By M N - Sun
Mosleminfo, Kairo – Ini merupakan lanjutan (bagian 2) dari wawancara eksklusif DR. Ahmad Karimah dengan harian al-Wafd. Bagi pembaca yang belum membaca bagian pertama, silakan membacanya di sini.
A: Mengapa mereka tidak mendengarkan pendapat oposisi?
B: Ikhwanul Muslimin selama 80 tahun melakukan gerakan bawah tanah. Mereka tidak dapat bekerja secara terang-terangan. Tatkala gerakan ini keluar dari tempatnya yang gelap gulita ke realitas yang terang-benderang, mereka kehilangan fokus dan menjadi buta.
A: Bagaimana Anda melihat cara rezim Ikhwan dalam membungkam insan media, kalangan liberal, dan para ulama moderat?
B: Kekuasaan yang dibungkus dengan jargon-jargon agama, baik di kalangan Yahudi, Nasrani, maupun Islam, merupakan kekuasaan yang fasisme dan diktator. Kita belum pernah mendengar dalam sejarah bahwa ada otoritas keagamaan menerima prinsip musyawarah dan keadilan kecuali di era Nabi SAW. dan Khulafaur Rasyidin.
A: Kami tahu bahwa Anda marah dengan konstitusi (UUD) yang ada, karena menurut Anda konstitusi tersebut tidak dirancang oleh seorang lulusan fakultas hukum, mengapa?
B: Konstitusi harus dirancang oleh para pakar hukum, bukan orang-orang jebolan akademi persiapan dai berijazah diploma. Ditambah lagi ada campur-aduk antara pasal-pasal konstitusi dan aturan pelaksanaan. Pasal-pasal terkait syariat Islam semuanya bertentangan dengan syariat Islam itu sendiri. Saya telah mengirimkan catatan terkait hal itu kepada Presiden dan anggota Majelis Konstituante dari Al-Azhar, namun belum mendapat jawaban.
A: Pasal-pasal apa saja yang membuat Anda marah?
B: Banyak sekali, contohnya pasal 219 yang merupakan pasal penafsir dari pasal 2 UUD yang berbunyi: “Prinsip-prinsip syariat Islam yang mencakup dalil-dalil komplit, kaidah-kaidah ushul fikih dan fikih, serta sumber-sumber rujukan terpercaya di dalam mazhab-mazhab Ahlussunnah wal Jama’ah”. Ini merupakan pasal Wahabi Salafi yang akan mereka gunakan untuk menipu dan membuat konspirasi. Dalil dalam syariat Islam adakalanya bersifat qath’i (pasti) atau zanni (dugaan), dan adakalanya bersifat ijmali (global) atau tafshili (rinci). Menyifati dalil-dalil dalam syariat Islam dengan sifat ‘komplit’ merupakan kesalahan fatal secara ilmiah. Sedangkan kalimat ” kaidah-kaidah ushul fikih dan fikih, serta sumber-sumber rujukan terpercaya” tidak perlu dicantumkan dalam UUD sebuah bangsa yang berakal. Demikian juga, di dalam mazhab Ahlussunnah wal Jamaah ada beberapa ‘ranjau’ yang berhasil diletakkan oleh kalangan Salafi Wahabi di dalam UUD. Hal ini akan menyebabkan terjadinya konflik agama dan sektarian. UUD kita saat ini menyerupai UUD Iran. Meski kita saat ini berada di Mesir yang merupakan jantung dunia Islam dan pusat Al-Azhar, namun kita kerap mengulangi kebodohan yang pernah ada. Kita hanya membatasi penafsiran syariat Islam, atau masalah-masalah fikih, atau konstitusi dengan penafsiran mazhab Ahlussunnah wal Jamaah. Fikih Islam memiliki lima cabang, yaitu mazhab Hanafi, Maliki, Syafii, Hambali, dan Zahiri. Salafi Wahabi sangat bertentangan dengan prinsip tersebut. Menurut mereka, Ahlussunnah wal Jamaah itu adalah Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdul Wahab. Demikian juga terkait pasal 4 yang mendepak Al-Azhar untuk menjadi rujukan satu-satunya terkait masalah-masalah fikih dan fatwa. Pasal ini akan membuka peluang munculnya rujukan-rujukan alternatif. Oleh karena itu, Salafi Wahabi sekarang ini mendirikan instansi-instansi lain agar dapat menjadi alternatif lain, atau menandingi Al-Azhar itu sendiri.
A: Menurut Anda, mengapa dalam konstitusi baru perempuan terpinggirkan?
B: Perempuan dalam pola pikir Ikhwan dan Salafi Wahabi merupakan warga negara kelas dua, hanya seorang pembantu yang diperistri dan alat pemuas syahwat. Pola pikir tersebut adalah pola pikir dunia ketiga yang cocok untuk kalangan badui.
