كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ PECINTA RASULULLAH.COM menyajikan artikel-artikel faktual sebagai sarana berbagi ilmu dan informasi demi kelestarian aswaja di belahan bumi manapun Terimakasih atas kunjungannya semoga semua artikel di blog ini dapat bermanfaat untuk mempererat ukhwuah islamiyah antar aswaja dan jangan lupa kembali lagi yah

Minggu, 21 Oktober 2012

Dibalik kerajaan dinasti Saudi



Informasi terkini tentang kebijakan kerajaan dinasti Saudi dapat kita ketahui salah satunya dari http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/12/10/10/mbnqxp-saudi-hapus-israel-dari-daftar-musuh

***** awal kutipan *****
REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH — Kerajaan Arab Saudi dilaporkan menghapus rezin Zionis Israel dari daftar negara-negara yang menjadi musuh Negeri Petrodolar tersebut.

Situs berita Nahrain Net mengungkap kebijakan rezim Al Saud yang menghapus nama Israel dari daftar negara-negara musuh Saudi. Fars News, Selasa (9/10), melaporkan, selain menghapus Zionis Israel dari daftar musuh, Departemen Informasi Saudi memerintahkan media-media di negara tidak mempublikasikan artikel tentang bahaya Israel bagi kawasan Timur Tengah.

Menurut para pemerhati, departemen informasi Saudi menginstruksikan media-media negara itu untuk memusatkan perhatian ke Iran dan mempropagandakan Teheran adalah musuh pertama Riyadh dan negara-negara sekitar Teluk Persia sekutu Barat, bukan Tel Aviv.
***** akhir kutipan *****

Allah Azza wa Jalla telah berfirman yang artinya,

“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka. Dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui“. (QS Al Mujaadilah [58]:14 )

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya” , (QS Ali Imran, 118)

“Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata “Kami beriman”, dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari antaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): “Matilah kamu karena kemarahanmu itu”. Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati“. (QS Ali Imran, 119)

Hal tersebut mengingatkan kita kembali kepada awal berdirinya dinasti Saud

Kementerian Persemakmuran turun tangan dengan melobi Muhammad bin Sa’ud, emir Dir’iyah agar mau melindungi dan bergabung dengan Muhammad bin Abdul Wahab. Muhammad bin Sa’ud setuju. Maka terjalinlah kerja sama yang saling menguntungkan antara Amir Dir’iyah itu dengan Muhammad bin Abdul Wahab, sehingga dalam sekejap mata Muhammad bin Abdul Wahab mendapat pengikut yang amat banyak, dan pada 1738 Masehi, sekte Wahabi dimaklumkan (dideklarasikan).

Berkat Inggris, kekuasaan Muhammad bin Sa’ud sebagai seorang emir, meluas. Bahkan kemudian, pada 1744 Masehi, menjadi sebuah negara yang saat ini kita kenal dengan nama Saudi Arabia (nama ini diambil dari nama keluarga Muhammad bin Sa’ud, yakni Ali Sa’ud yang berarti keluarga Saudi).

Dir’iyah dijadikan sebagai ibukotanya, dan Muhammad Sa’ud menjadi emir (penguasa)-nya. Sedang Muhammad bin Abdul Wahab diangkat sebagai imamnya.

Berdasarkan kitab Tarikh Ali Sa’ud karya Ustadz Nashir as-Sa’id diketahui kalau Muhammad bin Sa’ud dapat dilobi Kementerian Persemakmuran, karena keluarga Muhammad bin Sa’ud berdarah Yahudi Arab, dan kita tahu Inggris termasuk salah satu negara di dunia yang dikuasai Yahudi melalui Zionis Internasional dengan Freemasonry sebagai salah satu anasirnya.

Ada dua keuntungan yang didapat Inggris dari peristiwa ini. Pertama, berhasil mendirikan sekte baru untuk memecah-belah Islam, dan dapat menyedot limpahan kekayaan negara yang terkandung dalam bumi Arab Saudi, khususnya cadangan minyak buminya. Hingga kini Saudi Arabia masih menjadi salah satu negara di Timur Tengah yang memiliki ‘hubungan sangat baik’ dengan Inggris , dan menganut paham Wahabi.

Kemudian sebagaimana yang telah disampaikan dalam tulisan pada http://mutiarazuhud.wordpress.com/2012/02/01/kerajaan-saudi-arabia/

Sebuah episode sejarah keemasan Turki saat dipimpin oleh Khalifah Sultan Abdul Hamid II di awal abad ke-20.

Saat itu Theodore Hertzl, pemimpin Gerakan Zionis Internasional, mendatangi Abdul Hamid untuk meminta agar Turki Utsmani mau membagi sebagian tanah Palestina untuk dijadikan negara Israel. Permintaan Hertzl ini disertai dengan bujuk rayu dan janji, jika keinginannya dituruti maka Turki dan juga Sultan Abdul Hamid II akan diberi hadiah sangat besar oleh gerakan Zionis Internasional.

Namun dengan sikap tegas Abdul Hamid mengusir Hertzl seraya berkata, “Turki tidak akan pernah sekali pun menyerahkan Tanah Palestina kepada kamu hai orang-orang Yahudi. Tanah Palestina bukanlah milik Turki, melainkan milik seluruh umat Islam dunia. Jangan bermimpi bisa menginjak Tanah Palestina selama saya masih hidup!”

Sebab itu, Hertzl dan para tokoh Zionis lainnya merancang suatu konspirasi untuk menghancurkan kekhalifahan Islam Turki Utsmani sehingga kekhalifahan ini benar-benar ambruk pada tahun 1924 dan Turki pun diubah menjadi negeri Sekuler.

Keberakhiran kekhalifahan pada dasarnya karena terpengaruh paham individualisme dalam skala negara (nasionalisme) yang dilancarkan oleh kaum Zionis Yahudi. Paham nasionalisme untuk memecah belah umat Islam atau upaya meruntuhkan Ukhuwah Islamiyah. Kita telah terpecah belah ke dalam beberapa wilayah atau negara atau kesatuan dalam negara (nation state) yang dikenal dengan propaganda nasionalisme. Salah satu hasutan kaum Zionis Yahudi adalah menumbuhkan nasionalisme Arab.

Secara perlahan namun pasti, lembaga-lembaga kajian Islam yang didirikan para orientalis Barat (kaum Zionis Yahudi) ini meracuni pemikiran umat Islam Turki. Para orientalis menjelek-jelekkan sistem Islam dan membangga-banggakan sistem nasionalisme. Dari sinilah lahir gerakan nasionalisme Arab.

Jenderal Allenby mengirim seorang perwira Yahudi Inggris bernama Edward Terrence Lawrence ke Hijaz untuk menemui para pemimpin di sana. TE. Lawrence ini diterima dengan sangat baik dan seluruh hasutannya di makan mentah-mentah oleh tokoh-tokoh Hijaz. Maka orang-orang dari Hijaz ini kemudian membangkitkan nasionalisme Arab dan mengajak tokoh-tokoh pesisir Barat Saudi untuk berontak terhadap kekuasaan kekhalifahan Turki Utsmaniyah.

Pada awal Perang Dunia I tahun 1914, Zionis Yahudi Inggris pada saat itu berupaya menjamin kekuasaannya di negara-negara Syam dan Irak dengan cara memfungsikan tiga pendekatan yang kontradiktif, pertama; negosiasi dengan Syarif Husain bin Ali dengan mendorongnya mendeklarasikan revolusi Arab, kedua; negosiasi dengan Prancis membahas masa depan Palestina dan negara- negara Syam, akhirnya mereka setuju pada satu kesepakatan yang dikenal dengan kesepakatan Sykes Picot

Agreement pada bulan Mei 1916 dengan memberikan sebagian besar wilayah-wilayah Irak Timur Jordan dan daerah Haifah di Palestina kepada Inggris, Prancis mendapatkan Lebanon dan Suriah dan Palestina menjadi wilayah dibawah kawasan internasional karena pertimbangan banyak pihak yang menghendaki pendudukan atas wilayah Palestina

Kata-kata Deklarasi ini kemudian digabungkan ke dalam perjanjian damai Sèvres dengan Turki Utsmani dan Mandat untuk Palestina. Deklarasi yang ditandatangani oleh Balfour ialah sebagai berikut

Deklarasi Balfour

Foreign Office

November 2nd, 1917

Dear Lord Rothschild,

I have much pleasure in conveying to you, on behalf of His Majesty’s Government, the following declaration of sympathy with Jewish Zionist aspirations which has been submitted to, and approved by, the Cabinet.

“His Majesty’s Government view with favour the establishment in Palestine of a national home for the Jewish pePLOe, and will use their best endeavours to facilitate the achievement of this object, it being clearly understood that nothing shall be done which may prejudice the civil and religious rights of existing non-Jewish communities in Palestine, or the rights and political status enjoyed by Jews in any other country.”

I should be grateful if you would bring this declaration to the knowledge of the Zionist Federation.

Yours sincerely,

Arthur James Balfour

Catatan tentang diskusi-diskusi yang menghasilkan teks akhir deklarasi Balfour ini menjelaskan beberapa rincian susunan kata-katanya. Frase “tanah air” secara disengaja digunakan sebagai pengganti “negara”, dan Inggris mencurahkan beberapa usaha pada dekade-dekade berikutnya untuk menyangkal bahwa mereka memaksudkan pembentukan suatu negara, termasuk Buku Putih Churchill, 1922. Namun demikian, secara pribadi, banyak pejabat Inggris setuju dengan interpretasi kaum Zionis bahwa hasil akhir yang diharapkan memang adalah sebuah negara.

Dalam sebuah wawancara dalam majalah New Statesman, pada November 2002 menteri luar negeri Inggris, Jack Straw tidak menyetujui penjajahan Inggris masa lalu atas banyak masalah politik modern, termasuk konflik Arab-Israel. Jack Straw mengungkapkan “Deklarasi Balfour, merupakan sejarah yang menarik buat kami, namun bukan sesuatu yang terhormat, karena disatu sisi Inggris memberikan janji kepada Palestina Untuk memberikan kemerdekan dan disisi lain Inggris memberikan jaminan kepada Israel untuk mendirikan negara di tanah Palestina“

Deklarasi Balfour adalah sebuah perjanjian yang paling aneh dan kontradiktif dengan kesepakatan kesepakatan lain, dimana dalam deklarasi ini Inggris berjanji untuk memberikan wilayah yang bukan miliknya bahkan wilayah tersebut belum dijajah Inggris, hal ini terjadi di saat Inggris mencapai puncak kejayaannya dengan mengklaim dirinya sebagai pembela nilai-nilai prinsip kemanusiaan.

Syarif Husain bin Ali sebagai Amir Mekah menolak untuk mengakui negara Israel. Sebagai Khadim Al Haramain atau ‘Penjaga Dua Kota Suci’, beliau tidak sanggup mengkhianati amanah yang diberikan oleh umat Islam dengan mengakui negara haram Israel yang didirikan di atas tanah kaum muslimin.

Beliau terpaksa membayar penolakan tersebut dengan harga yang sangat mahal yaitu kehilangan kedudukan sebagai Amir Mekah dan Raja Hijaz.

Dari buku berjudul “Api Sejarah”, karya Ahmad Mansur Suryanegara yang diterbitkan Salamadani Pustaka Semesta, cetakan I Juli 2009 halaman 167 dapat kita ketahui bahwa gerakan Zionisme dalam gerakan politiknya ada dua langkah kerjasama yakni

***** awal kutipan *****
1. Di Turki, dengan mendukung Kemal Pasha (Yahudi) menumbangkan kesultanan Turki, 1924 M untuk membebaskan Palestina dari kesultanan Turki

2. Di Arabia, bekerjasama dengan Raja Ibnu Saud , sekte Wahhabi.

Kerajaan Protestan Anglikan, Inggris berhasil menumbangkan kerajaan Arabia dari kekuasaan Raja Husein ataupun putra Raja Ali, Ahlus sunnah wal Jama’ah yang mengklaim batas wilayah Arabia meliputi Palestina dan Syiria bekas wilayah kekuasaan kesultanan Turki. Klaim atas kedua wilayah tersebut menjadikan Raja Husein dan putranya Raja Ali, dimakzulkan. Kemudian, kedua raja tersebut minta suaka di Cyprus dan Irak.

