كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ PECINTA RASULULLAH.COM menyajikan artikel-artikel faktual sebagai sarana berbagi ilmu dan informasi demi kelestarian aswaja di belahan bumi manapun Terimakasih atas kunjungannya semoga semua artikel di blog ini dapat bermanfaat untuk mempererat ukhwuah islamiyah antar aswaja dan jangan lupa kembali lagi yah

Senin, 30 Juni 2014

Widji Thukul, Semoga Kau Membaca Tulisan Ini



Oleh: Andi Arief


MELIHAT MetroTV berulang memperdagangkan kehilangan Widji Thukul dalam acara untuk memenangkan Jokowi dan statement Jokowi yang seolah-olah menyukai sajak-sajak Thukul dan meminta Thukul harus ditemukan, inilah saatnya saya saya akan berterus terang.

Saya akan menepati janji bercerita tentang Widji Thukul.

Sejak peristiwa 27 Juli 1996 kami kesulitan mencari dimana keberadaan penyair rakyat yang populer puisinya sampai ke jalan-jalan menjadi teriakan aktifis kiri, tengah sampai kanan yaitu: “hanya satu Kata lawan!”

Suatu saat di milis Apa Kabar yang waktu itu merupakan media yang tak lagi bisa dikontrol oleh Orde Baru, ada puisi Thukul yang memberi signal dia masih hidup. Pertengahan 1997 akhirnya kami mampu bertemu Thukul.

Setiap orang tidak sama dalam mengatasi represi, banyak kawan kami yang mundur, menghilang, ada yang terkena gangguan jiwa tapi mayoritas yang terkonsolidasi makin teguh iman perjuangannya. Mereka yakin peristiwa 27 Juli 1976 itu pertanda senjakala usia diktator Soeharto.

Laporan majalah Tempo tentang 2013 tentang Widji Thukul ada kekeliruan besar. Disebutkan Widji Thukul menempati kontrakan di Tanah Tinggi. Itu Keliru.

Widji Thukul bersama saya dan beberapa kawan berpindah-pindah di dua tempat. Pertama, di rumah susun Cawang, dan kedua di rumah susun Apron Kemayoran.

Thukul adalah obor bagi kami. Dia penyair yang tidak hanya menjadikan puisi sebagai bentuk perlawanan. Baginya berorganisasi adalah perlawanan sesungguhnya.

Dia aktif dalam aksi-aksi buruh.

Seperti juga Thukul, ada rekan kami Lukman yang juga bukan berbasis student tapi hasil dari pengorganisiran buruh, seorang buruh bergabung dan memipin perjuangan.

Thukul yang kembali bersama kami pertengahan 1997 adalah Thukul yang baru. Saya melihat dia mengalami perubahan besar.

Kalau dasarnya represi 1996, rasanya sulit bisa menjelaskan Thukul 1997 yang kehilangan spirit dan progresif.

Karena aktifitas progresif Thukul bertahun-tahun di berbagai kota dan demonstrasi tak mungkin dengan gampang mengubah dirinya menjadi sosok yang kehilangan spirit.

Thukul dalam setiap rapat dan diskusi tidak lagi bersemangat, bahkan saat akan pengambilan gambar pembacan puisinya yang akan dikirim ke pembukaan Kongres DSP di Australia, harus melakukan pengulangan berkali-kali karena Thukul bukan hanya tidak menjiwai tapi juga tak lagi hapal salah satu puisinya.

Perubahan yang terjadi pada dirinya membuat saya dan kawan-kawan tidak memberikan tugas berat pada Thukul untuk melakukan pengorganisiran di hampir 50 titik lebih di Jakarta yang kami lakukan.

Saat 1 dolar AS tembus Rp 18 ribu, Thukul kami tempatkan sebagai divisi penggandaan selebaran, majalah dan lain-lain.

Belum 24 jam rapat selesai, Thukul izin pada saya yang waktu itu memimpin untuk izin bertemu keluarganya yang menurut dia belum pernah disambangi sejak 27 Juli 1996.

Sejak itulah Thukul tidak pernah berkomunikasi lagi dengan organisasi.

Kemana Thukul setelah 27 juli 1996 sampai bertemu kami pertengahan 1997?

Dia bercerita pada saya (mungkin juga yang lain) bahwa dirinay ditampung oleh jaringan yang posisinya juga kontra terhadap Orde Baru.

Berpindah-pindah rumah dan berpindah-pindah propinsi, kata Thukul.

Kepergian Thukul pada 1997 itu jauh dari masa-masa penangkapan-penangkapan tertutup yang dilakukan sekitar Februari sampai Maret 1998.

Kami tidak tahu kemana Thukul sebenarnya.

Namun saya menjadi saksi sekitar dua bulan sejak saya dikeluarkan dari tahanan Polda Metro Jaya tahun 1998. Bertempat di coffee shop sebuah hotel di bilangan Cikini, saya bertemu Thukul sekitar 1 jam lamanya.

Saya senang karena artinya Thukul masih ada. Perlu diketahui Kontras dan Ikohi di awal-awal tidak memasukkan Thukul sebagai daftar orang hilang.

Lalu dimana Thukul? Saya yakin dia masih ada dan masih hidup. Entah di mana. Namun, saya masih menyimpan jelas nama yang disebut Thukul adalah nama Stanley, nama yang tak asing bagi dunia pers dan Tempo. Sampai saat ini saya belum pernah bertemu Stanley untuk menanyakan kabar itu. [***]

Andi Arief adalah mantan Ketua Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID), sempat ditangkap dan diamankan oleh Tim Mawar Kopassus. Kini bertugas sebagai Staf Khusus Presiden.


Baca Selanjutnya

Kalau Prabowo jadi Presiden, pengusaha susah NYOGOK


 By Nanik S Deyang

Kalau Prabowo jadi Presiden, pengusaha susah NYOGOK . Pengusaha juga takut karena tidak bisa menginjak -injak atau merebut hak rakyat. Pengusaha takut karena tidak bisa melakukan monopoli/oligarki, dan berbagai konspirasi, sehingga semua ekonomi diatur di tangan kelompok mereka yg disebut konglomerat. Pengusaha takut karena mereka tidak bisa membuat kartel, sehingga dengan seenaknya mereka membuat harga, dan rakyat harus bisa terima berapapun harga yg dibuat oleh para pengusaha .

7 tahun saya pernah menjadi wartawan yg khusus meliput aktivitas konglomerat bareng dengan Nina Mussolini-Hansson , jadi kami tau seperti apa polah tingkah mereka menguasai Indonesia dan rakyat hanya jadi penonton. Itulah yang membuat 80 persen kekayaan Indonesia dikuasai manusia 1 persen yg terdiri dari kawan-kawan Sofyan Wanandi.

Jadi sangat wajar kalau manusia seperti dia dan kawan-kawannya itu (yg satu persen) itu menentang habis dengan berbagai cara, agar Prabowo tidak menjadi Presiden . Apakah rakyat akan diam? Mau terus jadi kere dan hanya mereka yang 1 persen itu yg nguasai Indonesia dengan hidup super mewah dan kaya raya? Kalau kita merasa masih susah , dan kita pilih Jokowi berarti kita membiarkan yang 1 persen itu terus menguasai perekonomian Indonesia.

Tolong sadarkan semua saudara-saudara kita semua, kalau mereka tidak memberikan suaranya pada Prabowo , maka berarti dia ingin Indonesia di tangan para konglomerat ini, dan kita tetap akan hidup megap-megap, karena semua harga terus naik, dan pendapatan kita tidak meningkat.

7 Tahun meliput mereka, menorehkan luka yg dalam di bathin saya, bagaimana mereka semua bisa seenak perut mengatur perekonomian Indonesia. Jadi jangan ajari saya dengan sesuatu yg saya lebih tau. Hany segelintir manusia yg bisa menjadi wartawan yg punya spesialisasi meliput konglomerat, dan saya salh satunya saat itu (era tahun 1990-an), jadi kalau ada yang bicara soal diri saya , memfitnah saya, maka saya hanya mau bilang, "Darah saya sudah lama bergolak melawan sakit melihat dominasi konglomerat di negeri ini. Jangankan fitnah kalian , semua apa yg saya miliki akan saya pertaruhkan untuk melihat keadilan ekonomi di negeri ini”

http://www.merdeka.com/peristiwa/sofyan-wanandi-pengusaha-takut-kalau-prabowo-jadi-presiden.html

Baca Selanjutnya

Aktivis 98: Tragedi Fitnah Terkeji di Indonesia sejak 1998


Perth telah menjadi kota debat. Achmad Room dan Airlangga Pribadi adalah sahabat debat saya di kota romantis ini. Banyak sahabat lainnya coba yakinkan saya agar menerima logika fitnah yang disematkan sejak 17 tahun lalu kpd Prabowo Subianto. Sebelumnya, izinkan saya mengingatkan bahaya fitnah. Fitnah lebih kejam dari pembunuhan. Berhati-hatilah

. Membunuh 1 manusia = membunuh seluruh umat manusia. Saya tulis ini sebagai penebus rasa bersalah saya. Moment tuduhan satu jenderal bahwa Prabowo gila dan psikopat, adalah moment yang memicu saya mengkaji dan menggugat kebenaran seluruh narasi fitnah yang ternyata tak masuk nalar sehat tersebut.

Akar fitnah 1998 itu sederhana. Tapi digunakan secara sesat sebagai alat propaganda politik. Berawal 18 Januari 1998, terjadi ledakan bom di rusun Tanah Tinggi. Pelakunya Agus Jabo Priyono, anggota SMID dan jaringan PRD (Tempo, google saja). Lalu 9 orang diamankan Tim Mawar karena ada agenda negara SU MPR pada Maret 1998. Perintah penangkapan diberikan komandan Tim Mawar (Mayor Inf. Bambang Kristiono), yang telah disidang di Mahkamah Militer Tinggi bulan April 1999 (Nomer perkara: PUT. 25-16/K-AD/MMT-II/IV/1999).

Sidang tersebut membuktikan Prabowo tidak bersalah. Meskipun begitu dia tidak lari dari tanggung jawab. Selaku komandan Kopasus, dia bersikap ksatria. Andi Arief, aktivis 98 korban penangkapan tegas berkata, “Prabowo dan Tim Mawar bukan penculik. Karena mereka bukan dari kesatuan liar, mereka organ resmi negara!”. Apa kita yg tak pernah ditangkap merasa lebih layak didengar omongannya dari seorang Andi Arief?

