كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ PECINTA RASULULLAH.COM menyajikan artikel-artikel faktual sebagai sarana berbagi ilmu dan informasi demi kelestarian aswaja di belahan bumi manapun Terimakasih atas kunjungannya semoga semua artikel di blog ini dapat bermanfaat untuk mempererat ukhwuah islamiyah antar aswaja dan jangan lupa kembali lagi yah

Minggu, 02 Desember 2012

ILMU HATI ( TASSAWUF )



Apabila hati sudah menjadi bersih maka hati akan menyinarkan cahayanya. Cahaya hati ini dinamakan Nur Kalbu. Ia akan menerangi akal lalu akal dapat memikirkan dan merenungi tentang hal-hal ketuhanan yang menguasai alam dan juga dirinya sendiri. Renungan akal terhadap dirinya sendiri membuatnya menyedari akan perjalanan hal-hal ketuhanan yang menguasai dirinya. Kesedaran ini membuatnya merasakan dengan mendalam betapa dekatnya Allah dengannya. Lahirlah di dalam hati nuraninya perasaan bahawa Allah sentiasa mengawasinya. Allah melihat segala gerak-gerinya, mendengar pertuturannya dan mengetahui bisikan hatinya. Jadilah dia seorang Mukmin yang cermat dan berwaspada.

Di antara sifat yang dimiliki oleh orang yang sampai kepada martabat Mukmin ialah:

1: Cermat dalam pelaksanaan hukum Allah
2: Hati tidak cenderung kepada harta, berasa cukup dengan apa yang ada dan tidak sayang membantu orang lain dengan harta yang dimilikinya.
3: Bertaubat dengan sebenarnya ( taubat nasuha ) dan tidak kembali lagi kepada kejahatan.
4: Rohaninya cukup kuat untuk menanggung kesusahan dengan sabar dan bertawakal kepada Allah
5: Kehalusan kerohaniannya membuatnya berasa malu kepada Allah dan merendah diri kepada-Nya.


Hal diatas merujuk pada Firman Allah :

“Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat ( nanti ) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan ( yang benar ).” ( QS Al Isra 17 : 72 )

“Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.” ( al Hajj 22 : 46 )

Kita berkewajipan memelihara hati, malah Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam telah memperingatkan kita melalui sebuah hadis Baginda: “Ketahuilah bahawa dalam jasad manusia ada seketul daging ( segumpal darah ), jika baik daging tersebut, maka baiklah seluruh anggota dan jika rusak daging tersebut, maka rusaklah seluruh anggota, itulah hati.” ( Riwayat Shahih Bukhari dan Muslim ).

Dari Abu Hurairah, Abdurrahman bin Shakhr radhiyallahu’anhu, dia mengatakan bahwa Rasulllah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah tidak melihat fisik dan rupa kalian, akan tetapi Allah melihat hati [ dan amal perbuatan ] kalian.” ( HR. Muslim no.2564 )

Hati merupakan tempat pandangan Allah. Hati diibaratkan sebagai pakaian yang kita gunakan. Kita akan selalu membersihkan pakaian yang kita gunakan lantaran akan dilihat oleh orang lain. Bagaimana pun juga, orang akan menilai kita dari pakaian yang kita gunakan.

Hati orang yang bersih, tercermin dari bersihnya jasad. Bagaimana pun juga, di dalam tubuh setiap manusia, terdapat segumpalan daging yang bernama hati. Bersih atau kotornya hati, menentukan sifat manusia yang memilikinya.

Begitu pun dengan hati. Allah akan melihat siapa kita melalui hati. Untuk itu, senantiasalah menjaga hati agar selalu bersih seperti kita menjaga pakaian kita agar selalu indah dipandang orang lain.


TASSAWUF ibarat kawah candradimuka yg membentuk jiwa kita matang, matang dlm segala hal..hatinya matang, pikirannya matang, karena hatinya Jernih dlm hatinya diliputi MAHABATULLAH cinta dan Rindu kepada ALLAH.

Jika dlm hati seorang insan telah diliputi cinta dan rindu kepada ALLAH maka hatinya bersih dari segala macam penyakit, hatinya jernih dan mantap, jika hati bersih dan jernih maka akan membawa mengantarkan diri kita pada manisnya Iman kepada ALLAH SWT.