Kelanjutan dari kerjasama tersebut, Kerajaan Protestan Anglikan Inggris mengakui Abdul Aziz bin Saudi (sekte Wahabi) sebagai raja Kerajaan Saudi Arabia yang tidak mengklaim wilayah Palestina dan Syria sebagai wilayah Saudi Arabia.

Keberhasilan kedua kerjasama ini, memungkinkan berdirinya negara Israel, sesudah perang dunia II, 1939-1945M, tepatnya 15 Mei 1948

Kaum Wahabi adalah kaum yang mengikuti pemahaman ulama Muhammad bin Abdul Wahhab berasal dari Kabilah Banu Tamim dari Najdi, lahir 1115 H., wafat tahun 1206 H.
***** akhir kutipan *****

Hal sama dapat kita ketahui dari tulisan pada http://votreesprit.wordpress.com/2012/04/15/peran-lawrence-of-arabia-di-balik-berdirinya-kerajaan-saudi/

Berikut kutipannya

****** awal kutipan ******
Menurut logika yang sehat, seharusnyalah Kerajaan Saudi Arabia menjadi pemimpin bagi Dunia Islam dalam segala hal yang menyangkut keIslaman. Pemimpin dalam menyebarkan dakwah Islam, sekaligus pemimpin Dunia Islam dalam menghadapi serangan kaum kuffar yang terus-menerus melakukan serangan terhadap agama Allah SWT ini dalam berbagai bentuk, baik dalam hal Al-Ghawz Al-Fikri (serangan pemikiran dan kebudayaan) maupun serangan Qital.

Seharusnyalah Saudi Arabia menjadi pelindung bagi Muslim Palestina, Muslim Afghanistan, Muslim Irak, Muslim Pattani, Muslim Rohingya, Muslim Bosnia, Muslim Azebaijan, dan kaum Muslimin di seluruh dunia. Tapi yang terjadi dalam realitas sesungguhnya, mungkin masih jadi pertanyaan banyak pihak. Karena harapan itu masih jauh dari kenyataan.

Craig Unger, mantan deputi director New York Observer di dalam karyanya yang sangat berani berjudul “Dinasti Bush Dinasti Saud” (2004) memaparkan kelakuan beberapa oknum di dalam tubuh kerajaan negeri itu, bahkan di antaranya termasuk para pangeran dari keluarga kerajaan.

“Pangeran Bandar yang dikenal sebagai ‘Saudi Gatsby’ dengan ciri khas janggut dan jas rapih, adalah anggoa kerajaan Dinasti Saudi yang bergaya hidup Barat, berada di kalangan jetset, dan belajar di Barat. Bandar selalu mengadakan jamuan makan mewah di rumahnya yang megah di seluruh dunia. Kapan pun ia bisa pergi dengan aman dari Arab Saudi dan dengan entengnya melabrak batas-batas aturan seorang Muslim. Ia biasa minum Brandy dan menghisap cerutu Cohiba, ” tulis Unger.

Bandar, tambah Unger, merupakan contoh perilaku dan gaya hidup sejumlah syaikh yang berada di lingkungan kerajaan Arab Saudi. “Dalam hal gaya hidup Baratnya, ia bisa mengalahkan orang Barat paling fundamentalis sekali pun. ”

Bandar adalah putera dari Pangeran Sultan, Menteri Pertahanan Saudi. Dia juga kemenakan dari Raja Fahd dan orang kedua yang berhak mewarisi mahkota kerajaan, sekaligus cucu dari (alm) King Abdul Aziz, pendiri Kerajaan Saudi modern.

Bukan hanya Pangeran Bandar yang begitu, beberapa kebijakan dan sikap kerajaan terakdang juga agak membingungkan. Siapa pun tak kan bisa menyangkal bahwa Kerajaan Saudi amat dekat—jika tidak bisa dikatakan sekutu terdekat—Amerika Serikat. Di mulut, para syaikh-syaikh itu biasa mencaci maki Zionis-Israel dan Amerika, tetapi mata dunia melihat banyak di antara mereka yang berkawan akrab dan bersekutu dengannya.

Barangkali kenyataan inilah yang bisa menjawab mengapa Kerajaan Saudi menyerahkan penjagaan keamanan bagi negerinya—termasuk Makkah dan Madinah—kepada tentara Zionis Amerika.

Bahkan dikabarkan bahwa Saudi pula yang mengontak Vinnel Corporation di tahun 1970-an untuk melatih tentaranya, Saudi Arabian National Guard (SANG) dan mengadakan logistik tempur bagi tentaranya. Vinnel merupakan salah satu Privat Military Company (PMC) terbesar di Amerika Serikat yang bisa disamakan dengan perusahaan penyedia tentara bayaran.

Ketika umat Islam dunia melihat pasukan Amerika Serikat yang hendak mendirikan pangkalan militer utama AS dalam menghadapi invasi Irak atas Kuwait beberapa tahun lalu, maka hal itu tidak lepas dari kebijakan orang-orang yang berada dalam kerajaan tersebut.

Langkah-langkah mengejutkan yang diambil pihak Kerajaan Saudi tersebut sesungguhnya tidak mengejutkan bagi yang tahu latar belakang berdirinya Kerajaan Saudi Arabia itu sendiri. Tidak perlu susah-sudah mencari tahu tentang hal ini dan tidak perlu membaca buku-buku yang tebal atau bertanya kepada profesor yang sangat pakar.

Pergilah ke tempat penyewaan VCD atau DVD, cari sebuah film yang dirilis tahun 1962 berjudul ‘Lawrence of Arabia’ dan tontonlah. Di dalam film yang banyak mendapatkan penghargaan internasional tersebut, dikisahkan tentang peranan seorang letnan dari pasukan Inggris bernama lengkap Thomas Edward Lawrence, anak buah dari Jenderal Allenby (jenderal ini ketika merebut Yerusalem menginjakkan kakinya di atas makam Salahuddin Al-Ayyubi dan dengan lantang berkata, “Hai Saladin, hari ini telah kubalaskan dendam kaumku dan telah berakhir Perang Salib dengan kemenangan kami!”).

Film ini memang agak kontroversial, ada yang membenarkan namun ada juga yang menampiknya. Namun produser mengaku bahwa film ini diangkat dari kejadian nyata, yang bertutur dengan jujur tentang siapa yang berada di balik berdirinya Kerajaan Saudi Arabia.

Konon kala itu Jazirah Arab merupakan bagian dari wilayah kekuasaan Kekhalifahan Turki Utsmaniyah, sebuah kekhalifahan umat Islam dunia yang wilayahnya sampai ke Aceh. Lalu dengan bantuan Lawrence dan jaringannya, suatu suku atau klan melakukan pemberontakan (bughot) terhadap Kekhalifahan Turki Utsmaniyah dan mendirikan kerajaan yang terpisah, lepas, dari wilayah kekhalifahan Islam itu.

Bahkan di film itu digambarkan bahwa klanSaud dengan bantuan Lawrence mendirikan kerajaan sendiri yang terpisah dari khilfah Turki Utsmani. Sejarahwan Inggris, Martin Gilbert, di dalam tulisannya “Lawrence of Arabia was a Zionist” seperti yang dimuat di Jerusalem Post edisi 22 Februari 2007, menyebut Lawrence sebagai agen Zionisme.

Sejarah pun menyatakan, hancurnya Kekhalifahan Turki Utsmani ini pada tahun 1924 merupakan akibat dari infiltrasi Zonisme setelah Sultan Mahmud II menolak keinginan Theodore Hertzl untuk menyerahkan wilayah Palestina untuk bangsa Zionis-Yahudi. Operasi penghancuran Kekhalifahan Turki Utsmani dilakukan Zionis bersamaan waktunya dengan mendukung pembrontakan Klan Saud terhadap Kekalifahan Utsmaniyah, lewat Lawrence of Arabia.

Entah apa yang terjadi, namunhingga detik ini, Kerajaan Saudi Arabia, walau Makkah al-Mukaramah dan Madinah ada di dalam wilayahnya, tetap menjadi sekutu terdekat Amerika Serikat. Mereka tetap menjadi sahabat yang manis bagi Amerika.

Selain film ‘Lawrence of Arabia’, ada beberapa buku yang bisa menggambarkan hal ini yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Antara lain:

Wa’du Kissinger (Belitan Amerika di Tanah Suci, Membongkar Strategi AS Menguasai Timur Tengah, karya DR. Safar Al-Hawali—mantan Dekan Fakultas Akidah Universitas Ummul Quro Makkah, yang dipecat dan ditahan setelah menulis buku ini, yang edisi Indonesianya diterbitkan Jazera, 2005)

Dinasti Bush Dinasti Saud, Hubungan Rahasia Antara Dua Dinasti Terkuat Dunia (Craig Unger, 2004, edisi Indonesianya diterbitkan oleh Diwan, 2006)

Timur Tengah di Tengah Kancah Dunia (George Lenczowski, 1992) History oh the Arabs (Philip K. Hitti, 2006)

Sebab itu, banyak kalangan yang berasumsi bawah berdirinya Kerajaan Saudi Arabia adalah akibat “pemberontakan” terhadap Kekhalifahan Islam Turki Utsmani dan diback-up oleh Lawrence, seorang agen Zionis dan bawahan Jenderal Allenby yang sangat Islamofobia. Mungkin realitas ini juga yang sering dijadikan alasan, mengapa Arab Saudi sampai sekarang kurang perannya sebagai pelindung utama bagi kekuatan Dunia Islam, wallahu a’lam. (Rz)
***** akhir kutipan ******

Para ulama di wilayah kerajaan dinasti Saudi diam membisu melihat perilaku penguasa kerajaan dinasti Saudi

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Barang siapa melihat kemungkaran, maka hendaknya ia merubah dengan tangannya, jika tidak mampu, maka hendaknya merubah dengan lisannya, jika tidak mampu, maka dengan hatinya. Dan yang demikian itulah selemah-lemahnya iman”. (HR. Muslim)

Para ulama di wilayah kerajaan dinasti Saudi tidak dapat berbuat banyak dengan sistem pemerintahan dalam bentuk kerajaan.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda: “Barangsiapa memilih seseorang menjadi pemimpin untuk suatu kelompok, yang di kelompok itu ada orang yang lebih diridhai Allah dari pada orang tersebut, maka ia telah berkhianat kepada Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman.” (HR. Hakim)

Dari Ummu Salamah radliallahu ‘anha berkata, telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “akan terjadi sesudahku para penguasa yang kalian mengenalinya dan kalian mengingkarinya. Barangsiapa yang mengingkarinya maka sungguh ia telah berlepas diri. Akan tetapi siapa saja yang ridha dan terus mengikutinya (dialah yang berdosa, pent.).” Maka para sahabat berkata : “Apakah tidak kita perangi saja mereka dengan pedang?” Beliau menjawab : “Jangan, selama mereka menegakkan shalat bersama kalian.” (HR. Muslim dalam Shahih-nya).

Jelaslah bagi siapa yang ridha dan terus mengikuti pempimpin yang buruk maka mereka pun turut berdosa.