Tentang 13 orang yang hilang. Itu tidak melibatkan Tim Mawar, tapi Pangskoops Jaya. Setidaknya ada 4 faksi di TNI-AD yang bertikai saat itu, imbuh Habibie. Jadi zalim bila kita sembarangan menuduhkan semuanya Prabowo. Prabowo lalu memutuskan melepas 9 aktivis dengan pertimbangan rasa kemanusiaan. Tanpa seizing Pangab sehingga dianggap melanggar tindakan subordinasi. Tindakan manusiawi Prabowo ini dikhawatirkan Pangab memperbesar tuntutan reformasi aktivis mahasiswa 98.

Mengetahui ibukota dalam bahaya kerusuhan, Prabowo berusaha mencegah Pangab menghadiri seremoni Pemindahan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PRRC) di Malang yang tidak penting itu. Mestinya Pangab tetap berada di Jakarta mengantisipasi huru-hara yang menelan banyak korban tgl 12-21 Mei 1998 itu. Ironisnya, notulensi rapat terbatas Pangab pada 17 Juli 1998 mencatat usulan agar kepergian perwira TNI ke Malang 12 Mei 1998 dijadikan sebagai alibi cuci tangan sekaligus mengkambinghitamkan Prabowo atas seluruh tragedy kerusuhan Mei 1998, termasuk menjadi tumbal yang disalahkan atas penangkapan para aktivis.

Masih tak puas, Pangab memfitnah Prabowo kudeta, sehingga Presiden Habibie ketakutan. Fitnah kudeta (bukan penculikan) yang menyebabkan tanggal 22 Mei 1998 Prabowo digeser dari jabatan Pangkostrad menjadi Dansesko ABRI di Bandung. Masih belum puas, karena Prabowo belum dipecat, Pangab menggagas DKP (produk cacat hukum) sebagai dasar pembenaran fitnah pemecatan.

Padahal SK Presiden RI No. 65/ABRI/1998 pada 20 November yang mempunyai status hukum jelas telah menyatakan Prabowo Subianto diberhentikan DENGAN HORMAT dan mendapatkan HAK PENSIUN. Bahkan selaku Presiden RI, BJ Habibie mengucapkan terima kasih kepada Prabowo atas jasa-jasanya selama mengabdi di ABRI. Jika Prabowo pernah melanggar hukum, maka tidak akan diberhentikan dengan hormat dan tidak akan diloloskan KPU menjadi wapres Megawati tahun 2009 lalu.

Cobalah kita jernih memahami wisdom Gus Dur yang mengatakan Prabowo adalah tumbal bangsa ini atas tragedi 1998. "Sampai Gus Dur mengatakan orang paling ikhlas untuk bangsa ini Prabowo, artinya apa? Dia siap berkorban, siap dilengserkan dari Pangkostrad, siap dicabut dari kedudukannya, sebab kalau bukan dia siapa lagi tumbalnya," kata Said Aqil Siradj, Ketua Umum PBNU.

Karena itulah, setiap anak bangsa, tak terkecuali, saya dan sahabat sekalian, berkewajiban turut aktif membersihkan fitnah yang menodai kesucian ibu pertiwi. Saatnya kita hentikan pembunuhan karakter keji ini. Agar rakyat bisa memilih dengan jernih pemimpin yang diyakini mampu membawa IndONEsia bangkit.

Prayudhi Azwar
Perth, 30 Juni 2014
Baca Selanjutnya

PESAN DARI KETUA PROGRES 98


Hampir lima tahun ini saya tetap konsisten dan terbuka melawan "KEJAHATAN KOMPAS" dengan berbagai artikel dan ceramah di sejumlah forum.

Di mata saya, Bos Kompas Jacob Oetama dan binaannya adalah JURNALIS BUSUK yang selalu bekerja untuk kepentingan ASING dan ASENG.

Saya tahu banyak tentang manuver politik Jacob Oetama dan sejumlah senior jurnalis Kompas serta gerombolan CSIS yang terlibat merekayasa berbagai opini/isu pencitraan tentang Jokowi sebagai Capres Boneka untuk melayani syahwat kepentingan PDIP dan konglomerasi hitam.

Untuk beberapa saat anda tampak berjaya, namun saya percaya bahwa suatu saat ketika kesadaran rakyat terbentuk dalam nilai-nilai yang kami suarakan, maka gerakan perlawanan itu akan menggulung kejahatan kalian.

Apakah kalian para jurnalis kompas adalah kelompok yang paling hebat dan kuat di negeri ini...?

Di mata saya, kalian hanyalah JURU TULIS BAYARAN yang kian kehilangan nurani lantaran berhadapan dengan suara kritis rakyat banyak.

Insyallah, saya sangat meyakini bahwa KEGELAPAN yang kalian pancarkan tidak akan pernah dapat meredam CAHAYA KEBENARAN...

salam Faizal Assegaf
Ketua Progres 98


Baca Selanjutnya

Allan Nairn Fitnah Prabowo: Keanehan2 Fitnah

Allan Nairn

Saya lihat ada beberapa kejanggalan dalam fitnah Allan Nairn terhadap Prabowo. Pertama, Jika Prabowo tidak merasa menghina Gus Dur, dan Gus Dur tidak merasa dihina Prabowo, itulah kenyataannya. Aneh jika kita percaya pada wartawan AS Allan Nairn yang jauh di sana. Jika Prabowo menghina Gus Dur, tentu Gus Dur dan orang2 dekatnya akan segera tahu. Tak mungkin Gus Dur mengatakan Prabowo sebagai orang yang paling ikhlas dan minta rakyat Indonesia untuk mendukung dan memilih Prabowo dan Gerindra pada tahun 2009. Jika benar Prabowo menghina Gus Dur, tentu militer seperti Wiranto dan Hendropriyono yang merupakan pakar intelijen Indonesia segera memanfaatkan penghinaan ini untuk menghantam Prabowo. Inilah yang namanya fitnah.

AS sudah kehabisan akal sehingga memakai segala agen dan alatnya dari Dubes AS, majalah AS seperti Time dan juga wartawan AS Allan Nairn, dan juga jurnalis pro AS seperti Gunawan Mohamad di Indonesia.
Banyak orang berkata Allan Nairn ini menghantam TNI Indonesia. Sebetulnya kurang tepat. Yang dihantam Allan Nairn itu adalah Indonesia. Bukan sekedar TNI Indonesia saja. Allan Nairn itu adalah satu agen AS untuk melemahkan Indonesia. Jika Indonesia lemah, tentu perusahaan2 MNC AS seperti Freeport, Chevron, Exxon, dsb leluasa menguras kekayaan alam Indonesia.

Prabowo Aqil

Dengan diterjemahkannya tulisan Allan Nairn tentang Prabowo ke dalam bahasa Indonesia, kita tahu Allan ini bertujuan mempengaruhi rakyat Indonesia agar rakyat Indonesia mengalihkan dukungannya ke Capres Boneka.