INI BUKTI TASSAWUF dan KARAMAH TELAH ADA PADA ZAMAN BAGINDA RASULULLAH SHALALLAHU ALAIHI WASALLAM.

Sufi adalah ajaran kesucian Jiwa, setiap muslim mestilah ada ajaran tasawwufnya, karena kalau tidak maka ia akan menjadi fasiq, karena tasawwuf adalah mengajarkan khusyu, Jujur, setia, sabar, syukur, itu semua adalah ajaran tasawwuf, dan mereka yang menggeluti bidang itu disebut sufi.

Dizaman Nabi saw telah ada para sahabat yang disebut ahlusshuffah, mereka menginap disamping rumahnya Nabi saw, fuqara yang tak bekerja, mereka beribadah, berpuasa, dan belajar pada Nabi saw dan terus I'tikaf di masjid, diantaranya adalah Abu Hurairah ra.

Mengenai sufi yang bertentangan dengan syariah maka jangan menudu pada sufi, namun pada personilnya yg sesat, sebagaimana ulama yang menggeluti bidang fiqih disebut fuqaha, lalu jika ada fuqaha yang bertentangan dengan syariah lalu kita mengatakan semua fuqaha itu sesat, tentunya ini adalah pemahaman yang keliru.

Mengenai karamah telah ada di zaman Nabi saw, para sahabat yang mempunyai keramat, diriwayatkan dalam shahih Bukhari bahwa dua orang sahabat keluar dari rumah Nabi saw dimalam hari dan terlihat didepan mereka dua cahaya yang mengikuti mereka dan menerangi jalan mereka, ketika keduanya berpisah maka dua cahaya itu ikut masing masing pada keduanya,cahaya itu terus menerangi jalan mereka sampai mereka masuk rumah masing masing. ( Shahih Bukhari )

Juga teriwayatkan bahwa saat ABubakar shiddiq ra diperintah Nabi SAW untuk menjamu orang orang yang lapar, maka Abubakar shiddiq ra menyediakan makanan untuk dua - tiga orang saja, namun yang datang belasan orang, maka makanan itu malah semakin banyak dan cukup untuk belasan bahkan puluhan orang, berkat doa Abubakar shiddiq ra ( shahih Bukhari ).

Dan dimasa Umar ra menjadi khalifah, sedangkan para sahabat berperang di wilayah yg jauh dari madinah, maka saat mereka terdesak mereka mendengar teriakan Umar bin Khattab ra yang berkata : "keatas bukit... keatas bukit..!!", maka kami naik keatas bukit dan akhirnya kami menang, sedangkan di Madinah saat itu Khalifah Umar bin Khattab ra sedang khutbah diatas mimbar, tiba tiba beliau berteriak didepan hadirin : "keatas bukit.. keatas bukit..!!", maka para hadirin bingung, kenapa ini khalifah berteriak teriak seperti itu, dan maknanya tak mereka fahami,

Setelah pasukan perang kembali dari peperangan maka barulah penduduk madinah tahu bahwa Khalifah Umar bin Khattab ra saat sedang khutbah ia melihat kejadian peperangan disana, seraya berteriak dari Madinah dan suaranya didengar di tempat yang jauh itu.

Keramat seperti ini banyak dan tak terhitung, yang mengingkarinya adalah karena kedangkalan pemahaman syariahnya saja.

Ada juga kejadian makanan yang bertasbih didengar oleh para sahabat, mereka itu mendengarnya dengan telinganya ( Shahih Bukhari ), Allah mengizinkan makanan itu bersuara, sebagaiman Allah mengizinkan pula batang pohon kurma yang merintih ketika Rasul SAW pindah darinya saat berkhutbah jumat ( Shahih Bukhari ).

Dengan akal kita tidak mungkin bs mencerna tentang mukjizat para Nabi yang diriwayatkan dalam Kitab Suci Al Qur'an dan karamah yang diriwayatkan banyak dalam hadist shohih tersebut namun dngn hati yang jernih diliputi Iman kepada Allah tentu kita bs mencernanya dan memahaminya bahkan percaya sepenuhnya, sama halnya dengan karamah hanya bisa dicerna dngn hati yang jernih, "nahhh hati yang jernih itulah TASSAWUF".




1 komentar :

Anda sopan kamipun segan :)