Sistem kerajaan adalah mengikuti khalifah Muawiyah ra padahal Khulafaur Rasyidin mencontohkan sistem pemilihan berdasarkan permusyawaratan dan perwakilan atau ahlu a-halli wa al-‘aqdi yang merupakan sistem demokrasi berdasarkan perwakilan yang berkompetensi dan terpercaya untk bermusyawarah dan bermufakat.

Ketika Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam akan wafat, Nabi tidak berwasiat apa-apa, baik kepada salah seorang karib, atau kepada sahabat-sahabat yang lain, tentang siapa yang akan jadi Khalifah pengganti Nabi. Persoalan yang besar ini beliau serahkan kepada musyawarah ummat Islam.

Setelah Nabi wafat, berkumpullah orang Muhajirin dan Anshar di Madinah, guna bermusyawarah siapa yang akan dibaiat (diakui) jadi Khalifah. Orang Anshar menghendaki agar Khalifah itu dipilih dari golongan mereka, mereka mengajukan Sa’ad bin Ubadah. Kehendak orang Anshar ini tidak disetujui oleh orang Muhajirin. Maka terjadilah perdebatan diantara keduanya, dan hampir terjadi fitnah diantara keduanya.

Sayyidina Abu Bakar ra segera berdiri dan berpidato menyatakan dengan alasan yang kuat dan tepat, bahwa soal Khalifah itu adalah hak bagi kaum Quraisy, bahwa kaum Muhajirin telah lebih dahulu masuk Islam, mereka lebih lama bersama bersama Rasulullah, dalam Al-Qur’an selalu didahulukan Muhajirin kemudian Anshar.

Khutbah Abu Bakar ini dikenal dengan Khutbah Hari Tsaqifah, setelah khutbah ini ummat Islam serta merta membai’at Abu Bakar, didahului oleh Umar bin Khattab, kemudian diikuti oleh para sahabat yang lain.

Adapun Abu Bakar Siddiq adalah sahabat nabi yang tertua yang amat luas pengalamannya dan amat besar ghirahnya kepada agama Islam. Dia adalah seorang bangsawan Quraisy, berkedudukan tinggi dalam kaumnya, hartawan dan dermawan. Jabatannya dikala Nabi masih hidup, selain dari seorang saudagar yang kaya, diapun seorang ahli nasab Arab dan ahli hukum yang jujur. Dialah yang menemani Nabi ketika hijrah dari Makkah ke Madinah. Dia telah merasakan pahit getirnya hidup bersama Rasulullah sampai kepada hari wafat beliau. Dialah yang diserahi nabi menjadi imam sembahyang ketika beliau sakit. Oleh karena itu, ummat Islam memandang dia lebih berhak dan utama menjadi Khalifah dari yang lainnya.

Jelaslah apa yang telah dicontohkan bahwa pemilihan berdasarkan permusyawarahan dan diwakili oleh orang-orang berkompeten untuk memilih.

Lalu timbul pertanyaan bagaimana dengan Mu’awiyah yang sempat bersama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan merupakan salah satu penulis wahyu, menetapkan khalifah penggantinya yaitu Yazid anaknya sendiri ?.

Umat Islam ketika itu telah bersentuhan dengan peradaban Persia dan Bizantium. Oleh karena itu, Muawiyyah juga bermaksud meniru suksesi kepemimpinan yang ada di Persia dan Bizantium, yaitu Monarki (kerajaan).

Akan tetapi, gelar pemimpin pusat tidak di sebut raja (malik), mereka tetap menggunakan gelar khalifah dengan makna konotatif yang di perbaharui.

Pada zaman khalifah empat, khalifah (pengganti) yang dimaksudkan adalah khalifah Rasul Saw. Sebagi pemimpin masyarakat; sedangkan pada zaman Bani Umayyah, yang dimaksud dengan khalifah adalah khalifah Allah (Khalifah Allah), pemimpin atau penguasa yang di angkat oleh Allah ta’ala.

Langkah awal dalam rangka memperlancar pengangkatan Yazid sebagai penggantinya adalah menjadikan Yaizid Ibn Muawiyyah sebagi putra mahkota (tahun 53 H).

Penunjukkan Yazid sebagai putra mahkota telah melahirkan reaksi dari masyrakat. Proses terjadi dimasyarakat karena Muawiyyah telah mengubah sistem suksesi peminpin; di samping itu, pengangkatan Yazid sebagai pengganti Muawiyyah berarti telah terjadi pelanggaran perjanjian antara Muawiyyah dengan Hasan Ibn Ali sa.

Ketika Yazid naik tahta, sejumlah tokoh terkemuka di Madinah menolak melakukan bai’at. Akan tetapi, Muawiyyah berhasil memaksa mereka untuk melakukan bai’at. Dua tokoh yang tidak berhasil dipaksa melakukan bai’at adalah Husain Ibn Ali dan Abd Allah Ibn Zuabair.

Jadi apa yang dilakukan dan dicontohkan oleh Muawiyyah membentuk kepemimpinan pemerintahan dengan sistem kerajaan meniru peradaban Persia dan Bizantium. Seharusnya apa yang kurang baik tidak perlu lagi diteladani untuk masa kini dan kembali mencontoh apa yang telah dicontohkan oleh Khulafaur Rasyidin pemilihan berdasarkan permusyawaratan dan diwakili oleh orang-orang berkompeten untuk memilih atau yang disebut ahlu a-halli wa al-‘aqdi

Begitupula landasan hukum di negara kita yang disepakati oleh para ulama dan umaro adalah demokrasi Pancasila yakni demokrasi berdasarkan ketuhanan, kemanusiaan dan berdasarkan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.

Hal yang dimaksud oleh ulama-ulama kita dahulu yang ikut mendirikan negara kita dalam menetapkan sila ke 4 dari Pancasila yakni “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan” adalah memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang berkompeten dan dipercayai untuk melaksanakan musyawarah untuk suatu mufakat. Namun dalam perkembangannya di negara kita, orang-orang kemudian merubahnya menjadi demokrasi sebebas-bebasnya, tidak ada bedanya antara pemilih yang jahat dengan pemilih yang baik, (semua satu suara) dalam menetapkan Presiden dan Wakil presiden, Kepala Pemerintahan Daerah seperti Gubernur dan Bupati.

Wassalam


Zon di Jonggol, Kabupaten Bogor 16830
Baca Selanjutnya

Wahabi /Manhaj salaf palsu menipu umat atas nama al-Hafizd Ibnu Rajab al-Hanbali




by Shofiyyah An-Nuuriyyah

Inilah salah satu bukti kecurangan dan penipuan wahabi yang sangat licik..

Wahabi /Manhaj salaf palsu menipu umat atas nama al-Hafizd Ibnu Rajab al-Hanbali

Ketika wahabi / manhaj salaf palsu berhujjah menolak riwayat takwilan imam Ahmad bin Hanbal pada salah satu ayat shifat, mereka membawakan ucapan al-Hafidz Ibnu Rajab al-Hanbali dalam kitabnya Fathul Bari syarh Sahih Bukhari halaman 367-368,

yang seolah-olah Ibnu Rajab mengatakan riwayat takwil imam Ahmad itu musykil dan sanadnya tidak tsabit / kuat.

Berikut nukilan Ibnu Rajab dalam kitab Fathul Barinya yang dibawakan wahabi sebagai hujjah :

وهذه رواية مشكلة جداً ، ولم يروها عن أحمد غير حنبل ، وهو ثقة ، إلا أنه يهم أحيانا ، وقد اختلف متقدمو الأصحاب فيما تفرد به حنبل عن أحمد: هل تثبت به رواية عنه أم لا ؟

Riwayat ini sangatlah rumit dan tidak meriwayatkannya seorang pun selain Hanbal, walaupun ia tsiqah akan tetapi ia terkadang sedikit wahm. Telah berbeda pendapat para ulama terdahulu tentang tafarrud (riwayat menyendiri)-nya dari imam Ahmad,
apakah riwayatnya tsabit (kuat) atau tidak “. (Fathul Bari syrh Sahih Bukhari, Ibnu Rajab : Juz 2 halaman 368)

Bisa dicek nukilan ulama wahabi penipu ini di situs berikut :

1. http://islamport.com/w/amm/Web/2571/13893.htm
2. http://www.osalaf.com/vb/archive/index.php/t-91.html
3. http://www.startimes.com/f.aspx?t=24404600

Juga ada di salah satu kitab ulama wahabi karya Faiz Ahmad Habis salah satu dosen di Universitas Malik Abdul Aziz Jeddah.

Jawaban :

Benarkah komentar Ibnu Rajab tsb menyinggung masalah Takwil imam Ahmad bin Hanbal ??

Ternyata setelah kita cek di kitab Fathul Bari Ibnu Rajab sendiri, komentar beliau tersebut bukanlah membahas atau menyinggung tentang takwilan imam Ahmad, melainkan sedang membahas bab sholat, jika pakaiannya sempit.

Simak redaksi aslinya berikut ini :

وقال حنبل : قيل لأبي عبد الله – يعني أحمد -: الرجل يكون عليه الثوب اللطيف لا يبلغ أن يعقده ، ترى أن يتزر به ويصلي ؟ قال : لا أرى ذلك مجزئا عنه ، وإن كان الثوب لطيفاً صلَّى قاعداً وعقده مِن ورائه ، على ما فعل أصحاب النبي -صلى الله عليه وسلم- (في الثوب الواحد) . وهذه رواية مشكلة جداً ، ولم يروها عن أحمد غير حنبل ، وهو ثقة ، إلا أنه يهم أحيانا ، وقد اختلف متقدمو الأصحاب فيما تفرد به حنبل عن أحمد: هل تثبت به رواية عنه أم لا ؟
ولكن اعتمد الأصحاب على هذه الرواية ، ثم اختلفوا في معناها : فقال القاضي أبو يعلى ومن اتبعه: من وجد ما يستر به منكبيه أو عورته ولا يكفي إلا أحدهما فإنه يستر عورته ، ويصلي جالسا ؛ لأن الجلوس بدل عن القيام ، ويحصل به ستر العورة ، فيستر بالثوب اللطيف منكبيه حيث لم يكن له بدل

“ Hanbal berkata : “ Ditanyakan kepada Abu Abdillah yaitu imam Ahmad ; Seseorang memakai pakaian tipis dan tidak sampai diikatnya, apakah engkau berpendapat ia boleh memakainya dan sholat ? “ beliau menjawab : “ Aku berpendapat tidak boleh, jika pakaiannya tipis, maka ia sholat dengan cra duduk dan mengikatnya dari belakang sebagaimana dilakukan oleh para sahabat Nabi Saw (di dalam satu baju) “. Riwayat ini sangatlah rumit dan tidak meriwayatkannya seorang pun selain Hanbal, walaupun ia tsiqah akan tetapi ia terkadang sedikit wahm. Telah berbeda pendapat para ulama terdahulu tentang tafarrud (riwayat menyendiri)-nya dari imam Ahmad, apakah riwayatnya tsabit (kuat) atau tidak “.
====================

Dalam redaksi tersebut sangatlah jelas, bahwa yang sedang dibahas bukanlah tentang penakwilan imam Ahmad pada ayat mutasyabihat akan tetapi pembahasan tentang bab sholat. Sungguh hal ini adalah penipuan nyata yang sangat buruk yang telah mereka lakukan demi mencari pembenaran.

Di samping itu, mereka selain berdusta atas nama imam Ahmad dengan cara menipu, mereka juga berusaha membuat pengkaburan fakta dengan menukil-nukil secara septong-potong agar membuat kesan bahwa periwayatan imam Hanbal tidaklah tsiqah.

Mereka tidak menukil lanjutan redaksi dalam kitab tersebut yang tertulis :

ولكن اعتمد الأصحاب على هذه الرواية ، ثم اختلفوا في معناها : فقال القاضي أبو يعلى ومن اتبعه: من وجد ما يستر به منكبيه أو عورته ولا يكفي إلا أحدهما فإنه يستر عورته ، ويصلي جالسا.