Allan Nairn ini katanya jurnalis AS yang anti TNI. Sehingga dikabarkan dia pernah dipukuli TNI secara parah dan tentunya sulit masuk ke Indonesia. Aneh tidak dengan sulitnya masuk ke Indonesia, Allan Nairn yang cuma 2 kali bertemu Prabowo (katanya) di bulan Juni dan Juli 2001 mewawancarai Prabowo cuma untuk wawancara Anonimus dan Off The Record? Anonim dan TIDAK UNTUK DISIARKAN?
Tidak mungkin seorang Jurnalis AS yang dimusuhi TNI membahayakan jiwanya masuk ke Indonesia cuma untuk wawancara ANONIM dan TIDAK UNTUK DISIARKAN. Lihat:
Allan Nairn: In June and July, 2001 I had two long meetings with Prabowo.
We met at his corporate office in Mega Kuningan, Jakarta.
I offered Prabowo anonymity.
I was looking into recent murders apparently involving the Indonesian army, and was hoping that if he could speak off-the-record General Prabowo might divulge details.
Kemudian kita lihat ucapannya:
Kini Gus Dur seringkali dikenang dengan sukacita. Bahkan kampanye Prabowo pun memanfaatkan rekaman video pembicaraan Gus Dur.
Tulisan Allan Nairn di atas menunjukkan Allan Nairn punya hubungan dengan para pendukung Jokowi di Indonesia. Soal video pembicaraan Gus Dur dukung Prabowo, rakyat Indonesia saja tidak tahu banyak. Tentu agen2 AS di sini menginformasikannya kepada Allan Nairn.
Allan Nairn: Namun dalam perbincangan tersebut, di hadapan saya Prabowo tak henti-hentinya mengecam Gus Dur dan demokrasi.
Aneh tidak jika seorang jenderal yang ingin jadi Presiden, di depan jurnalis AS TIDAK HENTI2NYA MENGECAM GUS DUR DAN DEMOKRASI? Apa iya di depan AS Prabowo dengan bangga menyebut dirinya: “DIKTATOR FASIS”? Bukankah itu bodoh sekali? Tidak menggambarkan Prabowo seorang yang kecerdasannya diakui oleh gurunya dan merupakan putra dari Begawan Ekonomi Indonesia: Prof Dr Soemitro Djojohadikusumo. Bagi saya itu tidak masuk di akal. Apalagi menurut KH Said Aqil Siradj, Prabowo itu dekat Gus Dur sejak kerusuhan tahun 1998. Dan amat menghormati Gus Dur. Aqil berkali2 menemani Prabowo menemui Gus Dur dan ngobrol dengan Gus Dur hingga larut malam.
Jika saat tahun 1998 ketika Gus Dur belum jadi presiden saja Prabowo begitu menghormati Gus Dur, sehingga usai pertemuan Makostrad Mei 1998 langsung menemui Gus Dur dan bertanya ke Gus Dur: “Apa yang harus saya lakukan?”, apalagi saat Gus Dur jadi presiden. Dengan menggunakan fikiran saja, saya tahu tulisan Allan Nairn bahwa Prabowo menghina Gus Dur itu cuma fitnah belaka. Jika benar, harusnya di tahun 2001 Allan langsung menulis hinaan Prabowo tsb. Minimal tahun 2009 saat Prabowo jadi Cawapres Mega. Jadi jika tahun 2014 baru Allan “bersuara”, kok “politis” sekali? Tak bedanya dgn Jasmev biasa:
Allan Nairn:
Mengenai Gus Dur, Prabowo mengatakan:
“Militer pun bahkan tunduk pada presiden buta! Bayangkan! Coba lihat dia, bikin malu saja!” [“The military even obeys a blind president! Imagine! Look at him, he’s embarrasing!”].
“Lihat Tony Blair, Bush, Putin. Mereka muda, ganteng—dan sekarang presiden kita buta!” [“Look at Tony Blair, Bush, Putin. Young, ganteng (handsome) -- and we have a blind man!”].
Prabowo menginginkan sosok yang berbeda.
Dia menyebut Jenderal Pervez Musharraf dari Pakistan.
Musharraf telah menangkap perdana menterinya yang sipil dan mendirikan kediktatoran. Prabowo menyatakan kekagumannya pada Musharraf.
Di tulisan di atas Prabowo kata Allan Nairn membandingkan Gus Dur dengan Tony Blair, Bush, Putin, dan Pervez Musharraf. Padahal mereka itu saat wawancara baru berkuasa. Artinya belum banyak dikenal, dan popularitasnya pun belum diketahui dunia seperti sekarang. Putin terpilih jadi presiden pada Agustus 2000, Bush Januari 2001, dan Pervez Musharraf jadi presiden Juni 2001. Artinya popularitas dan kehebatannya belum banyak dikenal.
Lihat bagaimana Allan Nairn “MENGANCAM” akan membongkar peranan Prabowo dalam pembunuhan Massal di Timor Timur tahun 1998:
Journalist Allan Nairn Threatened for Exposing Indonesian Pres. Candidate’s Role in Mass Killings
http://www.democracynow.org/2014/6/27/journalist_allan_nairn_threatened_for_exposing
Ini wartawan apa pemeras? Jurnalis yang baik saat tahu kejadian di tahun 2001, tentu akan langsung menulis apa yang dia ketahui untuk publik saat itu juga. Bukan menyembunyikannya selama 13 tahun kemudian mengancam akan membongkarnya sekarang. Aneh bukan?
Kita lihat lagi tulisan Allan Nairn yang lain:
Allan Nairn: Saat itu saya dan Prabowo berdiskusi panjang tentang pembantaian Santa Cruz.
Dalam pembantaian tersebut, militer Indonesia membunuh setidaknya 271 penduduk sipil.
Kejadiannya berlangsung pada 12 November 1991 di Dili, di sebelah luar area pemakaman yang dipadati laki-laki, perempuan dan anak-anak. Di tahun itu, Timor-Timur masih merupakan wilayah yang diduduki oleh militer Indonesia.
Kebetulan saya ada di sana ketika pembantaian itu terjadi. Saya selamat.
Prabowo mengatakan kepada saya bahwa perintah membunuh itu “goblok” [“imbecilic”]. (Dia katakan bahwa ia sempat mengira perintah tersebut datang dari Jenderal Benny Murdani, tapi ia sendiri tidak yakin.)
Allan menulis Prabowo mengira perintah pembunuhan datang dari Jenderal Benny Murdani. Tapi ia sendiri tidak yakin. Aneh tidak? Sebagai wartawan perang tentu Allan Nairn tahu pepatah “Tidak ada prajurit yang salah. Yang ada adalah Komandan yang salah”. Prajurit sekedar melaksanakan perintah komandannya. Tidak mungkin Prabowo tidak tahu siapa yang menyuruh. Tentu tahu yaitu Jenderal Benny Murdani yang merupakan Panglima ABRI yang merangkap sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan dan juga Pangkopkamtib. LB Moerdani adalah satu2nya Jenderal yang memegang 3 posisi tertinggi keamanan di Indonesia di bawah Presiden Soeharto. Jadi darimana lagi perintah tsb datang jika bukan dari Moerdani?
Namun karena LB Moerdani ini adalah jenderal AS, maka Moerdani aman dari gangguan “Jurnalis” macam Allan Nairn ini. Harusnya Allan menginvestigasi sepak terjang LB Moerdani dalam pembantaian di Timtim. Allan Nairn pun harusnya membongkar sepak terjang Wiranto dalam kerusuhan di Timtim di mana PBB sempat menyebut Wiranto sebagai pelanggar HAM di Timtim. Tapi kenapa Allan tidak menyerang Wiranto? Jelas kelakuan Allan Nairn ini tidak jauh beda dengan Jasmev di Indonesia.
Keberatan Prabowo bukan pada kenyataan bahwa militer Indonesia telah membunuh warga sipil, tapi pada fakta bahwa pembunuhan tersebut dilakukan di hadapan saya dan saksi-saksi lainnya yang bisa melaporkan kasus tersebut dan menggerakan suara dunia internasional.
Apa ia Prabowo ngomong sebodoh ini di depan wartawan AS: Allan Nairn?
Allan Nairn: “Santa Cruz mematikan kami secara politis!” suara Prabowo meninggi. “Di situlah kekalahan kami” [“Santa Cruz killed us politically!,” Prabowo exclained. “It was the defeat!”].
“Anda tidak semestinya membunuh warga sipil di depan pers internasional,” ujar Jenderal Prabowo. “Komandan-komandan itu bisa saja membantai di desa-desa terpencil sehingga tak diketahui siapapun, tapi bukan di ibukota provinsi!” [“You don’t massacre civilians in front of the world press,” General Prabowo said. “Maybe commanders do it in villages where no one will ever know, but not in the provincial capital!”].
Pernyataan tersebut jadi semacam pengakuan bahwa militer terbiasa melakukan pembantaian. Pernyataan itu juga membuktikan bahwa Prabowo tidak berkeberatan jika pembantaian dilakukan di tempat-tempat yang “tak diketahui siapapun” [“where no one will ever know”].
http://www.allannairn.org/2014/06/apa-saya-cukup-punya-nyali-tanya.html
Rasanya Allan Nairn menggunakan imajinasinya untuk menulis hal tsb… :)
Lihat bagaimana Allan Nairn menuduh Kopassus yang membebaskan 10 warga sipil dari penculikan pemberontak bersenjata OPM sebagai pelaku kejahatan. Padahal sebelumnya OPM sudah membunuh 2 orang warga sipil. Di mata Allan Nairn ini, Prabowo / TNI dianggap selalu salah. Penjahat. Meski mereka membebaskan 10 warga sipil dari penculikan OPM:
Allan Nairn: Seiring Suharto terus menaikkan pangkat Prabowo, komando-komando sang jenderal kian nyata jejaknya dalam sejumlah pembantaian massal lainnya. Salah satunya adalah pembantaian massal di Papua Barat. Dalam kasus tersebut, para anak buah Prabowo menyamar sebagai anggota Palang Merah Internasional (ICRC). Operasi rahasia ini juga terdengar sampai Jakarta, kota dimana mereka menghilangkan aktivis-aktivis pro-demokrasi.
http://www.allannairn.org/2014/06/apa-saya-cukup-punya-nyali-tanya.html
Lihat sumber lain di CNN yang menyatakan Prabowo tidak bersalah pada pembunuhan di Santa Cruz, Craras, dsb. Bahkan ada 1 kejadian di mana saat pembunuhan terjadi, Prabowo sedang diwawancarai Asia Week di Malaysia:

Image Of Evil

Prabowo’s refracted reputation for ruthlessness in East Timor

By JOSE MANUEL TESORO
What is the reality? I looked into one incident in which Prabowo was reportedly involved: a massacre of villagers in Craras, in Viqueque regency, southeast of Dili. According to a special forces officer, who asked not to be named, Craras was razed on Aug. 3, 1983, in retaliation for the murders of Indonesian engineers by Fretilin in the village. Prabowo’s unit, to which this officer belonged, did not arrive in East Timor until three days after the incident. Sent to Craras, they came across more than 30 survivors, mostly women and children. He says Prabowo gave them red-and-white banners – the Indonesian colors – and a letter to present to the area’s commander. His unit then escorted the group as far as a river crossing. The officer says he does not know what happened to them afterwards, but information obtained elsewhere suggests they were killed by another Indonesian unit.
Many of the beliefs about Prabowo do not quite fit with the facts. He has been linked with the 1991 Santa Cruz cemetery massacre, but he was not even in East Timor at the time; what’s more, he was serving in Kostrad, rather than Kopassus (the special forces group that deals with intelligence and counterinsurgency). Last September, rumors were rife that Prabowo was in West Timor advising pro-Indonesia militias, but he was in fact in Malaysia being interviewed by Asiaweek.
http://www-cgi.cnn.com/ASIANOW/asiaweek/magazine/2000/0303/cs.etimor.html
Saksi hidup Kerusuhan Mei 1998. KH Said Aqil Siradj selaku Wakil Ketua Tim Gabungan Pencari Fakta di mana Ketuanya adalah Marzuki Darusman, dan anggotanya Bambang Widjojanto (KPK) menyimpulkan Prabowo tidak bersalah dan bukan Dalang Kerusuhan. Dan Prabowo bersedia dikorbankan karena itu. Itulah sebabnya Gus Dur bilang Prabowo itu paling ikhlas.
Dalang sebenarnya justru tidak mau mengaku. Hebat sekali jika ada orang yang tidak masuk Tim TGPF tapi dengan yakin mengatakan Prabowo bersalah melanggar HAM dsb.
Said mengatakan Prabowo terbebas dari berbagai tuduhan pelanggaran HAM. Ini mengacu pada hasil kesimpulan Tim Pencari Fakta (TPGF) yang pernah dibentuk.
“Saya waktu itu Wakil Ketua TPGF. Ketuanya Pak Marzuki Darusman. Wakilnya saya. Anggotanya Bambang Widjojanto, Ketua LBH waktu itu. Hakim Garuda Nusantara, ibu Nursyahbani. Kesimpulannya, Pak Prabowo bukan dalang kerusuhan,” jelasnya.
Ketua PBNU: Prabowo Tak Terlibat Kerusuhan Mei 1998
VIVAnews – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj mengungkapkan calon presiden Prabowo Subianto adalah orang yang paling dekat dengan NU. Kedekatan Prabowo semakin erat pada masa awal reformasi.
“Kedekatan Prabowo dengan Gus Dur ketika masa-masa ribut reformasi itu. Prabowo sering berkunjung ke Gus Dur,” ujar Said di lapangan Pondok Pesantren Nahdlatul Ulama Khas Kempek, Paliaman, Cirebon, Jawa Barat, Jumat 27 Juni 2014. Gus Dur atau Abdurrahman Wahid merupakan mantan Presiden RI dan juga tokoh NU.
Said mengatakan, pertemuan Prabowo dengan Gus Dur sering dilakukan pada malam hari di kediaman Gus Dur. Pertemuan yang sifatnya informal sering dihadiri dengan beberapa tokoh NU lain, seperti Muhaimin Iskandar dan Syaifullah Yusuf.
“Sampai Gus Dur mengatakan orang paling ikhlas untuk bangsa ini adalah Prabowo. Artinya apa, dia siap berkorban. Siap dilengserkan dari pangkostrad, siap dicabut dari kedudukannya. Sebab kalau bukan dia siapa lagi tumbalnya,” kata Said.
Selain itu, Said meyakinkan bahwa Prabowo sadar dengan apa yang dia pilih. Prabowo, kata Said, rela menjadi “tumbal” jenderal-jenderal lainnya pada peristiwa 1998. “Maka beliau siap menerima itu,” katanya.
Bahkan, Said mengatakan Prabowo terbebas dari berbagai tuduhan pelanggaran HAM. Ini mengacu pada hasil kesimpulan Tim Pencari Fakta (TPGF) yang pernah dibentuk.
“Saya waktu itu Wakil Ketua TPGF. Ketuanya Pak Marzuki Darusman. Wakilnya saya. Anggotanya Bambang Widjojanto, Ketua LBH waktu itu. Hakim Garuda Nusantara, ibu Nursyahbani. Kesimpulannya, Pak Prabowo bukan dalang kerusuhan,” jelasnya.
Mengenai pernyataan Wiranto yang membeberkan dokumen Dewan Kehormatan Militer (DKP), Said hanya menjawab singkat. “Beda dengan kesimpulan tim pencari fakta lah. Saya sebagai Wakil Ketua TPGF kerusuhan Mei 1998. Kesimpulannya Pak Prabowo tidak ikut campur sama sekali,” tegasnya.
http://politik.news.viva.co.id/news/read/516566-ketua-pbnu–prabowo-tak-terlibat-kerusuhan-mei-1998
Apakah kita percaya pada Allan Nairn si tukang fitnah atau Gus Dur? Lihat video Gus Dur mendukung Prabowo dan memuji Prabowo sebagai orang yang paling ikhlas:

