia. Bagaimana mungkin mereka meragukan keadilan PARA ULAMA tersebut?

Kepada siapa lagi kita bertanya kalau bukan kepada Ulama?

“..Bertanyalah kepada Ulama (Ahli Zikir) jika kamu tidak mengetahui” [An Nahl 43]

Khawarij pertama meragukan keadilan Nabi. Khawarij berikutnya menganggap Khalifah Ali tidak benar dan membunuhnya. Khawarij sekarang juga menuduh jumhur Ulama tidak adil bahkan ada yang membunuhnya juga seperti Syekh Al Buthi dan beberapa Ulama Aswaja lain di Suriah:


Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata: 
Seseorang datang kepada Rasulullah saw. di Ji`ranah sepulang dari perang Hunain. Pada pakaian Bilal terdapat perak. Dan Rasulullah saw. mengambilnya untuk diberikan kepada manusia. Orang yang datang itu berkata: Hai Muhammad, berlaku adillah! Beliau bersabda: Celaka engkau! Siapa lagi yang bertindak adil, bila aku tidak adil? Engkau pasti akan rugi, jika aku tidak adil. Umar bin Khathab ra. berkata: Biarkan aku membunuh orang munafik ini, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Aku berlindung kepada Allah dari pembicaraan orang bahwa aku membunuh sahabatku sendiri. Sesungguhnya orang ini dan teman-temannya memang membaca Alquran, tetapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka keluar dari Islam secepat anak panah melesat dari busurnya. (Shahih Muslim No.1761)
Baca selengkapnya di: sini


Nasehat terutama buat saya sendiri yang faqir ini:


“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [Al Maa-idah:8]
Baca selengkapnya di: sini


Nabi selalu berlaku adil. Saat ada yang dituduh, Nabi tak percaya begitu saja pada pelapor. Tapi tabayyun terhadap yang dituduh. Saat menjadi hakim, Nabi menanyakan masalah ke semua pihak yang bertikai secara adil. Mendengar dari saksi yang ADIL. Ada pun orang pembohong/pendusta, tidak boleh jadi saksi.


Bila dua orang yang bersengketa menghadap kamu, janganlah kamu berbicara sampai kamu mendengarkan seluruh keterangan dari orang kedua sebagaimana kamu mendengarkan keterangan dari orang pertama. (HR. Ahmad)

Hendaknya kita senantiasa menjadi orang yang senang membuat perdamaian. Karena ISLAM itu seakar dengan kata SALAM / DAMAI.



“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisik-bisikan mereka, kecuali bisik-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah atau berbuat ma`ruf, atau mengadakan perdamaian diantara manusia”. (An-Nisa: 114
)

Jangan mengadu-domba manusia agar saling bunuh dengan berita (baca: Fitnah) yang kita buat. Takutlah pada api neraka untuk orang yang gemar membuat fitnah dan mengadu domba:


“Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tidak dapat masuk surga seorang yang gemar mengadu domba.” (Muttafaq ‘alaih)

Allah Ta’ala berfirman: “Jangan pula engkau mematuhi orang yang suka mencela, berjalan membuat adu domba.” (al-Qalam: 11)
Baca selengkapnya di: sini

Sumber
Baca Selanjutnya

Hasil Investigasi Tim Sarkub Terkait Polemik ‘Khazanah Trans7′

Hasil KPI

Menanggapi aduan masyarakat dan berdasarkan pemantauan terhadap program Khazanah Islam Trans7 yang telah menyinggung perasaan mayoritas umat Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah di Indonesia, maka KPI mengambil langkah memanggil pihak ‘Khazanah Trans 7′ untuk mempertanggung jawabkan isi materi acara yg mereka bawakan bersama dengan Majelis Ulama Indonesia pada sore tadi, Rabu 17 April 2012 di Kantor KPI Pusat, Gedung Bapeten Lt. 6 Jl. Gajah Mada No, 8, Jakarta Pusat.
Tim Sarkub, melalui ketuanya KH. Thobary Syadzily mendapatkan undangan khusus untuk hadir berdialog dalam pertemuan tersebut. Beliau tidak datang sendirian, selain didampingi petinggi Sarkub Habib Musthofa bin Muhsin Al-Jufri (Jakarta), beliau juga ditemani oleh beberapa tokoh seperti Habib Fachry Djamalullail dari FPI, Ustadz Ansori Dahlan dari NU Pasuruan, dan para simpatisan Sarkub yang mewakili umat Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah yang ingin mengawal dialog antara MUI dengan tim Khazanah Trans 7 agar berjalan dengan lancar.

Didalam forum, KH Thobary Syadzily meminta Tim Khazanah agar mengakui ideologi aliran, mereka semua berikrar dan mengakui dengan sungguh-sungguh bahwa mereka adalah penganut Ahlussunnah wal Jama’ah, ahli tahli, ahli tawassul, ahli maulid dan ahli sholawat. Kecuali hanya dua orang dari pihak ‘Khazanah’ yang bermuka masam karena dia menolak dan tidak mau berikrar.