“ Akan tetapi para ulama Hanabilah memegang kuat riwayat tersebut, kemudian berbeda pendapat tentang maknanya; Al-Qadhi Abu Ya’la dan ulam yang mengikutinya berkata “ Orang yang menukan pakaian yang menutup kedua pundak atau auratnya akan tetapi tidak mencukupi salah satunya, maka ia gunakan untuk menutupi auratnya saja dan sholat dengan cara duduk. "
====================

Terlihat nyata, mereka sudah menipu pembaca dengan riwayat yang sengaja disalah tempatkan, juga mereka menipu pembaca dengan membuang lanjutan redaksi tersebut tentang pembahasan bab Sholat.

Sebuah penibuan yang nyata dan Allah-lah yang akan menghisap perbuatan kalian tersebut di hari perhitungan kelak.
Oleh sebab itu berhati-hatilah wahai saudaraku dari sekte manhaj salaf palsu ini, demi menutup-nutupi kesesatan ajaran mereka, apapun mereka lakukan walaupun berdusta atas nama ulama….
Perjuangkan terus manhaj salaf shaleh, jauhi bid’ah dholalah salafi-wahabi si manhaj salaf palsu…

Fote note:

Bukti tambahan fitnah wahabi/salafi dibeberapa situs mereka mudah-mudahan belum mereka hapus :

1. http://islamport.com/w/amm/Web/2571/13893.htm
2. http://www.osalaf.com/vb/archive/index.php/t-91.html
3. http://www.startimes.com/f.aspx?t=24404600

4. http://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?s&threadid=3557
Baca Selanjutnya

Kamis, 18 Oktober 2012

Bukti Terkini Wahabi menghancurkan makam sahabat Nabi di mesir (Saidina ‘Uqbah Bin ‘Amir Ra.) dan libya (Saidina Zuhair bin Qais Ra.)

( Makam Saidina ‘Uqbah Bin RA )
( Kubah Makam Saidina ‘Uqbah Bin ‘Amir RA )

Tahukah anda baru-baru ini Wahhabi menghancurkan dan membakar makam sahabat nabi yg terkenal bernama Saidina ‘Uqbah Bin ‘Amir di kawasan Al-Buhairah di Mesir
dan Makam Saidina Zuhair bin Qais Ra di libya karena dianggap tempat kesyirikan? Lihat buktinya dua foto diatas dan foto dibawah ini.

 

(Makam Saidina Zuhair bin Qais ‘Amir Ra.)


(Makam Saidina Zuhair bin Qais Ra sebelum dibom wahabi.)


(Makam Saidina Zuhair bin Qais Ra sesudah dibom wahabi)


(Makam Saidina Zuhair bin Qais Ra sesudah dibom wahabi)


(Jasad Saidina Zuhair bin Qais Ra masih utuh setelah dimakamkan kurang lebih 1400 tahun)

Melengkapi serangkaian kejahatan dan vandalisme serta perusakan oleh kelompok bersenjata gerakan ekstremis Wahhabi terus berlanjut untuk menanamkan rasa takut kedalam hati oran-orang beriman, dan hal ini terus berkelanjutan dengan penghancuran pada setiap masjid atau sebuah makam milik para sahabat Rasulullah saw, dan apa saja yang masih tersisa kecuali makam Maulaya usman, dan Abu Bakar assSiddiq, serta usman bin Affan, Radhiallah Anhum.

Adapun hari ini, adalah masjid Sahabat Nabi di Kota Derna-libya, pada dini hari senin pagi sebuah ledakan kuat mengakibatkan makam sohabi zuhair bin qais albalawi meledak, akibat dari ledakan itu makam-makam di sekitar rusak parah berhamburan tanah dan batu di tengah pusat masjid, padahal masjid sahabat di anggap paling penting dalam warisan pelajaran-pelajaran islam yang mampu membuat kota derna terkenal sejak lama.

Sahabat yang agung Sayidina Zuhair bin Qais albalawi RA, adalah panglima rombongan pasukan dalam membuka islam di libya pada masa itu. namun tangan-tangan jahat dari gerakan wahhabi telah menghancurkan makamnya, sasaran mereka bukan hanya makam-makam itu saja, tetapi juga menargetkan aqidah-aqidah manusia yang berada di dalam lingkaran orang sholih, serta menebarkan keyakinan bahwa kuburan sahabat itu adalah murni kemusyrikan dan kerusakan.-wal iyadzu billah- menurut saksi mata, tampaknya ledakan itu di sebabkan oleh sebuah shell “RBJ anti bunker”, atau di sebabkan oleh jumlah bahan peledak yang cukup besar “bom TNT”. Karena suara ledakan sangat keras dan tinggi, dan telah benar-benar meledak hingga rata dengan tanah. Allah maha mengetahui dan maha  bijaksana



Sumber:

http://www.sarkub.com/2012/sekte-wahabi-bom-makam-sahabat-nabi-saw/

http://www.azahera.net/showthread.php?t=7740


http://naseemalsham.com/ar/Pages.php?page=readviestor&pg_id=34713&page1=1

http://alsunna.org/aalwahaabyah-aalqrnyah-tfjr-qbr-aalssHaaby-zhyr-bn-qys-wa-jsdh-yDhhr-lleyaan.html

http://www.sunnaforum.com/threads/wahhabis-dare-attack-graves-of-companions-this-morning.2015/

Baca Selanjutnya

Detik-detik Terindah Menjelang Wafatnya Sayyid Muhamad bin Alawy Al Maliki Al Hasani



Anak Cucu NabiKisah ini dituturkan oleh Habib Hamid bin Zaid bin Muhsin bin Salim Al-Aththas dari Indonesia saat terakhir kali bersama Sayyid Muhammad Al-Maliki.

    …. Hamid bi Zaid pernah menempuh pendidikan di Pesantren Darul Mustafa dan telah menikah dengan adik perempuan istri Sayyid Muhammad Al-Maliki. Seminggu sebelum Ramadhan 1425 H, Habib Hamid menerima telepon dari Sayyid Muhammad Al-Maliki di Mekah dan memintanya supaya datang ke Mekah untuk umrah dan menemuinya.
    Habib Hamid memenuhi undangan tersebut dan bersama istrinya segera mempersiapkan segala keperluan untuk keberangkatannya. Tiket dan visa sudah diurus oleh biro perjalanan yang ditunjuk Abuya (panggilan hormat untuk Sayyid Muhammad Al-Maliki).

    “Saya hanya mengurus paspor. Seluruh biaya juga ditanggung Abuya.” Kata Habib Hamid.

Hari kedua Ramadhan, ceritanya, Sayyid Muhamad Al-Maliki kembali meneleponnya. Beliau meminta Habib Hamid untuk segera terbang ke Mekah. “Kamu harus cepat menyelesaikan urusanmu, segeralah terbang ke Mekah.” Kata Sayyid Muhammad Al-Maliki terkesan agak cemas. Hari keempat Ramadhan, kembali beliau menelepon untuk memastikan Habib Hamid dan istrinya jadi berangkat. “Ketika itu Abuya bilang agar saya langsung saja terbang ke Madinah untuk berziarah ke Makam Rasulullah saw dan shalat di Masjid Nabawi. Sekali lagi, saat itu, beliau meminta agar secepatnya sampai di Mekah.”
Tepat pada 5 Ramadhan 1425 H, Habib Hamid dan istri terbang menuju Madinah. Di bandar udara, dijemput oleh salah seorang murid Sayyid Muhammad Al-Maliki dan membawanya ke hotel yang telah disediakan. Dua hari di Madinah, kemudian terbang ke Mekah. “Saya sampai di Mekah pada tanggal 8 Ramadhan dan langsung istirahat di hotel yang disediakan Abuya. Sorenya baru dijemput oleh Habib Isa bin Abdul Qadir, salah satu murid beliau untuk menemui orang yang paling saya kagumi, Sayyid Muhammad Al-Maliki Al-Hasani. Sungguh tegang dan jantung berdetak lebih keras dari biasanya.

“Sore itu, seusai sholat Asar, Abuya menerima Habib Hamid di ruang kerjanya. “Beliau memelukku, mengucap selamat datang dan bertanya kabar teman dan muridnya di Indonesia, seperti Habib Abdurrahman Assegaf ( Bukit Duri ), Habib Abdullah Al-Kaf, K.H Abdullah Faqih ( Langitan ) dan ulama lainnya. Saya jawab semua baik-baik saja. Setelah itu saya kembali ke hotel. Beliau pesan, agar nanti berbuka puasa bersama dengannya.”
Ketika saat berbuka puasa hampir tiba, utusan Sayyid Muhammad Al-Maliki menjemput Habib Hamid. “Hamid, apa yang kau bawa dari Indonesia.” Tanya Abuya tiba-tiba, saat Habib Hamid masuk ke ruang kerjanya.
“Saya membawa dodol durian kesukaan Abuya!” jawab Habib Hamid.

Wajah Sayyid Muhammad Al-Maliki tampak gembira sekali. Beliau langsung membagikan oleh-oleh itu kepada teman-teman dan muridnya yang ada disitu. Beliau juga langsung mencicipinya, kebetulan saat buka puasa tiba.
“Ada titipan lagi buat saya?” tanya Abuya lagi.
“Ya, saya membawa buah mangga dan kelengkeng”
Dahi Abuya berkerut. “Kelengkeng? Buah apa itu ?” tanya beliau.
Habib Hamid menjelaskan buah kelengkeng dan meminta beliau mencobanya. “Abuya tampak suka sekali buah itu, dan memakannya sampai menjelang shalat isya” tutur Habib Hamid.
Malam itu, tepat malam tanggal 9 Ramadhan 1425 H, Habib berkesempatan shalat isya dan tarawih berjamaah bersama Sayyid Muhammad Al-Maliki. Saat itu ikut berjamaah beberapa ulama dari Turki, Mesir dan beberapa negara lain. Tiba-tiba Sayyid Muhamad Al-Maliky memanggil Habib Hamid.

“Hamid bin Zaid, kamu jadi imam Tarawih!” kata Sayyid Muhammad Al-Maliki.
Habib Hamid tidak merasa namanya yang dipanggil, sebab ia merasa tidak mungkin ditunjuk menjadi imam. Sementara di situ banyak ulama besar yang pasti lebih layak menjadi imam shalat tarawih. Sekali lagi Sayyid Muhammad Al-Maliki memanggil Habib Hamid.”Hamid bin Zaid, kamu yang akan menjadi imam.”
(“Sulit dipercaya, saya yang masih muda ini ditunjuk menjadi imam. Sementara di belakang saya ada Abuya dan ulama-ulama besar yang disegani. Sungguh, saya gemetar. Membaca surah Al-Fatihah yang biasanya lancar di luar kepala pun, menjadi terasa sanagt sulit. Alhamdulillah…..saya mampu melewati ujian berat itu dengan baik, meskipun harus gemetaran.”)
Selesai shalat tarawih, Sayyid Muhammad Al-Maliki membaca shalawat dan qasidah. “Menurut murid-muridnya, setiap Ramadhan, seusai shalat, beliau selalu membaca Qasidah Sayyidah Khadijah Al-Kubra. Beliau juga sering berziarah ke makam istri pertama Nabi saw bersama keluarganya. Sebelum meninggalkan masjid, beliau memanggil dan menyuruh saya umrah malam itu juga.”
“Sebelum saya berangkat umrah, Abuya sempat menanyakan keadaan Indonesia. Beliau ingin berkunjung ke Indonesia, bertemu dengan para ulama dan murid-muridnya. Tapi waktunya belum tepat, beliau bilang, kesibukan menulis buku dan pertemuan dengan para ulama Mekah, sangat menyita waktunya.”