http://www.youtube.com/watch?v=myiYm28-Gt4
Bukan cuma Gus Dur yang membela Prabowo. Tapi juga banyak tokoh lainnya seperti KH Said Aqil Siradj, Emha Ainun Najib, Aa Gm, Ratna Sarumpaet, tsb. Mereka lebih layak dipercaya daripada Allan Nairn. Silahkan lihat:
http://infoindonesiakita.com/2014/06/14/video-gus-dur-ratna-sarumpaet-dan-moenir-tentang-prabowo/
Gus Dur, Emha dan Korban 1998 Dukung Prabowo
http://infoindonesiakita.com/2014/05/15/gus-dur-emha-dan-korban-1998-dukung-prabowo/
Prestasi Prabowo Subianto
http://infoindonesiakita.com/2014/06/05/prestasi-prabowo-subianto/
Agus Nizami
Blogger Indonesia
“Apa saya cukup punya nyali,” tanya Prabowo, “apa saya siap jika disebut ‘diktator fasis’?”
News: “Do I have the guts,” Prabowo asked, “am I ready to be called a fascist dictator?”
http://www.allannairn.org/2014/06/news-do-i-have-guts-prabowo-asked-am-i.html

Baca Selanjutnya

Sabtu, 28 Juni 2014

Survei Puspol Indonesia: 52,1 Persen Mahasiswa Pilih Prabowo


Jakarta, Aktual.co - Pusat Studi Sosial Politik Indonesia (Puspol Indonesia) mengadakan survei dari tanggal 16 sampai dengan 23 Juni 2014 di 23 kampus dengan jumlah sampel mahasiswa sebanyak 1.000 responden.

Sampling survei ini menggunakan teknik  random sampling. Kategori kampus nya terdiri dari kampus negeri maupun kampus swasta yang tersebar di Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Banten dan Provinsi Jawa Barat.

Karakteristik responden adalah mahasiswa dengan kategori aktivis dan non aktivis. Latar belakang program studinya juga beragam baik berlatar belakang ilmu sosial maupun ilmu eksakta.

Ubedilah Badrun , Direktur Puspol Indonesia mengatakan, survei ini menggunakan pendekatan mix approach (pendekatan campuran) antara kuantitatif dengan kualitatif dengan metode survei Explanatory Survey yaitu suatu metode survei dengan tujuan ditemukannya penjelasan yang lebih mendalam atau menemukan alasan responden menentukan pilihan. Margin of error survei ini adalah 2.47 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Hasil Survei Puspol Indonesia tentang “Capres-Cawapres 2014 versi Mahasiswa” adalah, dari 1000 responden mahasiswa ditemukan bahwa pengetahuan responden tentang Capres-Cawapres 2014 mayoritas mahasiswa mendapatkan informasi dari media televisi sebesar 61.8 persen, dari Radio 3.8 persen, media online 32.05 persen, lain-lain sebesar 2.35 persen.

Data ini menunjukan bahwa pemilih mahasiswa yang mayoritas adalah pemilih pemula mendapatkan informasi tentang capres-cawapres lebih banyak karena menonton televisi.

Dari 1000 responden mahasiswa ditemukan bahwa mayoritas mahasiswa sebesar 52.1 persen (521 mahasiswa) memilih Capres-Cawapres Prabowo-Hatta, sebesar 33.4 persen (334 mahasiswa) memilih Joko Widodo-Jusuf Kalla, dan sebesar 14.5 persen (145 mahasiswa) abstain.

Dari 1000 responden mahasiswa ditemukan bahwa alasan mahasiswa memilih pasangan Prabowo-Hatta karena sikap tegasnya dengan persentasi jawaban tertinggi sebesar 70  persen,  sedangkan untuk pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla dipilih mahasiswa karena sikap merakyat dengan jumlah persentase tertinggi sebesar 30.2 persen.

Dari 1000 responden  mahasiswa menilai bahwa kedua pasangan capres-cawapres tersebut tidak sesuai dengan idealitas mahasiswa, mereka secara mayoritas  menghendaki Capres-Cawapres memiliki karakteristik sebagai berikut: Tegas, 25.9 persen; Jujur, 17.5 persen; Adil 9.6 persen; Tidak Korupsi, 8.8 persen; Berani, 8.1 persen; Amanah, 7.9 persen; Merakyat, 7.1 persen; Cerdas, 4.3 persen; Lainnya (termasuk sederhana), 3.8 persen; Utamakan Pendidikan Bangsa, 2.6 persen; Bertanggung jawab, 1.6persen; Menegakkan Hukum, 1.4 persen; dan Disiplin, 1.4 persen.

Ari Purwanto
Baca Selanjutnya

Media Australia: Prabowo Unggul, Lembaga Survei Bungkam


Unggulnya Prabowo bahkan tidak terbayangkan sebulan lalu.

VIVAnews - Media Australia The Sydney Morning Herald mengulas soal keunggulan calon presiden Prabowo Subianto dalam survei belakangan ini. Namun, beberapa lembaga survei di Indonesia seperti enggan untuk segera merilis laporan tersebut.
Ditulis oleh koreponden SMH di Indonesia, Michael Bachelard, artikel berjudul "Silence of the polls as Prabowo pulls ahead in Jakarta race" mengulas soal Prabowo yang kian membalap popularitas Joko Widodo dalam survei. Padahal, dalam berbagai survei beberapa bulan lalu, Prabowo terpaut jauh dari Joko.

Beberapa sumber yang dikontak Fairfax Media, tulis SMH, mengonfirmasi bahwa tiga lembaga survei kredibel Indonesia menunjukkan bahwa kini selisih persentase kedua capres terpaut sedikit sekali, bahkan sebuah survei menunjukkan Prabowo memimpin.

"Ini hasil yang luar biasa. Sampai saat kampanye dimulai, Joko Widodo yang populer sebagai gubernur Jakarta, sempat memimpin dua-digit," tulis SMH.

Contohnya Juni ini, Lembaga Survei Indonesia menunjukkan bahwa Joko hanya unggul 6,3 persen, menukik dari 20 persen pada survei awal tahun ini. Senin lalu, Lingkaran Survei Indonesia menunjukkan bahwa Prabowo unggul dengan 51,2 persen dan Joko 48,8 persen.

Namun, menurut SMH, para lembaga survei seakan bungkam atau enggan segera merilis hasil survei yang mengunggulkan Prabowo. "Satu atau lebih survei itu ditahan untuk dipublikasikan, seperti khawatir akan mengecilkan hati para pendukung Joko Widodo dan beralih memihak Prabowo," tulis SMH.

CSIS misalnya. Menurut beberapa sumber SMH, lembaga pimpinan Rizal Sukma ini telah menyelesaikan survei pada 15 Juni, namun baru 10 hari kemudian merilisnya.
Aaron Connelly, peneliti Lowy Institute, Selasa lalu menuliskan bahwa tiga lembaga survei paling kredibel --CSIS, Saiful Mujani Research and Consulting, dan Indikator Politik Indonesia-- kini telah mengakui kedua capres sama kuat.

"Prabowo Subianto kini bisa dipertimbangkan untuk menjadi pemenang pemilu presiden 9 Juli, hasil yang tidak terbayangkan sebulan lalu," tulis Connelly.

Bungkamnya lembaga survei ini, menurut sumber SMH, karena ketiga lembaga survei tersebut mendukung Joko Widodo. Seperti Rizal Sukma yang pada Minggu lalu memberikan masukan pada Joko sebelum debat presiden.

"Mereka takut dengan mempublikasikan informasi itu akan membuat dukungan banyak ke Prabowo, di negara yang menurut para analis bermental "dukung pemenang" ini," tulis SMH.

Baik Rizal atau Burhanuddin Muhtadi dari Indikator belum membalas SMS atau telepon dari SMH. Sementara itu, Saiful Mujani dari Saiful Mujani Research and Consulting sedang sakit. (asp)
© VIVA.co.id

Baca Selanjutnya

Gus Dur: Prabowo Tumbal Para Jenderal


INILAHCOM, Jakarta - Mantan Presiden Abdurahman Wahid (Gus Dur) mengatakan bahwa Prabowo Subianto adalah tumbal para jenderal dimasa tragedi 1998.

Hal itu dikatakan, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, saat melakukan kunjungan dengan para kyai bersama Prabowo, di Cirebon, Jumat (27/6/2014).

Gus Dur mengatakan, Prabowo sebagai orang yang paling ikhlas untuk memperjuangkan kesejahteraan bangsa Indonesia.

"Sampai Gus Dur mengatakan orang paling ikhlas untuk bangsa ini Prabowo, artinya apa? Dia siap berkorban, siap dilengserkan dari pangkostrad, siap dicabut dari kedudukannya, sebab kalau bukan dia siapa lagi tumbalnya," kata Said.