A: Akankah perempuan memiliki perwakilan di DPR dalam pemilu yang akan datang?
B: Perempuan akan memasuki DPR sebagai hiasan semata, untuk memuaskan Amerika dan Uni Eropa.
A: Bagaimana sebenarnya posisi perempuan dalam Islam?
B: Posisi perempuan dalam Islam, tidak seperti posisinya di kalangan umat Islam saat ini. Islam memuliakan dan mengangkat derajat perempuan. Sepanjang sejarah manusia, tidak pernah ada pernyataan bahwa surga ada di bawah telapak kaki seorang perempuan, kecuali di dalam Islam. Perempuan adalah partner laki-laki. Islam tidak melarang perempuan untuk menduduki jabatan tertinggi di negara. Al-Qur’an sendiri menceritakan tentang Ratu Balqis penguasa Yaman, ibu Nabi Musa ‘Alaihis Salam, Siti Maryam ibu Nabi Isa ‘Alaihis Salam, juga istri-istri Nabi SAW. Ummul Mukminin yang mengajarkan kepada umat tentang dasar-dasar agama Islam.
A: Apa pendapat Anda tentang Menteri Agama?
B: Semoga Allah mengampuninya. Di masa kepemimpinannya, banyak ulama senior Al-Azhar yang disingkirkan dari keanggotaan Majelis Tinggi Urusan Agama, seperti DR. Ahmad Umar Hasyim (Guru Besar Ilmu Hadits Universitas Al-Azhar, red). Para ulama senior Al-Azhar itu disingkirkan dan diganti dengan orang-orang yang tidak berkompeten. Tujuan semua itu adalah untuk menggerus wibawa para ulama, dan menjalankan politik “Orang yang bukan dari golongan kami, maka tidak ada jalan baginya untuk bersama kami”. Ditambah lagi adanya usaha untuk menyingkirkan para ulama Al-Azhar dari masjid-masjid besar dan menggeser mereka ke masjid-masjid kecil pinggiran kota.
A: Bagaimana Anda melihat terkait penggunaan agama dalam politik?
B: Menggunakan agama dalam politik membawa kita kembali ke abad pertengahan. Hal ini akan menyebabkan munculkan pemikiran-pemikiran ekstrem dan peperangan. Inilah yang dilakukan oleh Paus Gereja pada abad pertengahan. Ini sudah diberhangus selama berabad-abad. Karena berpolitik dengan agama dapat menyeret umat Islam ke dalam peperangan sengit. Para politisi islamiyyin saat ini menyalahgunakan agama, sesuai dengan keinginan mereka. Dalam sejarah Islam, slogan-slogan agamis digunakan oleh kaum Khawarij untuk tujuan-tujuan politik melawan Sayyidina Ali r.a. saat mereka menyatakan: “Wahai Ali, hukum hanya milik Allah, bukan milikmu.”
A: Bagaimana menurut Anda mengenai orang-orang yang mencela dan menfitnah di layar televisi atas nama Islam?
B: Mereka telah membahayakan Islam melebihi musuh-musuh Islam sendiri. Tidak ada seorang pun dari mereka yang memiliki kapabilitas keilmuan agama yang mumpuni. Oleh karenanya, amunisi mereka habis untuk berbicara mengenai tema-tema agama. Mereka hanya bisa berbicara mengenai obrolan ringan, peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi, tafsir mimpi, dan materi-materi tarbiyah ringan yang merupakan pondasi pembangun karakter mereka, yang ini semua menyebabkan syariat Islam terasa kering dan merendahkan akhlak.
A: Apakah tindakan para syekh Salafi sesuai dengan pemahaman Islam yang benar?
B: Sangat disayangkan, mereka melaksanakan agenda Wahabi yang berasal dari negara Teluk. Tujuan utamanya adalah untuk menggeser Mesir dari peran kepemimpinannya dalam menyebarkan Islam yang diwakili oleh Al-Azhar. Ada negara Teluk yang bermimpi ingin mengambil peran sentral Mesir, namun terhalang oleh keberadaan Al-Azhar. Oleh karena itu, mereka berpikir pentingnya mendirikan rujukan alternatif atau setidaknya instansi tandingan Al-Azhar. Bertolak dari hal ini, mulai ada upaya untuk menebarkan keraguan ke masyarakat akan keilmuan dan sikap moderat Al-Azhar.
A: Apa pendapat Anda tentang fatwa takfir terhadap siapa pun yang menentang Ikhwanul Muslimin dan Salafi?