Pada 10 Ramadhan, kembali Abuya memanggil Habib Hamid untuk shalat tarawih bersama dan untuk kedua kalinya menyuruhnya umrah. “Ajaklah istrimu untuk umrah dan kembalilah untuk shalat shubuh berjamaah, pesan Abuya sebelum saya berangkat umrah. Saya pun berpamitan sambil meminta izin untuk pergi ke Jeddah, sekadar silaturrahmi ke saudara-saudara istri saya. Abuya hanya memberi izin dengan isyarat tangan dan wajah menunduk. Saya merasa, beliau tidak ingin mengizinkan saya pergi, tapi juga tidak ingin mencegah. Saya akhirnya memutuskan untuk tidak pergi ke Jeddah.”

Pagi hari tanggal 11 Ramadhan, Habib Hamid shalat Subuh bersama bersama Sayyid Muhamad Al-Maliki.  Beliau terkejut saat saya berada di sampingnya.
“Kamu tidak jadi pergi ke Jeddah?” tanyanya.
“Tidak Abuya” sahut Habib Hamid.
“Bagus!” jawab Abuya sambil memeluknya.

Malamnya, seperti hari sebelumnya, Habib Hamid berjamaah shalat tarawih yang diakhiri dengan membaca qasidah Sayyidah Khadijah Al-Kubra. Malam itu juga, Habib Hamid mendapat perintah Sayyid Muhammad Al-Maliki untuk umrah yang ketiga kalinya.
“Pada 12 Ramadhan, selesai shalat Isya, Abuya menyuruhku untuk umrah yang keempat kalinya. Katanya, itu adalah umrah terakhir atas perintahnya. Perasaan saya memang tak enak saat beliau mengatakan itu. Ah, mungkin beliau punya rencana lain untuk saya besok.”
Rabu 13 Ramadhan, untuk kedua kalinya, Habib Hamid ditunjuk menjadi Imam Tarawih oleh Sayyid Muhammad Al-Maliki. Saat itu jemaanya sekitar 200 orang, sebagian besar adalah tamu-tamu Abuya. “Malam itu, beliau merasa letih dan kakinya kesemutan.” Cerita Habib Hamid. Di luar kebiasaan pula, kali ini, Abuya tidak membaca sholawat dan qasidah. Beliau meminta murid-muridnya, Bilal, Burhan, Aqil Al-Aththas dan satu murid asal Kenya, membacakan secara bergantian.
Sayyid Muhammad Al-Maliki kelihatan sangat lelah. Maklum terkadang selama hampir 24 jam terjaga. Tamunya tak pernah berhenti mengalir, dan di sela waktu luangnya, masih tekun  menulis dan membaca buku. Perpustakaan di rumah tinggalnya sampai membutuhkan tiga lantai. Kamarnya juga penuh dengan buku. Selain itu, beliau juga suka berkebun, tanahnya luas. “Abuya juga punya kebun buah yang cukup luas.” Kata Habib Hamid.
Akhirnya, Abuya Sayyid Muhammad Al-Maliki masuk rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan. Menurut dokter, kondisinya cukup baik, hanya perlu istirahat di rumah sakit. Pada kamis 14 Ramadhan, istri dan keluarga beliau menjenguk.
” Apa kabar Hamid bin Zaid ? kamu betah disini ?” tanya Abuya ambil memandangku. Seperti biasanya, wajahnya kelihatan gembira, tidak seperti orang yang sedang sakit.
” Kami tidak lama di rumah sakit, karena istri dan anak-anak Abuya akan berziarah ke Ma’la, ke makam Syyidah Khodijah Al-Kubra. Ziarah kali ini aneh. Biasanya istri Abuya tidak pernah turun dari mobil. Beliau membaca sholawat dan qasidah dari dalam mobil. Eh, hari itu beliau dan semua anggota keluarga bersama-sama membaca Al-Fatihah di makam istri pertama Rasulullah saw.” Ungkap Habib Hamid.
Malamnya, murid dan kerabat beliau berkumpul di rumah akit. Wajah beliau tidak berubah, tetap gembira, seperti tidak sedang sakit. ” Sekitar jam 20.00. dokter datang, dan mengatakan Abuya sudah sembuh. Kami semua memekik, Allahu Akbar!”


Saat Bulan Purnama Tersaput Awan

Di luar rumah sakit sesaat kemudian, Sayyid Muhammad Al-Maliki meminta izin kepada dokter untuk menengok keluarga dan murid-muridnya. Tepat jam 00.00, beliau keluar dari rumah sakit. Sebelum masuk ke mobil, Abuya menghadap ke langit selama dua menit. Bilal, salah satu muridnya bertanya, ” Ada apa, Abuya ?” Beliau menjawab, ” tidak ada apa-apa” .

Saat itu, seharusnya bulan sedang purnama sangat indah, namun malam itu justru tertutup awan. “Sebelumnya dalam beberapa hari terakhir, beliau selalu meminta agar murid-muridnya melihat bulan, dan bertanya apakah bulan sudah kelihatan ?”

Dari rumah sakit, beliau tidak langsung ke rumah, tapi ke pondok pesantren, untuk menemui murid-murinya. Saat itu jam 03.00. “Saya sendiri yang membukakan pintu gerbang. Setelah itu, datang Sayyid Abbas, adiknya, bersama keluarga yang lain. Kami bersama-sama membaca qasidah, lalu terlibat dalam obrolan yang sesekali diselingi dengan tertawa lebar,” cerita Habib Hamid sambil mengenang peristiwa penting itu.

Pertemuan malam itu, katanya, diakhiri dengan sahur bersama. Sebelumnya, Abuya sempat bertemu kakaknya dan bikin perjanjian untuk berbuka puasa hanya dengan tiga buah kurma dan air zamzam. ” Pas jam 04.00, beliau meminta semuanya istirahat dan bersiap shalat shubuh. Beliau sendiri masuk ke kamar kerjanya.”
Di kamar itu, beliau ditemani Bilal dan Burhan. Tapi Bilal diminta keluar kamar. Saat itulah, Sayyid Muhammad Al-Maliki tiba-tiba bertanya kepada Burhan. ” Hai, Burhan. Aku sebaiknya istirahat di kursi atau di Bumi ( maksudnya karpet ) ?”

“Terserah Abuya.” Sahut Burhan bingung, karena tidak tahu harus menjawab Abuya. Bagaimana mungkin seorang murid memutuskan sesuatu untuk gurunya ?
“Saya akan istirahat di bumi saja.” Kata Sayyid Muhammad Al-Maliki.

Beliau kemudian duduk menghadap kiblat dan bersandar. Sesaat, sempat mengambil buku dari tangan Burhan. Tapi kemudian, diletakkan di meja, lalu Beliau menengadah menyebut,  “Lailaaha illallah….”

“Innalillahi wainna ilaihi raji’un………..” hanya itu yang terucap dari mulut Burhan. Hari tepat tanggal 15 Ramadhan 1425 H atau 29 Oktober 2004, saat pagi mulai membuka kehidupan, Sayyid Muhammad bin Alawy bin Abbas Al-Maliki Al-Hasani wafat.

Jenazah almarhum langsung dibawa ke rumah sakit. Dokter menyuruh semua keluarga dan murid-murid beliau untuk pulang ke Pondok Pesantren. Tepat seusai shalat subuh, ambulan rumah sakit yang membawa jenazah Abuya, tiba di kediaman beliau. “Saya pingsan. Ya, sepertinya, pertemuan saya dengan beliau hanya untuk mengantarkan jenazahnya ke Ma’la, tempat beliau di makamkan, dekat dengan makam Sayyidah Khadijah Al-Kubra, yang qasidahnya dibaca setiap kali selesai shalat tarawih.”
Pemakaman Sayyid Muhammad Al-Maliki

Jum’at petang persis menjelang malam Nuzulul Qur’an, di Masjidil Haram, Mekah, jenazah Sayyid Muhammad Al-Maliki di sholatkan. Dengan iringan tahlil dan tasbih (suatu amalan yang jarang dilakukan, karena dianggap bid’ah bagi kaum Wahabi), sekitar 25 000 muslimin Mekah dan sekitarnya mengantarkan jenazah Ulama besar Ahlus Sunnah wal Jama’ah ini (menurut cerita, bagi orang-orang yang menggotong jenazah / berdekatan dengan jenazah, mereka mencium aroma harum yang wangi). Sepanjang jalan yang dilewati konvoi dan iring-iringan, orang berjubel keluar rumah dan toko, memberikan penghormatan terakhir pada ulama yang pernah beberapa tahun mengisi pengajian di Masjidil Haram ini. Sebagian besar ada yang mematikan lampu, tanda memberi hormat. Ada seorang pria berkulit hitam berteriak histeris karena tekanan duka dan bela sungkawa itu.

Bahkan pangeran Sultan bin Abdul aziz, perdana menteri dua Kerajaan Arab Saudi yang juga merangkap menteri pertahanan dan penerbangan sipil, menyempatkan bertakziah, mewakili raja Fahd, pada hari ke empat di Rushayfah. Pangeran Sultan yang didampingi Gubernur Mekah, Pangeran Abdul Majid dan sejumlah pejabat tinggi negara.
“Alah swt telah memilihkan hari yang baik dan bulan yang baik buat Syekh Muhammad Al-Maliki. Sebab pada bulan ini, Allah swt memerintahkan hamba-Nya untuk melaksanakan ibadah sebanyak-banyaknya.” Kata Pangeran Sultan seperti dikutip harian Al-Wathan.
Putra mahkota Pangeran Abdullah bin Abdul Aziz, Kamis 4 November 2004, berkenan menerima keluarga Sayyid Muhammad Al-Maliki di istana Ash-Shafa, Mekah. Pangeran Abdullah sempat mendoa’kan Sayyid Muhammad Al-Maliki dan menyebut beliau sebagai Ulama kebanggan Arab Saudi.

Dikutip dar majallah Alkisah

http://goo.gl/aBjow

Baca Selanjutnya

Senin, 08 Oktober 2012

Menguak Konspirasi Jahat AS Terhadap Indonesia, Tentang Virus Flu Burung (H5N1)


Pada tahun 2005-2009 lalu, Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari (59) membuat gerah World Health Organization (WHO) dan Pemerintah Amerika Serikat (AS).

Fadilah berhasil menguak konspirasi AS dan badan kesehatan dunia itu dalam mengembangkan senjata biologi dari virus flu burung, Avian influenza (H5N1).

Setelah virus itu menyebar dan menghantui dunia, perusahaan-perusahaan dari negara maju memproduksi vaksin lalu dijual ke pasaran dengan harga mahal di negara berkembang, termasuk Indonesia. Fadilah menuangkannya dalam bukunya berjudul Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung.
Selain dalam edisi Bahasa Indonesia, Siti juga meluncurkan buku yang sama dalam versi Bahasa Inggris dengan judul It’s Time for the World to Change.

Konspirasi tersebut, kata Fadilah, dilakukan negara adikuasa dengan cara mencari kesempatan dalam kesempitan pada penyebaran virus flu burung.

“Saya mengira mereka mencari keuntungan dari penyebaran flu burung dengan menjual vaksin ke negara kita,” ujar Fadilah kepada Persda Network di Jakarta.

Situs berita Australia, The Age, mengutip buku Fadilah dengan mengatakan, Pemerintah AS dan WHO berkonpirasi mengembangkan senjata biologi dari penyebaran virus avian H5N1 atau flu burung dengan memproduksi senjata biologi.

Karena itu pula, bukunya dalam versi bahasa Inggris menuai protes dari petinggi WHO. “Kegerahan” itu saya tidak tanggapi, betul apa nggak, mari kita buktikan.”