Mengenai tayangan-tayangan sebelumnya yang menyinggung Umat Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah, pihak Khazanah Trans 7 mengakui kesalahannya dan meminta maaf apabila di dalam penayangan program Khazanah berkaitan dengan Tawassul, Ziarah Kubur, dan Shalawat Nabi ada kesalahan baik narasi maupun visual yang menyinggung dan menyakiti ummat Islam di Indonesia khususnya Ahlussunnah Wal Jama’ah dan akan lebih berhati-hati lagi dalam membahas suatu masalah agama dalam penayangan di program Khazanah.
Mengenai keluhan tentang narator perempuan yang membacakan materi tayangan Khazanah, Trans 7 akan berusaha memperbaiki narator selaku pengisi suara di ‘Khazanah’ dengan orang yang lebih fasih bacaannya dari segi tajwidnya.

Dalam waktu dekat, selambat-lambatnya pada pertengahan Mei 2013, Khazanah Trans 7 akan menayangkan materi mengenai shalawat, tahlil, ziarah kubur, dan maulid. Selain itu, Trans 7 juga bersedia menayangkan tayangan agar dibongkarlah kesesatan Wahhabi, Syi’ah, Ahmadiyah dan aliran sesat lainnya. Pernyataan diatas disampaikan dihadapan salah seorang perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat.
Menurut produser Khazanah Trans 7, Ibu Dini, kedepannya mereka berencana akan menggandeng KH. Thobary Syadzily, Habib Fachry Djamalullail, MUI dan juga KPI agar tayangan Khazanah tidak menimbulkan keresahan dan gejolak umat Islam seperti saat ini.

Alhamdulillah! Tentu saja ini adalah kabar gembira bagi Umat Islam khususnya kaum Ahlussunnah Wal Jama’ah yang akhir-akhir sangat terganggu dengan tayangan Khazanah Trans 7 yang berpotensi menimbulkan pertentangan dan pertikaian horisontal antar Umat Islam sendiri.

Semoga hal ini menjadi pelajaran bagi para penentang Ahlussunnah Wal Jama’ah seperti kaum Wahhabi agar tidak mencoba-coba untuk mengusik ketenteraman Umat Islam dengan isu basi seputar bid’ah, syirik, sesat, dan penghakiman lainnya yang menyinggung perasaan Umat Islam khususnya kaum mayoritas Ahlussunnah Wal Jama’ah. Dan diharapkan kedepannya acara-acara serupa tidak akan terjadi lagi .

Salam Sarkub,
Oleh: Tim Sarkub
Petinggi Tim Sarkub KH. Thobary Syadzily dan Habib Musthofa Al-Jufri berfoto bersama Habib Fachry Djamalullail dan Ustadz Ansori Dahlan serta Komisioner KPI setelah berdialog dengan MUI dan Tim Khazanah Trans 7

Sumber
Baca Selanjutnya

KPI Pusat Memanggil Dirut dan Tim Khazanah Trans 7

Alhamdulillah, kabar gembira dan angin segar berhembus dari KPI Pusat terkait polemik acara Khazanah Trans 7 yang kontroversial. Acara ini mendapat banyak pengaduan dari masyarakat karena dianggap telah meresahkan dan menyalahkan amalan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama’ah. Diantara penyimpangan-penyimpangan yang ditayangkan dalam acara Khazanah tersebut antara lain adalah tentang pembagian tauhid menjadi 3 yang merupakan aqidah yang menyalahi aqidah umat Islam, menyalahkan sunnah ziarah Kubur, memutar balikan fakta sejarah shalawat Badar, menyebut lambang Bulan Bintang sebagai simbol penyembah dewa-dewi, menghina amalan umat Islam seperti Tahlil, Maulid, dan sebagainya serta menghina ajaran umat agama lain di luar Islam.
Menanggapi aduan masyarakat ini, Komisi Penyiaran Indonesia telah mengundang tim kreatif dan tim produksi Khazanah Trans 7 untuk mempertanggung jawabkan isi materi acara yg mereka bawakan yang dianggap telah meresahkan umat Islam di Indonesia. Diharapkan acara-acara seperti ini tidak lagi ditayangkan di televisi karena hanya membuat perpecahan diantara warga negara Indonesia dan umat Islam khususnya.
Berikut adalah kutipan surat dari KPI untuk Trans 7:
Kepada: Direktur Utama Trans 7 di Tempat
Dengan hormat,
Komisi Penyiaran Indonesia (”KPI”) Pusat berdasarkan kewenangan dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (”UU Penyiaran”), telah menerima pengaduan masyarakat serta melakukan pemantauan dan analisis atas Program Siaran “Khazanah” yang ditayangkan oleh stasiun Trans 7.
Sehubungan dengan hal di atas, kami mengundang Saudari beserta seluruh Tim Kreatif dan Tim Produksi “Khazanah” untuk melakukan dialog tentang program tersebut bersama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada:
Hari/Tanggal: Rabu, 17 April 2013
Waktu: pk. 15.00 WIB
Tempat: Kantor KPI Pusat, Gedung Bapeten Lt. 6 Jl. Gajah Mada No, 8, Jakarta Pusat.
Kami meminta Saudari beserta Tim untuk hadir memenuhi undangan dialog ini.
Atas perhatian dan kerjasamanya, kami sampaikan terima kasih.
1366155083991093358

Langkah baik KPI Pusat ini perlu disambut dengan suka cita dan umat Islam harus mengawal dialog antara MUI dengan tim Khazanah Trans 7 untuk memastikan keberhasilan jalannya dialog. Diharapkan acara-acara serupa tidak akan terjadi lagi. Selamat berjuang saudaraku untuk membendung pemahaman-pemahaman yang menyimpang dari ajaran Islam ahlussunnah.


Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh

Sumber
Baca Selanjutnya