Said menjelask, kedekatan Gus Dur dengan Prabowo dimulai ketika masa reformasi dimana saat kericuhan tragedi 1998.

"Kedekatannya dengan Gus Dur ketika ribut-ribut masa reformasi, ribut-ribut tragedi Mei di Jakarta. Nah itu Prabowo sering berkunjung ke Gus Dur. Beliau (Gus Dur) sadar dia (Prabowo) hanya tumbal, dari jenderal-jenderal yang lain," tegas Aqil. [fad]


Baca Selanjutnya

Kyai dan Ulama Se-Jawa Timur Dukung Prabowo Hatta


Surabayanews.co.id - Dukungan terhadap Capres dan Cawapres terus mengalir di sejumlah daerah. Di Kota Surabaya sendiri ,ratusan Kyai, Ulama dan Habaib sepakat mendukung pasangan Prabowo Subianto – Hatta Rajasa di pilpres 9 Juli mendatang.
Melalui Forum Silaturahmi Ulama dan Habaib Jawa Timur yang digelar di kediaman tokoh Madura di Surabaya, Ali Badri Zaini di Jalan Gadung, para ulama dan habaib mendeklarasikan diri sebagai pendukung pasangan Capres dan Cawapres Prabowo Hatta. Para Kyai dan ulama ini datang dari berbagai daerah di Jawa Timur, seperti Malang, Surabaya, Pasuruan dan Madura.
Dalam deklarasi ini, mereka menyatakan sikap bersama yang berisi 5 alasan. Pertama, Indonesia membutuhkan pemimpin yang mampu memimpin bukan dipimpin. Indonesia mebutuhkan pemimpin yang cerdas, jujur, berwibawa yang mampu membangun Indonesia yang bersatu, adil dan makmur serta bermartabat.
Selain itu, Prabowo juga dinilai mampu berkomunikasi dan bernegosiasi dan lebih dekat membela kepentingan umat Islam serta kepentingan bangsa. Dalam deklarasinya, penggagas dukungan untuk prabowo-hatta sekaligus sang deklarator, Kyai Haji Lutfi Bashori menyatakan hasil musyawarah jumhurul ulama jatim sesuai kaedah Akhfud Dhararain. Prabowo dinilai lebih sedikit kekurangannya dan lebih maslahat dipilih sebagai presiden.
Sementara itu, terkait fatwa MUI tentang larangan khutbah Jumat yang berbau kampanye, Kyai Haji Ali Badri Zaini menyatakan mendukung larangan ini.
“Saya tidak menolak jika materi khutbah jumat berisi tentang himbauan dan kriteria pemimpin, asal tidak menyebut nama capres dan cawapres,” kata KH. Ali Badri Zaini, Ketua Forum Dakwah Islam Indonesia.
Dukungan Kyai, Ulama dan Habaib se Jawa Timur ini semakin memuluskan langkah Prabowo Hatta ke istana. Selain itu, dukungan ini bisa dianggap tandanginan pasangan Jokowi-Jk yang telah berhasil merangkul para massa Nahdliyin dan Ulama NU Jatim. (mas/sys)



Baca Selanjutnya

Kamis, 26 Juni 2014

Mulai Semakin Terkuak, Ada Agenda Kuat Settingan Amerika Kepada Prabowo


Pengamat politik Umar S. Bakry mengatakan, permintaan Duta Besar Amerika Serikat Robert O Blake agar pemerintah Indonesia mengusut dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) Prabowo Subianto merupakan bentuk intervensi asing terhadap kedaulatan Indonesia.
Menurutnya, hal tersebut dilakukan AS karena sudah berpihak pada Pemilu Presiden 2014. Dia pun menduga ada agenda setting dalam masalah ini karena permintaan AS dianggap sarat dengan muatan politis.
“Pemerintah Indonesia harusnya membuat statement bahwa masalah ini adalah masalah dalam negeri. Negara manapun tidak dapat campur tangan. Kita tidak boleh didikte, tidak diajari untuk menentukan apa yang terbaik untuk bangsa kita.” kata Umar saat dihubungi, Selasa (24/6).
Umar menilai, sebagai negara besar dan

super power, AS pasti mempunyai kepentingan untuk mencampuri urusan dalam negeri Indonesia.“Tidak bisa dibantah AS punya kepentingan strategis.
Untuk memelihara kepentingan itu, AS tentu akan ikut bermain bagaimana menentukan masa depan kepemimpinan di Indonesia. Umar juga mengatakan, sudah bukan rahasia lagi jika selama ini AS selalu ikut campur tangan dalam masalah dalam negeri di berbagai negara.
Sebelumnya diberitakan Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia, Robert Blake mengatakan pemerintah Indonesia harus menyelidiki tuduhan keterlibatan calon presiden Prabowo Subianto dalam pelanggaran atas hak asasi manusia (HAM) pada dasawarsa 1990-an.
Meski demikian, Blake buru-buru menambahkan jika pemerintahnya tidak memihak calon tertentu. “Namun, kami menganggap serius dugaan pelanggaran HAM dan menyerukan pemerintah Indonesia untuk sepenuhnya menyelidiki tuduhan tersebut,"ujar Blake lewat surat elektronik kepada Wall Street Journal.


Baca Selanjutnya

Dukungan Banser Untuk Prabowo-Hatta, Kekalahan Telak Muhaimin Iskandar Dan Kubu Jokowi-JK


Dukungan lembaga Gerakan Pemuda Ansor Nahdlatul Ulama kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden, Joko Widodo-Jusuf Kalla, tak bulat. Badan semiotonom di bawah GP Ansor, Barisan Ansor Serbaguna (Banser), menyatakan dukungannya untuk Prabowo Subianto-Hatta Radjasa.
Deklarasi dukungan Banser itu dibacakan saat apel siaga Banser se-Jawa Timur di lapangan Desa Puri, Kecamartan Puri, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Selasa, 24 Juni 2014.
Ada enam butir pernyataan sikap Banser, sebagai organisasi, yang pada intinya ikut menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat serta persatuan dan kesatuan Indonesia. Di antara enam butir pernyataan sikap itu berisi dukungan kepada capres dan cawapres dalam pemilihan presiden 9 Juli mendatang.
Kepala Satuan Koordinasi Nasional Banser NU Abdul Muchid mengatakan Banser turut menjaga dan mengamankan tausiyah ulama pondok pesantren Nahdlatul Ulama, khususnya di Jawa Timur, serta mendukung Prabowo-Hatta. “Banser mengawal dan mendukung serta

memenangkan Prabowo-Hatta menjadi presiden dan wakil presiden,” ujar Muchid.
Apel siaga Banser ini diikuti sekitar 5.000 anggota dan Ikatan Pencak Silat NU Pagar Nusa dari berbagai kabupaten/kota di Jawa Timur, antara lain Mojokerto, Nganjuk, Tulungagung, Kediri, Jombang, Ngawi, dan Pacitan.
Muchid mengatakan dukungan Banser kepada Prabowo-Hatta memang bertentangan dengan organisasi di atas Banser, yakni Ansor, yang mendukung Jokowi-JK. “Karena kami taat pada kiai-kiai pondok pesantren NU, khususnya di Jawa Timur, yang mendukung Prabowo-Hatta,” tutur Muchid.
Dalam apel tersebut, Prabowo bertindak sebagai inspektur upacara. “Kami berterima kasih atas dukungan dari Banser dan Ikatan Pencak Silat Pagar Nusa,” kata Prabowo.
Prabowo mengingatkan masyarakat agar tidak salah pilih dalam pilpres nanti. “Pilih nomor 1 jika ingin bersih dari korupsi dan jadi bangsa yang terhormat, bukan bangsa boneka negara lain,” ujarnya.
Prabowo dan ketua tim pemenangan nasional Prabowo-Hatta, Mahfud Md, juga diangkat sebagai anggota kehormatan Banser. Setelah dari Mojokerto, rombongan Prabowo melanjutkan kampanye di Kabupaten Bangkalan dan Pamekasan.




Baca Selanjutnya

Sudah Shalat Istikhoroh, Para Kyai NU Se-Jatim Dukung Prabowo-Hatta


Rois Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim KH Miftachul Akhyar menyatakan kiai/ulama NU se-Jatim mendukung pasangan Prabowo-Hatta.
"Kami sudah 3-4 kali melakukan tabayyun terkait berbagai isu dan komitmen Prabowo, kemudian istikhoroh juga sudah dilakukan," katanya kepada Antara di Surabaya, Jumat.
Ditanya alasan dukungan para kiai NU se-Jatim itu, pengasuh Pesantren Miftachussunah, Kedungtarukan, Surabaya itu menyatakan para kiai sudah melakukan perbandingan amaliah di antara capres yang ada.
"Prabowo adalah nahdliyyin tulen, meski tidak pernah menjadi pengurus dalam struktur, sejak lama mantan Pangkostrad dan Danjen Kopassus itu dekat dengan amaliah NU," katanya.
Jadi, Prabowo adalah NU dalam amaliah, meski NU dalam kepengurusan.
"Dia sejak lama dekat dan ikut membesarkan NU," kata ulama yang mengkritisi kecaman Ketua Umum PP GP Ansor Nusron Wahid terhadap para kiai NU saat menghadiri deklarasi 'Gerakan Indonesia Mengaji' di Surabaya pada beberapa waktu lalu.
Secara terpisah, Sekjen DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) H Imam Nahrawi

menyatakan pihaknya tidak mempersoalkan sikap politik para kiai sepuh Nahdlatul Ulama (NU) yang berseberangan dengan PKB dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 9 Juli 2014.
"Ini negara demokrasi, siapapun boleh menentukan pilihan," katanya setelah Silaturrahim Kiai Kampung dan Modin se-Kota Surabaya di kawasan wisata Sunan Ampel, Surabaya.
Nahrawi tidak bisa mengatakan sikap para kiai sepuh itu tidak berpengaruh kepada suara PKB dalam Pilpres nanti. Namun, dia yakin dengan kekuatan nahdliyin di Jatim. Umat nahdliyin diyakini sudah menentukan pilihannya.
"Jadi artinya, secara psikologis dan emosional sangat kuat hubungannya. Di pasangan lain (Prabowo-Hatta), tidak bisa menilai dan warga NU masih punya memori cukup kuat dengan figur keduanya," katanya.
Ia mengingatkan jangan sampai timbul penyesalan di belakang, karena ini kekuasaan tertinggi di republik ini, karena sekali salah menentukan Presiden, maka akan banyak undang-undang, anggaran, produk hukum lainnya, mungkin tidak berpihak pada kepentingan warga nahdliyin.
Pemilihan Presiden 9 Juli 2014 diikuti oleh dua pasangan calon masing-masing pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.