“Kita bukan saja dibikin gerah, tetapi juga kelaparan dan kemiskinan. Negara-negara maju menidas kita, lewat WTO, lewat Freeport, dan lain-lain. Coba kalau tidak ada, kita sudah kaya,” ujarnya.

Fadilah mengatakan, edisi perdana bukunya dicetak masing-masing 1.000 eksemplar untuk cetakan bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Total sebanyak 2.000 buku.


“Saat ini banyak yang meminta, jadi dalam waktu dekat saya akan mencetak cetakan kedua dalam jumlah besar. Kalau cetakan pertama dicetak penerbitan kecil, tapi untuk rencana ini saya sedang mencari dan membicarakan dengan penerbitan besar,” katanya.

Selain mencetak ulang bukunya, perempuan kelahiran Solo, 6 November 1950, mengatakan telah menyiapkan buku jilid kedua.

“Saya sedang menulis jilid kedua. Di dalam buku itu akan saya beberkan semua bagaimana pengalaman saya. Bagaimana saya mengirimkan 58 virus, tetapi saya dikirimkan virus yang sudah berubah dalam bentuk kelontongan”, ujarnya.

“Virus yang saya kirimkan dari Indonesia diubah-ubah Pemerintahan George Bush,” ujar menteri kesehatan pertama Indonesia dari kalangan perempuan ini.


Siti enggan berkomentar tentang permintaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang memintanya menarik buku dari peredaran.

“Bukunya sudah habis. Yang versi bahasa Indonesia, sebagian, sekitar 500 buku saya bagi-bagikan gratis, sebagian lagi dijual ditoko buku. Yang bahasa Inggris dijual,” katanya sembari mengatakan, tidak mungkin lagi menarik buku dari peredaran.

Pemerintah AS dikabarkan menjanjikan imbalan peralatan militer berupa senjata berat atau tank jika Pemerintah RI bersedia menarik buku setebal 182 halaman itu.

Mengubah Kebijakan apapun komentar pemerintah AS dan WHO, Fadilah sudah membikin sejarah dunia. Gara-gara protesnya terhadap perlakuan diskriminatif soal flu burung, AS dan WHO sampai-sampai mengubah kebijakan fundamentalnya yang sudah dipakai selama 50 tahun.

Perlawanan Fadilah dimulai sejak korban tewas flu burung mulai terjadi di Indonesia pada 2005. Majalah The Economist London menempatkan Fadilah sebagai tokoh pendobrak yang memulai revolusi dalam menyelamatkan dunia dari dampak flu burung.

“Menteri Kesehatan Indonesia itu telah memilih senjata yang terbukti lebih berguna daripada vaksin terbaik dunia saat ini dalam menanggulangi ancaman virus flu burung, yaitu transparansi,” tulis The Economist.


The Economist, seperti ditulis Asro Kamal Rokan di Republika edisi Maret 2008 lalu, mengurai, Fadilah mulai curiga saat Indonesia juga terkena endemik flu burung 2005 silam.

Ia kelabakan. Obat tamiflu harus ada. Namun aneh, obat tersebut justru diborong negara-negara kaya yang tak terkena kasus flu burung.

Di tengah upayanya mencari obat flu burung, dengan alasan penentuan diagnosis, WHO melalui WHO Collaborating Center (WHO CC) di Hongkong memerintahkannya untuk menyerahkan sampel spesimen.

Mulanya, perintah itu diikuti Fadilah. Namun, ia juga meminta laboratorium litbangkes melakukan penelitian. Hasilnya ternyata sama. Tapi, mengapa WHO meminta sampel dikirim ke Hongkong?

Fadilah merasa ada suatu yang aneh. Ia terbayang korban flu burung di Vietnam. Sampel virus orang Vietnam yang telah meninggal itu diambil dan dikirim ke WHO untuk dilakukan risk assessment, diagnosis, dan kemudian dibuat bibit virus.


Dari bibit virus inilah dibuat vaksin. Dari sinilah, ia menemukan fakta, pembuat vaksin itu adalah perusahaan-perusahaan besar dari negara maju, negara kaya, yang tak terkena flu burung.

Mereka mengambilnya dari Vietnam, negara korban, kemudian menjualnya ke seluruh dunia tanpa izin. Tanpa kompensasi.

Fadilah marah. Ia merasa kedaulatan, harga diri, hak, dan martabat negara-negara tak mampu telah dipermainkan atas dalih Global Influenza Surveilance Network (GISN) WHO.

Badan ini sangat berkuasa dan telah menjalani praktik selama 50 tahun. Mereka telah memerintahkan lebih dari 110 negara untuk mengirim spesimen virus flu ke GISN tanpa bisa menolak. Virus itu menjadi milik mereka, dan mereka berhak memprosesnya menjadi vaksin!


Di saat keraguan atas WHO, Fadilah kembali menemukan fakta bahwa para ilmuwan tidak dapat mengakses data sequencing DNA H5N1 yang disimpan WHO.

Data itu, uniknya, disimpan di Los Alamos National Laboratoty di New Mexico, AS. Di sini, dari 15 grup peneliti hanya ada empat orang dari WHO, selebihnya tak diketahui. Ternyata ini berada di bawah Kementerian Energi AS. Di lab inilah duhulu dirancang bom atom Hiroshima. Lalu untuk apa data itu? Untuk vaksin atau senjata kimia?

Fadilah tak membiarkan situasi ini. Ia minta WHO membuka data itu. Data DNA virus H5N1 harus dibuka, tidak boleh hanya dikuasai kelompok tertentu. Ia berusaha keras. Dan, berhasil. Pada 8 Agustus 2006, WHO mengirim data itu. Ilmuwan dunia yang selama ini gagal mendobrak ketertutupan Los Alamos, telah memujinya!

Majalah The Economist menyebut peristiwa ini sebagai revolusi bagi transparansi. Tidak berhenti di situ. Siti Fadilah terus mengejar WHO agar mengembalikan 58 virus asal Indonesia, yang konon telah ditempatkan di Bio Health Security, lembaga penelitian senjata biologi Pentagon.

Ini jelas tak mudah. Tapi, ia terus berjuang hingga tercipta pertukaran virus yang adil, transparan, dan setara.

Ia juga terus melawan dengan cara tidak lagi mau mengirim spesimen virus yang diminta WHO, selama mekanisme itu mengikuti GISN, yang imperialistik dan membahayakan dunia.

Dan, perlawanan itu tidak sia-sia. Meski Fadilah dikecam WHO dan dianggap menghambat penelitian, namun pada akhirnya dalam sidang Pertemuan Kesehatan Sedunia di Jenewa Mei 2007, International Government Meeting (IGM) WHO akhirnya menyetujui segala tuntutan Fadilah, yaitu sharing virus disetujui dan GISN dihapuskan.



Jejak Chemtrail di langit Jakarta
Jejak-jejak kimia berupa asap “tak alamiah” dari kondensasi pesawat berupa awan memanjang (chemical trails/chemtrails) yang disemprotkan pesawat asing kadang juga berisi aerosol bermuatan virus maut yang sengaja disemprotkan.

Chemtrails sering disemprotkan di atas langit Jakarta untuk “mempersiapkan” warga Jakarta dan sekitarnya “menerima” virus flu burung (H5N1) yang telah dimodifikasi. Bagaimana kelanjutannya? Silahkan baca: Depopulasi Dunia: Pesawat Semprot Zat Kimia Berupa “Chemtrails” di Angkasa (The Economist/icc.wp.com)
SAYANG SEKALI POSISI BU SITI FADILAH TELAH DIGANTIKAN...
APAKAH MEMILIKI MAKSUD UNTUK MEMBUNGKAM / MENUTUPI REVOLUSI BELIAU...???







Pernah melihat pesawat yang terbang tinggi dilangit lalu mengeluarkan jejak asap panjang dibelakangnya? Asap berupa awan panjang itu bernama Contrail (Condensation Trail atau jejak kondensasi), yang terjadi akibat adanya kondensasi udara.


Contrail adalah efek alami dari kondensasi udara yang mengandung uap air.

Yang tidak alami dan tak lazim adalah chemtrail, namun apakah chemtrail itu? Pertama, kita harus mengetahui apa contrail dan apa chemtrail itu.

Contrail adalah jejak kondensasi atau jejak uap air terkondensasi yang muncul dari sisa pembakaran mesin pesawat.

Jejak kondensasi dapat terlihat dalam waktu beberapa detik atau menit, atau bahkan berjam-jam, bergantung pada kondisi atmosfer. Contrail adalah efek alami dari kondensasi udara yang tidak berbahaya dan mengandung uap air.

Lalu apa itu chemtrail? Chemtrail (Chemical Trail atau jejak kimiawi) adalah bahan kimia atau biologis yang sengaja disebar pada ketinggian tertentu oleh pemerintah Amerika dengan tujuan yang masih misterius. Awan yang terbentuk dari chemtrail ini biasa disebut chemcloud.




Teori konspirasi chemtrail menyebar di internet, menyatakan bahwa aktivitas ini disengaja oleh pemerintah Amerika. Akibatnya, aparatur pemerintah AS menerima ribuan protes dari penduduk yang meminta penjelasan.

Keberadaan chemtrail dibantah oleh pemerintah dan ilmuwan di seluruh dunia. Bahkan Angkatan Udara Amerika Serikat menyatakan bahwa teori ini adalah hoax atau berita bohong.



Walau dibilang oleh pemerintah tidak berbahaya, chemtrail mengakibatkan banyak orang mengalami gangguan kesehatan.

Banyak orang mengeluh merasa pusing, tidak enak badan, sesak napas atau mata merah saat pesawat chemtrail menyebarkan asap.

Bila asap dari pesawat chemtrail berubah menjadi awan, gangguan kesehatan akan terus berlanjut sampai awan tersebut hilang.

Kandungan material dari chemtrail ternyata tidak hanya membuat gangguan kesehatan pada manusia, tapi juga membuat tanaman atau binatang terganggu kesehatannya juga.




Ditengarai banyak binatang yang mati atau tanaman yang rusak akibat dari chemtrail ini. Bahkan ada yang menyebutkan chemtrail dapat membuat mandulnya tanaman atau hewan yang terkena pengaruh dari bahan chemtrail.

Saat material dari chemtrail turun ke tanah, materialnya akan meresap ke dalam tanah dan juga meracuni air.

Tanah akan berkurang kesuburannya dan air akan menjadi lebih berbahaya untuk dikonsumsi.

Di Amerika kandungan aluminium dan barium di tanah dan air di konfirmasi meningkat tajam pada akhir – akhir ini hingga mencapai level yang tidak layak untuk dipergunakan.

Chemtrail dipercaya mempunyai bahan sebagai berikut:
- oksida aluminium
- merkuri
- material radio aktif
- barium
- fiber
- microchip
- virus atau bakteri penyakit

Semua material yang terdapat pada daftar tersebut mempunyai efek buruk pada kesehatan. Beberapa orang yang mengalami gangguan akhir – akhir ini di tes darah atau paru- parunya menunjukkan adanya peningkatan kandungan material yang tersebut di atas.

Banyak yang sudah merasakan sendiri gangguan kesehatan dari chemtrail ini. Mereka berkumpul untuk mencoba menghentikan chemtrail tersebut. Namun sayang usaha mereka masih gagal.




Untuk yang sudah mengalami gangguan dan ingin mencoba alat untuk mengurangi efek dari chemtrail, persilahkan untuk mencoba membuat sendiri cemenite, orgonite atau cloud buster .

Orgonite adalah alat orgone yang diperkenalkan oleh Karl Welz. Orgonite adalah nama dagang yang dipakai oleh Karl Welz untuk alat yang dibuat dari campuran serbuk atau potongan logam dan resin.

Sebelum Karl Welz juga sudah ada alat dengan konstruksi yang hampir sama, bahkan ada yang sudah dipergunakan ribuan tahun.

Manfaat dari orgonite :

- Menetralisir racun dan radiasi dari udara
- Menghilangkan Chemtrails dan menjaga udara tetap bersih
- Memperbaiki pernapasan dan membantu penderita asma
- Membantu mempercepat proses penyembuhan
- Meningkatkan daya tahan tubuh
- Menyembuhkan sakit kepala dan migran
- Melindungi dari halilintar dan angin puyuh di sekitarnya
- Menetralisir efek dari hal atau alat pengontrol pikiran (sebentuk hipnotis)
- Menghilangkan insomnia atau susah tidur dan mimpi buruk
- Mengurangi tingkat stress
- Membuat tanaman tumbuh lebih sehat; dan suasana alam lebih segar dan nyaman, dll



Bentuk orgonite bisa bermacam-macam, ada yang berupa tabung panjang, bulat setengah telur, elips, bahkan berbentuk piramid.

Efek orgonite ini sangat cepat terasa di lingkungan tempat dimana orgonite ini diletakkan.

Dari beberapa sumber menyatakan dengan cara meletakkan Orgonite (“Gifting”) di sumber polusi, seperti : energi negatif, radiasi elektromagnetik, efek chemtrails, dll (di dekat Tower HP/TV/ Stasiun radio, Gardu PLN, di danau, sungai, dan dipelabuhan laut) menjadi efek positif yang besar di alam.

Langit menjadi lebih cerah dan kembali berwarna lebih biru; sedangkan bila diaplikasikan dirumah, kantor, kendaraan akan membuat kita makin sehat, semua masalah kesehatan tubuh teratasi sendirinya.

Dari pengalaman, alat orgone yang bisa mengurangi chemtrail adalah alat yang bisa membuat orang tidur lebih nyenyak tanpa terganggu, membuat tanaman tumbuh lebih hijau dan besar, membuat kendaraan lebih irit, serta membuat burung-burung betah berada di sekitar kita

Jejak-jejak kimia (chemical trails/chemtrails) yang disemprotkan pesawat asing itu berisi aerosol bermuatan virus maut. Chemtrails disemprotkan di atas langit Jakarta untuk “mempersiapkan” warga Jakarta dan sekitarnya “menerima” virus flu burung (H5N1) yang telah dimodifikasi.


Sinyaleman adanya penyemprotan chemtrails (jejak-jejak kimia) juga ada di langit Jakarta sejak tahun 2009 dan melalui pesawat tangker jet milik USAF mengarah pada sejumlah bukti awal.

Beberapa hari setelah penyemprotan chemtrail terakhir (Agustus sampai September 2010), jumlah pasien dengan keluhan infeksi pernafasan di Jakarta melonjak naik hingga 400 persen.


Pada Maret 2009, operasi intelijen di langit Jakarta dengan menggunakan sebaran chemtrails juga pernah terjadi.

Saat itu, chemtrails disemprotkan di atas langit Jakarta juga melalui pesawat USAF adalah untuk “mempersiapkan” warga Jakarta dan sekitarnya “menerima” virus flu burung (H5N1) yang telah dimodifikasi.

Namun karena aliran angin pada saat itu adalah angin timur yang menuju ke arah barat laut, angin diatas Jakarta tersapu hingga ke arah Singapura.

Kemudian tak berapa lama ditemukan kasus dan korban (victim) dari kasus flu burung (H5N1) di Singapura.

Penyemprotan chemtrails melalui pesawat, selama ini dianggap sebagai upaya menurunkan daya tahan tubuh manusia, atau bahkan menyebarkan penyakit-penyakit berbahaya. Chemtrails bisa ditumpangi virus-virus atau zat-zat berbahaya. Misalnya, bromium yang dicampur dengan virus influenza.

Demikian pengamatan, mantan anggota angkatan udara Amerika AU AS (USAF) dan juga aktifis anti-chemtrail yang sangat prihatin atas fonomena chemtrail Jerry D Gray, menyikapi kurang awasnya pemerintah dan masyarakat Indonesia melihat penggunaan senjata biologi yang mengancam kedaulatan Indonesia.

“Pihak asing yang ingin ‘menguasai’ negara ini tidak perlu melakukan perang yang mahal. Tetapi, cukup dengan melemahkan kesehatan penduduknya melalui zat-zat kimia”, terang Jerry.


“Kontrol populasi”, itulah sepertinya yang hendak dituju. Langkah ini merupakan bagian dari operasi intelijen depopulasi yang dijalankan oleh kelompok New World Order dengan mengadopsi skenario kaum Pagan.

Kaum Pagan telah menetapkan, bahwa program depopulasi “project cloverleaf” akan digelar intens mulai Desember 2012.
Ketika menjadi Presiden Amerika Serikat, George H.W. Bush sering melontarkan gagasan New World Order dalam banyak kesempatan. Para pengusung teori konspirasi menyebut Bush sebagai pengembang kaum pagan modern. Bersama dengan Zionis-Yahudi, Amerika Serikat akan meneruskan paganisme dunia purba.

Penyebaran zat-zat kimia berbahaya sudah tentu berpotensi jangka panjang untuk melumpuhkan SDM Indonesia.

Operasi depopulasi ini, juga diarahkan agar terjadi ketergantungan penduduk dengan obat-obatan kimia dari luar.

Dengan demikian secara ekonomi, industri farmasi luar akan bisa eksis dan semakin berkembang. Kecurigaan terhadap hal ini sempat diungkapkan mantan Menteri Kesehatan, Siti Fadilah Supari.

Tidak itu saja, melalui kehidupan sosial, generasi muda bangsa juga mendapat ancaman besar pelemahan “senjata biologi” non negara. Mereka diserang dengan zat-zat adiktif berbahaya, narkoba. Transaksi yang terjadi di Indonesia sungguh fantastis, 800 miliar perhari atau 292 triliun!


Ironisnya, regulasi kebijakan terkait sektor kesehatan juga terindikasi ada intervensi asing, adanya liberalisasi.

UU kesehatan yang baru, nomor 36 tahun 2009 banyak memunculkan permasalahan antara pasien dan rumah sakit. Apalagi persoalannya, kalau bukan karena biaya mahal, salah satunya terkait dengan harga obat-obatan dari luar.

Sejalan dengan itu, Menteri Kesehatan, Endang Rahayu Sedyaningsih, justru mendorong adanya liberalisasi farmasi di Indonesia.

Penyebaran zat-zat kimia berbahaya sudah tentu berpotensi jangka panjang untuk melumpuhkan SDM Indonesia. Operasi depopulasi ini, juga diarahkan agar terjadi ketergantungan penduduk dengan obat-obatan kimia dari luar.


Dengan demikian secara ekonomi, industri farmasi luar akan bisa eksis dan semakin berkembang. Kecurigaan terhadap hal ini sempat diungkapkan mantan Menteri Kesehatan, Siti Fadilah Supari.

Tidak itu saja, melalui kehidupan sosial, generasi muda bangsa juga mendapat ancaman besar pelemahan “senjata biologi” non negara. Mereka diserang dengan zat-zat adiktif berbahaya, narkoba. Transaksi yang terjadi di Indonesia sungguh fantastis, 800 miliar perhari atau 292 triliun!


Hingga detik ini, semakin banyak aktivis diseluruh penjuru dunia yang menentang aksi penyebaran zat kimia melalui pesawat tersebut.

Bahkan penolakan dan aksi petisi untuk pemberhentian chemtrail hingga kini juga masuk sampai ke badan dan agen-agen pemerintah serta para pensiunan FBI (lihat video dibawah).

Dengan begitu, semakin banyak pula para ilmuwan yang menyelidiki zat-zat beracun dan berbahaya yang terkandung di dalam chemtrail ini. Semua bahannya sangat berbahaya bagi makhluk hidup termasuk manusia.

Efek dari zat kimia dan biologis yang “disiram” di langit berupa chemtrail tersebut berdampak kepada makhluk hidup agar menjadi sakit hingga berefek mematikan.

Secara tidak langsung, semua serangga termasuk hewan dan tumbuhan juga ikut berdampak kepada berubahnya perilaku hewan-hewan dan mempengaruhi kesuburan tumbuhan dan tanaman.

Efek ini juga mempengaruhi serangga-serangga penyerbuk alami terhadap bunga dan tanaman. Sebagai contoh hewan kecil: tawon, kupu-kupu, ngengat dan kumbang.


Tawon yang sudah terkena zat kimia ini akan berperilaku menjadi bingung (disorientation) dan tidak dapat menyerbuk bunga dan tanaman lainnya, yang akhirnya semua tawon dan hewan penyerbuk tumbuhan menjadi mati.

Akibatnya dunia akan menjadi chaos dan terjadi kerusuhan dimana-mana. Dengan begitu mereka para penganut New World Order (NWO) akan dapat mengontrol populasi dunia.

Dengan kemampuan mengontrol populasi dunia maka mereka juga akan lebih leluasa untuk berkuasa.

Namun akibat tawon dan kumbang musnah, maka tidak akan ada lagi buah-buahan, dan membuat semua hewan dan manusia juga ikut musnah. (icc.wp.com)



Baca Selanjutnya

Minggu, 07 Oktober 2012

KENAPA KITA HARUS MEWASPADAI SERTA MEMBANTAH TERHADAP ALIRAN WAHABIYAH ???

Pengikut Wahhbiyah merupakan orang-orang yang “getol” membid’ahkan amalan-amalan kaum Muslimin seperti tahlilan dan sebagainya. Mereka sangat over ketika membesar-besarkan masalah khilafiyah dan tidak segan-segan menyebut kaum Muslimin yang berbeda paham sebagai ahli bid’ah, yang mereka sesatkan. Kaum Muslimin yang melakukan tahlilan juga mereka sebut sebagai kelompok ahli bid’ah yang sesat. Namun, pernahkah bertanya kenapa aliran wahhabiyah ini begitu over dalam menuding-nuding kaum Muslimin ?

Pencetus awal istilah Wahhabiyah yang benar adalah saudara (kakak) kandung dari Muhammad bin Abdul Wahab yaitu Syaikh Sulaiman bin Abdul Wahab rahimahullah. Beliau ulama Hanbali yang pertama kali menggunakan istilah Wahhabiyah didalam kitabnya As-Shawaiq al-Ilahiyyah untuk menyebut ajaran adiknya yang dianggapnya menyimpang. Istilah ini digunakan bukan tanpa pertimbangan tetapi dengan pertimbangan yang matang terkait baik dan buruknya terhadap ajaran Islam yang telah beliau jelaskan diawal-awal kitabnya, yang kemudian istilah ini di ikuti (digunakan) oleh para ulama Ahl As-Sunnah lainnya untuk melakukan bantahan terhadap pemikiran dan orang-orang yang mengikutinya, sehingga tersebarlah ratusan kitab yang dikarang oleh para ulama Ahl As-Sunnah yang memuat bantahan terhadap aliran Wahhabiyah. Jadi, istilah Wahhabiyah berasal dari pihak keluarga Muhammad bin Abdul Wahab sendiri bukan dari luar, juga pihak Madzhab Hanbali sendiri karena Syaikh Sulaiman bin Abdul Wahab adalah bermadzhab Hanbali, bukan dari luar madzhab Hanbali, juga dari kaum Muslimin Ahl Sunnah wal Jama'ah sendiri bukan dari luar Islam. Oleh karena itu, bohong besar jika dikatakan bahwa istilah Wahhabiyah berasal dari non-Islam yang memusuhi Islam.