Baca Selanjutnya

Membaca Haluan Politik Luar Negeri Prabowo Lewat Isu WTO dan Laut Cina Selatan.


Dalam debat capres bahas politik luar negeri tadi malam Prabowo hanya memberi penegasan-peneg

asan bahwa politik luar negeri merupakan cermin kondisi dalam negeri, seraya menegaskan bahwa politik luar negeri haruslah bertumpu pada kekuatan nasional yang nyata agar disegani dan tidak dilecehkan oleh dunia internasional.

Bagi saya pribadi, yang sudah mengkaji isu politik internasional dan ketahanan nasional secara intensif selama 8 tahun, saya justru menangkap sikap ideologis Prabowo bukan melalui Opening statement-nya, melainkan justru melalui dua isu yang dia lontarkan kepada Jokowi dalam sesi saling tanya jawab. Yaitu terkait bagaimana Sikap Indonesia dalam menghadapi forum World Trade Organization(WTO) maupun konflik di Laut Cina Selatan.

Kata orang bijak, seseorang dinilai bukan dari jawabannya melainkan dari apa yang ditanyakannnya. Saya menangkap adanya urgensi dan pandangan yang strategis terkait sikap politik luar negeri Indonesia terkait kedua isu tersebut.

Kita tahu, soal peran dan penyikapan RI dalam forum WTO, bukan sekadar dipandang sebagai fenomena organisas perdagangan. Karena itu pertanyaan Prabowo mengenai sikap RI terhadap WTO, pastinya didasari kegelisahannya terkait ketidakadilan ekonomi internasional.

WTO sejatinya merupakan sebuah sistem pasar bebas yang menembus batas-batas negara, yang bertujuan mengakhiri kedaulatan negara-bangsa. Gejala tersebut bisa dilihat secara kasat mata dengan meningkatnya dominasi kelompok lintas negara seperti G-7, EU, NATO, OPEC, ASEAN, APEC, NAFTA, WTO, IMF, World Bank, dan lain sebagainya.

Dan masuknya Indonesia sebagai anggota G-20, sebenarnya adalah kata halus dari menjebloskan Indonesia ke dalam “penjara” dengan Keamanan Tingkat Tinggi (Maximum Security).

Sistem keamanan utama global tersebut adalah WTO (World Trade Organization) yang sebelumnya bernama GATT (General Agreement on Trade and Tariff), yang ditopang oleh sistem keamanan kawasan atau regional yang disebut FTA (Free Trade Agreement) dengan berbagai variannya.

Melalui FTA, setiap negara yang terikat dengannya dipaksa meliberalisasi pasarnya agar terbuka lebar untuk dimasuki barang dan jasa, terutama sektor keuangan. Indonesia sendiri sudah terikat dengan AFTA tahun 2002, China-ASEAN-AFTA tahun 2004, dan Indonesia-Jepang EPA tahun 2007.

WTO Sebagai Sistem Kontrol Negara Dominan.

Setelah Perang Dunia II berakhir, IMF dan Bank Dunia melahirkan sebuah organisasi perdagangan dunia yang bernama GATT, di Jenewa, Swiss tahun 1948, sebagai implementasi hasil konferensi Bretton Woods, di New Hampshire, tahun 1944, yang disponsori oleh Amerika Serikat.

Pada awal berdirinya, GATT beranggotakan 23 negara, dan terus berkembang menjadi 115 negara pada sidang di Marakesh, Maroko, 5 April 1994. Ada tiga prinsip utama GATT yang mengikat negara-negara anggotanya antara lain:

Dalam KTT G-20 yang akan berlangsung bulan September 2013 di St. Petersburg, Rusia nanti, terdapat beberapa isu menarik, salah satunya yakni perlunya keterbukaan perbankan bagi setiap negara anggota demi kemudahan kerjasama multilateralisme keuangan global – kalau menggunakan bahasa indonesia artinya meminta kepada para kepala pemerintahan dunia untuk memberikan kekuasaan kepada WTO, IMF dan World Bank untuk mengatur kebijakan-kebijakan nasional setiap negara anggotanya.

Betapa tidak, karena sesungguhnya 80% perputaran uang di dunia ini telah dikuasai oleh IMF dan World Bank. Bayangkan, saat ini saja, bila ada seorang petani kita di pelosok negeri mengajukan proposal pinjaman dana kepada sebuah bank di tingkat kecamatan, maka informasinya akan langsung sampai ke World Bank dan IMF.

Kecanggihan sistem monitoring dan kontrol inilah yang menjadi dasar kebijakan World Bank atau IMF dalam memberikan bantuan ekonominya kepada negara miskin maupun negara berkembang.

Jadi pelemahan ekonomi negara-negara berkembang bukan dengan embargo, tetapi dilakukan dalam bentuk pinjaman yang menjadi hutang, bahkan dengan sengaja diberikan pinjaman dana sebesar-besarnya. Kalau perlu dalam bentuk hibah sebagai sarana masuknya produk, teknologi dan budaya mereka ke negara miskin dan negara berkembang.

LAUT CINA SELATAN

Ihwal pertanyaan Prabowo tentang konflik Laut Cina Selatan kepada Jokowi, juga mencerminkan pemahaman dan wawasannya tentang geopolitik. Meski tak satupun suku kata itu meluncur lewat narasinya.

Konflik perbatasan(border dispute) antar negara-negara di Asia Tenggara terkait beberapa wilayah yang di sekiling laut Cina Selatan, menurut saya bukan sekadar isu yang bisa memicu konfilik perbatasan antar beberapa negara ASEAN dengan Cina, melainkan juga jadi indikasi betapa isu konflik perbatasan akan digunakan sebagai sarana Proxy War oleh dua negara adidaya(AS dan Cina) untuk meningkatkan eskalasi konflik global AS versus Cina di Asia Pasifik.

Dengan kata lain, konflik perbatasan di wilayah yang dilewati Laut Cina Selatan, sejatinya merupakan isu yang berpotensi diangkat sebagai tema untuk menjadikan negara-negara di ASEAN sebagai sasaran arena medan perang antara AS versus Cina. Seraya mengondisikan politik adu domba antar negara-negara di kawasan Asia Tenggara, khususnya ASEAN.

Bagi masyarakat, terutama swing voters yang cerdas dan jeli, jawabatan Jokowi terhadap kedua isu tersebut, sangat tidak strategis. Sehingga menggambarkan tidak adanya sense of crisis dalam menyikapi soal WTO dan Laut Cina Selatan.

Padahal, meski dirumuskan sebagai pertanyaan, WTO dan Laut Cina Selatan, Prabowo justru menjawab satu pertanyaan Jokowi yang cukup fundamental yaitu apa ancaman terbesar yang Indonesia hadapi baik dari dari luar dan dalam negeri. Sekaligus apa kontra skema dan strategi untuk menghadapinya.

Sementara Jokowi hanya memandang WTO sekadar sebagai fenomena organisasi perdagangan, sedangkan dalam soal Laut Cina Selatan, Jokowi seakan masih meraba-raba apa pentingnya konflik Laut Cina Selatan, dan apa dampak buruknya bagi Indonesia ke depan. 
Baca Selanjutnya

Antara Bantah Siarkan Berita Palestina Dukung Jokowi


REPUBLIKA.CO.ID
, JAKARTA -- Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara menyatakan, tidak pernah menyiarkan berita berjudul "Rakyat Palestina Doakan Jokowi" meskipun sempat tayang melalui portal daerah Antaranews Biro Sulawesi Selatan "www.antara-sulawesiselatan.com".

Dalam siaran pers itu, Dubes Palestina Fariz N Mehwadi seolah-olah menyatakan bahwa rakyat Palestina sangat menyayangi calon presiden Joko Widodo (Jokowi) dan mendoakan keberhasilannya memenangkan Pemilu Presiden 9 Juli 2014. Hal tersebut disampaikan Fariz bertepatan dengan ulang tahun Jokowi pada 21 Juni 2014.

"Wartawan LKBN Antara tidak pernah membuat berita berjudul itu, tidak pernah menyiarkannya, dan tidak pernah mewawancarai Dubes Palestina," kata Pemimpin Redaksi LKBN Antara Akhmad Kusaeni, Senin (23/6).

Menurut Kusaeni, pihaknya sudah melacak jejak berita tersebut dan memastikan ada pihak-pihak tertentu di luar LKBN Antara yang membuat dan menyiarkannya secara ilegal.

"Sekali lagi, kami menyatakan tidak pernah membuat dan menyiarkan berita tersebut. Kepada pihak-pihak yang dirugikan terkait berita ilegal tersebut kami menyampaikan maaf sebesar-besarnya," katanya.



Baca Selanjutnya

PRABOWO DAN OMPRENG DIKEPALA


By Idjon Djanbi

Tahun 96 Prabowo berkunjung Grup-2 Kopassus, Sehari sebelum kunjungan Prabowo seluruh Uang Insentif, Uang Gizi, Uang Parako bahkan sabun semir dibagi Habis kepada seluruh Prajurit, Yah Namanya Juru Bayar dan Pejabat Gudang bertanya kepada beberapa Perwira, "Kok dibagi habis Pak ?", dijawab Oleh Perwira, "Kalau Danjen Tahu belum dibagi, Perwira bisa menclat kesana kemari diamuk."

Rencana awalnya beliau akan berkunjung Pada Sore Hari dan Menginap di Magrup-2 Kopassus Kandang Menjangan Solo. disaat Prajurit sedang Apel Pagi tiba -tiba datang sebuah Heli Kopter AD yang akan mendarat di Lap Grup-2 Kopassus, karena tidak Tahu, Prajurit yang melaksanakan siaga segera berhamburan sambil membawa senjata, ingin mengepung Heli tersebut, setelah mendarat turunlah seseorang Jenderal mengenakan Kaca Mata Hitam Police... betapa terkejutnya seluruh Prajurit dan Para Perwira, yang datang ternyata Danjen Kopassus Mayjen TNI Prabowo Subianto... beliau datang tanpa diketahui dan tanpa pemberitahuan dan tidak sesuai dengan Jadwal... Kapok... disidak !

Tanpa masuk ke Ruang Transit, beliau mengatakan "segera Alarm Kumpul saya ingin bertatap muka dengan seluruh Prajurit". Seluruh Prajurit dan PNS pun Kumpul dicek satu persatu...
Kemudian Beliau memberikan Pengarahan, sebelum pengarahan, sebuah pertanyaan tak terduga ditanyakan kepada Prajurit yang paling bawah... "ya Kamu berdiri.." Prajurit itupun berdiri.
Pak Prabowo bertanya lagi " Apakah Hak-hak kamu, Uang Lauk Pauk, Gizi, Isentif dan Parako sudah Kamu terima semuanya..?
Prajurit tersebut pun menjawab : "Siap Sudah Komandan..!"

Aman.... mungkin ucapan dalam hati sebagian prajurit...
"Mana Juru Bayar, Bawa Buku Tandatangan Gaji dan Pembayaran Hak Prajurit ke sini.. ?" Kata Pak Prabowo

Juru Bayarpun pun mengambil Buku pencatatan keuangan dan menyerahkannya kepada Pak Prabowo....

Pak Prabowo pun tersenyum dan mengucapkan terima kasih karena sudah melaksanakan perintahnya. Anda bisa bayangkan saat itu tidak adayang berani mengeluarkan suara bahkan kepakan sayap Nyamuk terdengar sangat Jelas....

Setelah selesai Pengarahan dilanjutkan beribadah, yang Muslim ke Masjid, Nasrani ke Gereja dan Hindu ke Pura.... selesai beribadah, persiapan kembali ke Barak untuk Makan Siang... sedangkan Pak Prabowo disiapkan Makan siang di Magrup bersama Perwira Magrup...
Tiba-tiba suasana pun berubah, Prabowo mengatakan "saya ingin makan bersama dengan Prajurit saya di Barak."

Pak Prabowo pun mendatangi beberapa Barak dan mencicipi Makanan Barak... tanpa sedikitpun beliau tersenyum... mencoba dan mencoba mencicipi seperti ada yang salah dengan makanan tersebut.... tibalah pada Puncaknya....Be
berapa Prajurit Bujangan makan siangnya di sebuah saung pinggir Kolam Ikan, Pak Prabowo melihatnya dan menghampiri mereka, Prajurit yang berada di situ berubah menjadi Patung, ada yang sedang menyuap ada yang sedang mengunyah.

"Lanjutkan makannya, Mana Jaga Barak ?, bawakan Makan siang Barak ke sini, kita Makan sama -sama disini" kata Pak Prabowo...

Jaga Barak pun membawakan seluruh makan siang di Barak, Pak Prabowo mengambil sendiri makanannya dikuti oleh Para Perwira...

Tiba-tiba..... Klontang bunyi Opreng dibanting di Meja.
Pak Prabowo bertanya kepada Prajurit "Apakah Makan ini Enak ?
"Siap Enak " jawab Prajurit...
"Ya.... Enak menurut kalian, sekarang semua Perwira ambil makan dan makan didepan saya" kata Pak Prabowo...
semua Perwirapun melaksanakannya, satu persatu Prabowo memperhatikan mereka makan ada yang tidak Habis dan ada yang mengambil makan sedikit....

"Ya Kamu Perwira.... kenapa tidak Habis?
"Siap, Nasi ada Kutunya, Siap masih ada Kerikil, Siap Sayur ada Ulatnya"
"Trus apakah makanan Ini Pantas untuk dimakan Prajurit ?
Perwira menjawab "Siap Tidak Pantas"
'" Jika Tidak Pantas, mengapa mereka diberi Makanan Kambing?"
Tidak ada yang berani menjawab, Jika ada Ilmu menghilangkan diri, mungkin saat itu anggota sudah menghilang dan melarikan diri...

"Ya Semua Perwira Jongkok, angkat Ompreng Kalian diatas Kepala, Balikkan Ompreng kalian" Ompreng pun di Balik, seluruh isi Ompreng Tumpah di Kepala Perwira, Nasi, Sayur dan Cabepun menjadi satu.

"Kalian Prajurit adalah Para Ksatria Bangsa, harus diperlakukan seperti Ksatria, Bagaimana mereka bisa Perang kalau makannya ada Pasir dan Ulat ?.. mereka dibentuk Mahal oleh negara jangan disiasiakan, Kalian Jangan coba-coba Korupsi, akan saya Pecat kalian,
Sekarang Juga kalian Perwira keluar dan belikan makanan yang paling anak di solo untuk seluruh Prajurit dan harus Cukup....

Perwira pun berhamburan mencari yang paling cepat hanya satu Nasi Padang... sa Baskom baskomnya di bawa ke asrama, setelah semua Prajurit Makan siang.

"Mana Cemilannya, Jangan Kue atau Roti, tapi Jagung, Singkong dan Kacang kacangan" kemudian dibawakan....

Disaat orang lagi Stres dan Ketakutan, ternyata Barak sebelahnya tidak tahu ada Gempa Bumi (Prabowo Marah) di Barak atas, Ternyata di Barak Bawah mereka sambil Ngopi dan bermain Gitar, samar samar terdengar Oleh Pak Prabowo...

"Itu Yang main Gitar suruh kesini, Bawa Gitarnya sekalian ke sini..!" perintah Pak Prabowo.
Dalam hati, Pasti Gitar itu Pecah Berhamburan, tak lama datanglah remaja Barak bawah.. (Prabowo tidak tahu,Remaja Barak sengaja menyanyi lagu kesukaan Prabowo)

"Yang Main Gitar dibawah tadi siapa ?" tanya beliau
"Siap saya Komandan " Jawab anak Ambon itu...
"Kamu mainkan Gitar dan Lagu tadi" minta beliau
Si Ambon pun menyanyi, Sio Mamae, Beta Rindu Mau Pulange, belum selesai menyanyi..."Dangrup... besok si Ambon ini suruh Cuti pulang ke Ambon, beri dia Tiket Pesawat dan ini uang buat kamu berikan kepada Orang Tuamu sampaikan salam hormat saya kepada keluargamu di Ambon sana"

Suasanapun Cair, Pak Prabowo pun tertawa "Prajurit itu tidak boleh Stres, harus bergembira, semangat jangan manyun, Saya Tahu banyak Prajurit yang tidak tahu makan direstorant, tidak bisa Naik Eskalator, Tidak Bisa Naik Motor dan membawa Mobil dan ada yang belum pernah Naik Pesawat sipil, mulai besok kalian perwira ajak mereka ke Restoran dan Naik Eskalator dan ajarkan mereka hal baik" Kata Pak Prabowo

" Siap" jawab Para Perwira
Pak Prabowopun naik Heli Kopter dan menuju ke Grup-1 Kopassus di Serang Banten...

Pak Prabowo sudah Pulang tapi Prajurit lanjut dengan kelucuannya, yang belum pernah naik Eskalator diajak ke Mall, namanya dari Kampung ada yang naik Eskalator sambil Duduk pas turunnya loncat loncat..

Demikian juga yang tidak bisa mengendarai Motor diajarin sampai malam hari....
Tak Jarang banyak kejadian lucu, seperti Makan Bakso menggunakan Sumpit, Baksonya tidak masuk ke Mulut tapi Loncat ke Kepala rekan sebelah.

BANYAK KEJADIAN LUCU, TAPI JIKA DICERITAKAN DISINI ANDA SEMUA PASTI AKAN TERPINGKAL PINGKAL

Itulah sebagian kecil Prabowo Keras tapi mendidik, agar Prajuritnya terhormat dan memiliki harga diri serta mencarikan Solusi untuk mengatasi masalah Prajurit....Para Perwira mengeah saat itu kinipun sudah banyak yang menjadi Jenderal.

sampai Jumpa dikisah Prabowo Berikutnya.
Kami masih Ingat satu Ucapan yang membuat Takut Prajurit saat itu
"JIKA KALIAN MELAKUKAN KORUPSI, MENGURANGI DAN MEMOTONG HAK ANGGOTAMU, KAMU AKAN SAYA PECAT...!"

Salam Hormat dari Idjon Djanbi Team.

KOMANDO...!
 
 

Baca Selanjutnya

Review Isu potensi kebocoran kekayaan negara


Prabowo Subianto
Kelemahan terbesar saya, adalah saya tidak bisa bicara manis. Saya juga tidak bisa diam, jika mengetahui ada yang tidak benar.

Isu potensi kebocoran kekayaan negara adalah isu yang sangat serius. Jika diberi mandat untuk jadi presiden, perjuangan utama saya adalah menyelamatkan setiap Rupiah kekayaan rakyat Indonesia. Kekayaan yang diselamatkan akan saya gunakan untuk bangun sekolah, buka lapangan pekerjaan, hapus kemiskinan.

Jika sahabat ada waktu, saya minta waktu 30 menit untuk saksikan dan sebarluaskan paparan berikut ini:
http://tinyurl.com/Bocor1000T

Atau bisa langsung download dgn HP vidio format 3GP ukuran 20 MB disini:
http://upfile.mobi/529906.b44d93d982a626dbd01409fd4a16e1f0 


Baca Selanjutnya

Konsep Tol Laut, Drone Sampai Laut China Selatan Jokowi Ngawur


RMOL. Jika menyimak konsep maritim yang dikemukakan capres Jokowi dalam debat capres sesi ketiga tadi malam, ada beberapa hal yang terdengar lucu dan menarik untuk dikritisi.

Misalkan Tol Laut, mengutip pernyataan pengamat ekonomi Ichsanuddin Noorsy maupun politisi Partai Gerindra, Iwan Sumule, istilah itu jelas salah. Ketua Umum Indonesia National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto juga menganggapnya tak masuk akal. Begitu pula Direktur Indonesia Maritime Instutute, Y. Paonganan yang menyebutnya sebagai konsep bualan semata. Dalam analisanya, konsep Tol Laut Jokowi baru bisa terwujud setelah lima kali jabatan presiden mendatang.

"Yang kedua, soal penjualan Indosat di mana Jokowi menyatakan dalam debat bahwa Indosat dijual oleh pemerintah Megawati karena krisis ekonomi tahun 1998. Di sini Jokowi lupa bahwa penjualan Indosat terjadi pada tahun 2002 dan Indonesia tidak mengalami krisis ekonomi, karena tahun 2002 Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 3,66 persen (walau tidak sebesar pertumbuhan ekonomi di era Presiden SBY saat ini, 5,21 persen). Bahkan Jusuf Kalla menyatakan penjualan Indosat merupakan kesalahan pemerintahan Megawati," papar Iwan Sumule kepada Rakyat Merdeka Online, Senin pagi (23/6).

Yang ketiga, soal drone, menurut dia, tidak realistis karena selain harganya yang sangat tinggi, teknologi itu juga masih dalam kategori "rahasia". Dalam bahasa sindiran Dr A. Riza Wahono melalui akun facebook-nya, mungkin yang dimaksud Jokowi itu 'drown' , kelelep seperti Jakarta yang kebanjiran .