Wahhabiyah juga dikenal sebagai aliran Mujassimah (menjisimkan Allah Ta’alaa), aliran ini juga dikenal dengan nama Musyabbihah. Berdasarkan hal ini, maka sebenarnya mereka terkategori sebagai pelaku bid’ah Muharramah (bid’ah yang hukumnya haram). Sebagaiaman yang sudah dijelaskan oleh al-Imam Shulthanul ‘Ulama ‘Izzuddin bin Abdissalaam rahimahullah :

وللبدع المحرمة أمثلة منها: مذاهب القدرية والجبرية والمرجئة والمجسمة والرد على هؤلاء من البدع الواجبة

“dan diantara contoh-contoh bid’ah al-muharramah (bid’ah yang haram) adalah : aliran Qadariyyah, aliran Jabariyyah, aliran Murji’ah dan aliran Mujassimah, sedangkan membantah mereka merupakan bagian dari bid’ah wajibah (bid’ah yang dihukumi wajib)”.

Kategori bid’ah muharramah (bid’ah yang haram) adalah kategori bid’ah yang memang berdosa, berbeda halnya jika hanya sekedar bid’ah makruhah (bid’ah yang makruh). Sedangkan membantah aliran mujassimah atau musyabbihah terkategori sebagai bid’ah wajibah (bid’ah yang wajib). Oleh karena itu, perlu digalakkan membantah mereka dan meluruskan mereka, sebab ini memang merupakan kewajiban bagi kaum Muslimin, termasuk juga menyelamatkan kaum Muslimin yang memang tidak mengerti (masih awam) dari paham-paham mereka.

Adapun kewajiban kita hanyalah mengangkat mereka (menyelamatkan) mereka dari paham-paham sesat, sedangkan apabila mereka keras kepala atau hatinya membantu, maka kita serahkan kepada Allah sebagai Sang Pemberi dan Pemilik Hidayah.



Baca Selanjutnya

MENYIKAPI TIPU DAYA & FITNAH KEJI FATWA-FATWA KAUM SALAFI WAHABI

Munculnya sikap-sikap ekslusif dan arogan begitu juga fatwa-fatwa kaum Salafi Wahabi,para pengusung atau pengikut masing-masing paham tersebut telah semakin meresahkan. Merasa diri berhak berupaya mengkaji al-Qur'an atau hadis, merasa diri paling benar dan yang lain salah, menganggap kesesatan itu hanya Allah yang berhak memvonisnya, dan menganggap pemahaman umat Islam tentang agama selama ini keliru, semua dalih itu telah menyebabkan perbedaan pendapat yang memicu perpecahan di kalangan umat Islam.

Untuk lebih jelasnya permasalahan ini, marilah kita lihat beberapa fatwa-fatwa kaum Salafi Wahabi untuk memvonis bid'ah atau sesat suatu amalan dengan serampangan, semata-mata karena melihat bentuk larangannya secara harfiyah yang langsung diindikasikan pada makna haram. fatwa-fatwa kaum Salafi & Wahabi sudah terang-terangan bahkan juga sudah disebar luaskan di internet oleh yang di kutip Ustadz Ruwaifi’ bin Sulaimi, Lc. Silahkan lihat : http://www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=385)

Beberapa Kesalahan Sebelum Berangkat Haji

1. Mengadakan acara pesta (selamatan) dengan diiringi bacaan doa atau pun shalawat tertentu. Bahkan terkadang dengan iringan musik tertentu. Perbuatan semacam ini tidak ada contohnya dalam kehidupan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabatnya radhiyallahu ‘anhum.

TANGGAPAN :

Dalam kitab Al-Fiqh al-Wadhih minal Kitab was-Sunnah, juz I, haI 673:

"Bahwa disunnahkan bagi orang yang baru pulang haji untuk menyembelih unta, sapi, atau menyembelih kambing (untuk diberikan) kepada para fakir miskin, tetangga, sanak kerabat, saudara, serta relasi. (Hal ini dilakukan) sebagai bentuk pendekatan diri pada Allah SWT. Sebagaimana yang telah diamalkan oleh Nabi SAW.”

Kesunnahan ini berdasarkan hadits Nabi SAW:

عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا قَدِمَ الْمَدِيْنَةَ نَحَرَ جَزُوْرًا أوْ بَقَرَةً

Dari Jabir bin Abdullah RA bahwa ketika Rasulullah SAW datang ke Madinah usai melaksanakan haji, beliau menyembelih kambing atau sapi. (Shahih al-Bukhari [2859])

Namun, di sebagian daerah, walimah haji itu tidak hanya dilakukan setelah mereka pulang dari tanah suci. Perayaan itu juga dilaksanakan oleh calon jamaah haji sebelum berangkat ke tanah suci, yakni setelah mereka melunaskan ongkos naik haji (ONH) nya atau setelah mendapatkan kepastian akan berangkat. Kalau melihat isinya, maka walimah sebelum haji tersebut tujuannya tidak jauh berbeda dengan walimah setelah haji.

Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa mengadakan walimatul hajj merupakan suatu ibadah sunnah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad

2. Mengiringi keberangkatan jamaah haji dengan adzan

TANGGAPAN :

Rupanya tidak begitu lazim adzan disuarakan di kala ada seorang yang mau berangkat haji. Akhir-akhir ini yang dilakukan oleh calon jamaah haji ialah pamit sana sini, ke semua sesepuh, para ulama, kiai, dan tokoh masyarakat, kira-kira satu minggu sebelum hari keberangkatan.

Bahkan ada yang menyelenggarakan pengajian akbar dengan mendatangkan muballigh/kiai di luar daerah. Maksudnya tidak lain adalah berpamitan dan minta maaf kepada saudara seiman sehubungan akan keberangkatannya pergi ibadah haji. Akan tetapi biasanya orang aswaja membuat acara demikian: pengantar protokolir, sambutan, doa calon jamaah haji, penutup dan adzan untuk keberangkatan.

Adzan yang dikumandangkan orang aswaja ni berdasarkan pada, pertama, penjelasan dalam kitab I’anatut Thalibin, Juz 1 hlm 23 berikut ini:

قوله خلف المسافر—أي ويسنّ الأذان والإقامة أيضا خلف المسافر لورود حديث صحيخ فيه قال أبو يعلى في مسنده وابن أبي شيبه: أقول وينبغي أنّ محل ذالك مالم يكن سفر معصية

"Kalimat 'menjelang bepergian bagi musafir' maksudnya dalah disunnahkan adzan dan iqomah bagi seseorang yang hendak bepergian berdasar hadits shahih. Abu Ya’la dalam Musnad-nya dan Ibnu Abi Syaibah mengatakan: Sebaiknya tempat adzan yang dimaksud itu dikerjakan selama bepergian asal tidak bertujuan maksiat."

Dalil kedua diperoleh dari kitab yang sama:

فائدة: لم يؤذن بلال لأحد بعد النبي صلى الله عليه وسلم غير مرة لعمر حين دخل الشام فبكى الناس بكاء شديدا – قيل إنه أذان لأبي يكر إلي أن مات ... الخ

"Sahabat Bilal tidak pernah mengumandangkan adzan untuk seseorang setelah wafatnya Nabi Muhammad kecuali sekali. Yaitu ketika Umar bin Khattab berkunjung ke negeri Syam. Saat itu orang-orang menangis terharu sejadi-jadinya. Tapi ada khabar lain: Bilal mengumandangkan adzan pada waktu wafatnya Abu Bakar."

Dalil ketiga, dalam Shahih Ibnu Hibban, Juz II, hal 36:

من طريق أبي بكر والرذبري عن ابن داسة قال: حدثنا ابن محزوم قال حدثني الإمام على ابن أبي طالب كرم الله وجهه وسيدتنا عائشة رضي الله عنهم—كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا استودع منه حاج أو مسافر أذن وأقام – وقال ابن سني متواترا معنوي ورواه أبو داود والقرافي والبيهقي

"Riwayat Abu Bakar dan Ar-Rudbari dari Ibnu Dasah, ia berkata: Ibnu Mahzum menceritakan kepadaku dari Ali dari Aisyah, ia mengatakan: Jika seorang mau pergi haji atau bepergian, ia pamit kepada Rasulullah, Rasul pun mengadzani dan mengomati. Hadits ini menurut Ibnu Sunni mutawatir maknawi. Juga diriwayatkan oleh Abu Dawud, al-Qarafi, dan al-Baihaqi."


3. Mengharuskan diri berziarah ke kubur sanak-famili dan orang-orang shalih.

TANGGAPAN :

Padahal Kita telah diperintah / dianjurkan untuk ziarah kubur, Rasulallah s.a.w. dan para sahabat juga menjalankan ziarah kubur. Jadi tidak ada dasar sama sekali untuk melarang ziarah kubur, karena kita semua tahu bahwa Rasulallah pernah ziarah ke makam Baqi’ dan mengucapkan kata-kata yang ditujukan kepada para ahli kubur di makam Baqi’ tersebut.
Dalil-dalil tentang ziarah kubur

قَالَ رَسُوْلُ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ : نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ اْلقُبُوْرِ فَزُوْرُوْهَا

Artinya : Rasulallah s.a.w bersabda: Dahulu aku telah melarang kalian berziarah ke kubur. Namun sekarang, berziarahlah kalian ke sana. (H.R. Muslim)

وَسُئِلَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ زِيَارَةِ قُبُوْرِالأَوْلِيَآءِ فِيْ زَمَنٍ مُعَيَّنٍ مَعَ الرِّحْلَةِ إِلَيْهَا... فَأَجَابَ بِقَوْلِهِ ِزيَارَةِ قُبُوْرِالأَوْلِيَاءِ قُرْبَةٌ مُسْتَحَبَّةٌ وَكَذَا الرِّحْلَةُ إِلَيْهَا...


“Ibnu Hajar Al-Haitami pernah ditanya tentang ziarah ke makam para wali, pada waktu tertentu dengan melakukan perjalanan khusus ke makam mereka. Beliau menjawab: “berziarah ke makam para wali adalah ibadah yang disunnahkan. Demikian pula dengan perjalanan ke makam mereka.” (Al-Fatawa al-Kubra al-Fiqhiyah, juz II : 24).

http://www.facebook.com/photo.php?fbid=249849641787427&set=a.176528345786224.32039.1000aha02871798243&type=1&relevant_count=1

4. Bersalaman bahkan berpelukan menjelang keberangkatan ke tanah suci.

TANGGAPAN :

mushafahah itu benar-benar disyariatkan baik setelah shalat maupun dalam waktu-waktu yang lainnya. Sebagaimana hadits yang menerangkan tentang bersalaman diantaranya adalah riwayat Abu Dawud:

عَنِ اْلبَرَّاءِ عَنْ عَازِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إلاَّ غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أنْ يَتَفَرَّقَا

Artinya : Diriwayatkan dari al-Barra’ dari Azib r.a. Rasulallah s.a.w. bersabda, “Tidaklah ada dua orang muslim yang saling bertemu kemudian saling bersalaman kecuali dosa-dosa keduanya diampuni oleh Allah sebelum berpisah.” (H.R. Abu Dawud)

Hadits di atas adalah menunjuk pada mushafahah secara umum, yang meliputi baik mushafahah setelah shalat maupun di luar setelah shalat.

sedangkan Cium pipi dan berpelukan dalam kitab syarh sunan ibnu majah juz 1 hal 263 ini juga di perbolehkan

الشيخ اما المعانقة فالصحيح انها جائزة ان لم يكن هناك خوف فتنة لما ورد في حديث قصة زيد بن حارثة وجعفر بن أبي طالب ونقل عن الشيخ أبي المنصور الماتريدي في التوفيق بين الأحاديث ان المكروه من المعانقة ما كان على وجه الشهوة وأما على وجه البر والكرابة فجائزة

__________________

Demikian Sedikit menyampaikan dan menaggapi atas beberapa fatwa-fatwa keji kaum Salafi Wahabi. selebihnya silahkan anda juga menanggapi fatwa mereka ... semoga bermanfaat

Baca Selanjutnya