Dan yang keempat, soal Laut China Selatan yang dibilang Jokowi bukan merupakan batas wilayah Indonesia. Di sini capres Jokowi lupa bahwa pulau Natuna yang sedang di klaim China berada di Laut China Selatan.

"Bagaimana mau mempertahankan Wilayah NKRI, jika tidak mengetahui batas wilayah negara kita? Dan kesalahan pemerintah Megawati," tegas Iwan Sumule.

"Ini tidak boleh terulang lagi, di mana pulau Sipadan dan Ligitan telah lepas dari genggaman Republik Indonesia," imbuh Iwan.

Ia mengharapkan masyarakat nantinya lebih cerdas dalam memilih pemimpin lima tahun mendatang.

"Dan apa pun perbedaan pendapat atau pandangan kita, harus tetap dalam kerangka Bhinneka Tunggal Ika, Berbeda-beda tetap 1 juga," tandas Iwan.[wid]

Baca Selanjutnya

Gawat, RI Tak Punya Hak Buy Back Saham Indosat

Nanik S Deyang saat bersama jokowi dan prabowo

Dari status Mbak Nanik S Deyang: seorang wartawan senior yang dulu adalah anggota tim suksesnya jokowi-ahok lalu mengalihkan dukungannya ke prabowo

Nanik S Deyang
Soal Indosat yg sudah dijual MAK MEGA, kata Jokowi mau di- BUY BACK (beli kembali) . Pak De, ternyata anda itu ngomongnya yo asal jeplak. Lihat berita ini, bahwa dalam ketentuan SPA tidak ada opsi buy back saham Indosat, jadi yg anda mau beli lagi itu opo???? Lagian umpama mau beli lagi dari mana duitnya Pak Dhe? Waktu dijual tahun 2002 harga saham Indosat Rp 3,7 T oleh STT Telcom (anak perusahan Temasek), kemudian STT menjual sebagian saham tersebut tahun 2008 konsorsium Qatar dengan harga 16 T lebih (naik 550 persen dalam 6 tahun), kira-kira sekaran berapa ya Pak De Jokowi ? Dari mana duitnya Pak Dhe? untuk nambal APBN saja kita ngutang luar negeri.....
 
Bahkan taruh kata Anda punya duit pun, ternyata Anda juga tidak bisa membeli kembali saham Indosat, kecuali atas kemauan pemilik menjual kembali, karena memang tidak ada opsi bahwa kita bisa membeli kembali. Pak Jokowi, hal-hal seperti inilah yg saya khawatirkan, dimana anda selalu bicara semuanya "bisa" dan "mudah" dilakukan, seperti waktu Anda mau Nyagub, semuanya juga anda katakan mudah, tapi nyatanya nol besar, dan Anda cukup menyalahkan siapa saja, kalau ada orang lain menagih janji Anda....
 
 
==============

Jakarta - Indonesia ternyata tak punyak hak sama sekali untuk membeli kembali 41,94 persen saham Indosat yang kini sudah dikuasai Singapore Technology Telemedia (STT). Masalah pembelian kembali saham atau buy back sama sekali tidak tercantum dalam perjanjian jual beli atau sales and purchase agreement (SPA). 
 
Hal tersebut diungkapkan oleh Menkominfo Sofyan Djalil usai rapat yang dipimpin Wapres Jusuf Kalla soal RUU Aceh di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (5/1/2006). "Ternyata kewajiban atau hak kita untuk membeli kembali itu tidak ada dalam SPA. Kalau seolah-olah kita ingin membeli kembali, ada hak untuk membeli kembali, itu tidak ada. Semua tergantung apakah mereka mau menjual atau tidak," ungkap Sofyan. Ia menambahkan, sebelumnya mantan Menneg BUMN Laksamana Sukardi pernah mengisyaratkan Indonesia bisa membeli kembali saham tersebut. "Dulu terkesan seolah-olah 
 
Pak Laksamana menyatakan kita punya hak untuk membeli kembali. Tapi sebenarnya tidak ada kewajiban dari pihak Singapura untuk menawarkan," tegasnya. Kepemilikan saham Indosat saat ini adalah pemerintah Indonesia (14,7 persen), STT (41,94 persen) dan sisanya publik. Pemerintah berniat membeli kembali sahamnya di Indosat yang dilego ke STT pada Desember lalu karena periode lock up selama dua tahun sudah selesai. Dengan selesainya periode lock up, maka STT bisa bebas menjual saham yang dibelinya tersebut. 
 
Namun ternyata STT secara tegas menyatakan tidak akan menjual sahamnya di perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia itu. Padahal pemerintah Indoensia tampaknya sudah sangat ngebet. Menneg BUMN Sugiharto pun sudah mengirimkan surat ke STT agar bersedia menjual sahamnya. Sementara "saudara kembar" Indosat, yakni Telkom, sudah bersedia membantu pendanaanya. Menurut Sofyan, STT secara tegas menyatakan tidak minat menjual sahamnya di Indosat sehingga Indonesia tidak bisa berbuat banyak. "Pak Sugiharto kan menawarkan kalau Singapura mau jual. Tapi kelihatannya mereka tidak mau jual. Jadi tidak ada kewajiban kita untuk membeli atau kewajiban mereka untuk menjual balik ke kita. Periode lock up itu boleh dijual kalau mereka mau," urai Sofyan. (rouzni)
 
Baca Selanjutnya

Dubes Palestina: Prabowo Pernah Nyumbang Rp 500 Juta Ketika Palestina Diinvasi Israel


RMOL. Pemerintah dan Rakyat Palestina mensyukuri dukungan kuat pemerintah, parlemen, partai-partai politik dan organisasi-organisasi kemasyarakatan, media massa serta kalangan mahasiswa dan aktivis lembaga swadaya masyarakat di Indonesia selama ini.

Demikian disampaikan Duta Besar Palestina untuk Indonesia Fariz N Mehdawi seperti dikutip dari Antara pagi ini (Selasa, 24/6).

Dalam konteks bantuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina, berbagai pihak di Indonesia senantiasa mengulurkan tangan mereka, termasuk Partai Gerindra. Partai yang mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden itu pernah memberikan donasi senilai Rp 500 juta ketika Israel menginvasi Gaza beberapa waktu lalu, katanya.

Di mata Dubes Fariz, dukungan dan komitmen Indonesia pada Palestina yang merdeka dan berdaulat itu tidak pernah berubah dan senantiasa kuat sejak era Pemerintahan Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono.

"Semua mendukung kemerdekaan Palestina. Saya berharap kebijakan ini tidak berubah. Kami pun tidak ingin isu Palestina ini menjadi isu kontroversial. Sebaliknya kami ingin isu Palestina merupakan isu yang menyatukan bukan isu yang memisahkan orang-orang Indonesia," katanya.

Dalam konteks perjuangan kemerdekaan Palestina, masyarakat internasional yang mendukung Palestina itu tidak hanya datang dari kalangan Muslim tetapi juga Kristiani dan pemeluk agama-agama dan kepercayaan yang lain, katanya.

"Masalah Palestina ini juga menyangkut isu keadilan," katanya. [zul]

Baca Selanjutnya

Mahasiswa: Wiranto Perintahkan 13 Aktifis 98 Dibumihanguskan


Jakarta, Aktual.co — Situasi nasional pasca turunnya Presiden Suharto belumlah menjamin stabilitas nasional. Hal ini dikatakan Jenderal Wiranto terkait desakan pemerintah Amerika Serikat dan Australia serta sejumlah LSM HAM internasional dan LSM lokal yang menuntut diselidikinya secara tuntas pelanggaran HAM terhadap kerusuhan Mei dan penangkapan sejumlah aktifis.

Dimana 13 aktifis yang masih dalam kontrol Pangkoops Jaya. Karena itu perlu diambil langkah strategis untuk melakukan suatu upaya meredam atas langkah mantan Danjen Kopassus yang sudah diluar subordinasi, melepaskan 9 aktifis tanpa adanya perintah dari Pangab sehingga menyebabkan makin membesarnya tuntutan reformasi dari mahasiswa.

Demikian butir kedua dari notulensi rapat terbatas yang dilakukan mantan Panglima ABRI Jenderal Purn Wiranto pada 17 Juli 1998 silam. Notulensi rapat ini dijadikan bukti yang diserahkan Koordinator Umum Jaringan Mahasiswa Indonesia untuk Keadilan (Jamaika) Eko Wardaya ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Senin (23/6).

Butir pertama dari notulensi rapat terbatas, dinyatakan bahwa rapat dibuka pada pukul 17.00 WIB. Dipimpin Jenderal Wiranto dan dihadiri Letjen Agum Gumelar, Jenderal Subagio Hadisiswoyo, Jenderal Fachrul Rozi dan Letnan Jenderal Yusuf Kartanegara. Rapat digelar di rumah Pangab Wiranto.

Pada butir ketiga, Letjen Agum Gumelar berpendapat mengenai perlunya dilakukan kanalisasi agar diciptakan aktor yang dijadikan tokoh utama segala dalang kerusuhan Mei dan penangkapan aktifis kiri dan Islam.

Keempat, Jenderal Subagio Hadisiswoyo menyarankan agar kepergian sejumlah perwira TNI ke Malang tanggal 12 Mei 1998 bisa dijadikan alibi untuk mengarahkan pada mantan Danjen Kopassus (Prabowo) sebagai aktor utama dibalik kerusuhan di Jakarta dan penangkapan aktifis.

Kelima, Letjen Fachrul Rozi mengusulkan agar segera dibentuk Dewan Kehormatan Perwira tanpa melalui Mahkamah Militer untuk memberhentikan mantan Danjen Kopassus agar tercipta opini publik bahwa mantan Danjen Kopassus tersebutlah tokoh kerusuhan di Jakarta dan penangkapan aktifis serta rencana kudeta pada Presiden Habibie.

Butir terakhir, para peserta rapat menanyakan kepada Jenderal Wiranto tentang 13 aktifis yang masih dalam pengendalian Pangkoops Jaya, lalu Jenderal Wiranto memerintahkan agar disukabumikan saja dan seluruh peserta rapat menyetujui dan segera Kasad akan memanggil Pangkoops Jaya.

Dalam notulensi rapat yang dicatat oleh Sekpri Pangab tersebut, seluruh peserta rapat membubuhkan tandatangannya masing-masing. Notulen yang bersifat rahasia dan terbatas ini dalam bab perihal dinyatakan sebagai 'Operasi Kuningan'.
Ismed Eka Kusuma  
Baca Selanjutnya