B: Fatwa takfir tersebut akan terus muncul selama Ikhwan dan Salafi memimpin Mesir. Mereka melanjutkan kebijakan keamanan yang salah dari rezim sebelumnya.
A: Bagaimana cara menghadapi fatwa tersebut?
B: Caranya dengan memperkuat instansi Al-Azhar, tidak mengucilkan para ulama yang berkompeten, dan melarang berfatwa tanpa ilmu yang mumpuni.
A: Anda adalah orang pertama yang menyerukan perlunya stasiun televisi yang berbicara atas nama Al-Azhar, mengapa?
B: Saya menyerukan hal itu untuk melawan tersebarnya pemahaman-pemahaman dan pemikiran-pemikiran yang salah dari para syekh Salafi dan Ikhwan. Sayangnya, saluran televisi milik mereka telah memasuki rumah orang-orang awam. Dakwah Al-Azhar tidak cukup hanya dilakukan di masjid-masjid. Al-Azhar harus menggunakan sarana dan senjata yang sama dengan mendirikan stasiun televisi yang menyiarkan pemahaman Islam yang benar, yang jauh dari persoalan mazhab-mazhab akidah dan fikih, serta urusan politik. Stasiun ini berdiri secara independen yang diisi oleh para ulama yang ikhlas, tidak mengharapkan ketenaran dan kekayaan, serta mereka harus menjadi panutan umat bukan justru menjadi pengikut kelompok tertentu.
A: Apa hambatan untuk mewujudkan lahirnya stasiun televisi ini?
B: Saya tidak tahu.
A: Apakah Anda pernah menggalang dana untuk mendirikan stasiun televisi Al-Azhar?
B: Saya tidak pernah melakukan hal itu. Saya seorang ulama dan dai. Tugas dan misi saya adalah berdakwah, bukan urusan uang.
A: Mengapa Anda dituduh demikian?
B: Tuduhan ini merupakan rangkaian tuduhan yang dilakukan oleh Ikhwanul Muslimin dan Salafi yang menuduh saya sebagai orang Syiah dan Sufi, serta saya membela para artis. Entah tuduhan apa lagi selanjutnya.
A: Apakah benar Anda membela artis Ilham Shaheen?
B: Merupakan sebuah kehormatan jika saya membela seorang warga negara Mesir yang dituduh telah berbuat zina. Saya melakukan itu untuk membela reputasi dakwah Islam. Pijakan saya dalam melakukan pembelaan tersebut adalah prinsip dasar Islam, dan saya tidak tahu detail prilaku artis tersebut. Saya senantiasa berbaik sangka kepada seluruh warga Mesir. Itu saya lakukan bukan untuk membela seseorang (artis tersebut, red), namun saya membela dakwah Islam yang terlepas dari tuduhan zina kepada orang lain dengan cara seperti itu.
A: Apa alasan Salafi menyerang Anda?
B: Salafi telah meletakkan saya di kepala mereka. Mereka akan terus menyerang saya sampai saat ini. Itu karena saya terus menjalankan misi untuk mengoreksi pemahaman-pemahaman yang salah tentang ajaran Islam. Hal inilah yang membuat kalangan ekstrimis tidak nyaman. Saya menjalankan misi ini sejak 50 tahun lalu, saat gerakan terorisme mulai merebak yang sekarang ini menjadi satu bagian aneh di tengah-tengah kehidupan kita. Saya mengritik mereka dalam buku-buku yang saya tulis. Saya telah membongkar kedok mereka saat saya menulis buku berjudul “Ahdaaf al-Fikr al-Wahabi wa as-Salafiyah bainan al-Ashil wa ad-Dafiin” (Tujuan Sekte Wahabi Salafi Antara Prinsip Murni dan Agenda Tersembunyi). Saya juga telah menulis buku tentang pemahaman Islam yang benar untuk dikonsumsi kalangan muslim luar negeri, melalui perantara Kementerian Luar Negeri. Semua itu saya perjuangkan sendiri.
A: Bagaimana mereka menyerang Anda?
B: Mereka menyerang saya di mana-mana. Itu dimulai ketika saya mengajar di masjid-masjid, mereka mempersulit keberadaan saya di masjid-masjid tersebut. Demikian juga saat saya mengajar secara khusus kepada para pemuda dan kalangan perempuan. Ditambah lagi, mereka melakukan berbagai ancaman hingga sampai pada pelecehan fisik, menebar tuduhan bohong, dan memalsukan potongan-potongan video dari media demi menggiring opini publik untuk memusuhi saya.
A: Mengapa berbagai ancaman tersebut muncul?
B: Karena saya satu-satunya yang secara nyaring menyuarakan kebenaran menentang pemikiran radikal dan kekerasan bersenjata yang dilakukan oleh Ikhwanul Muslimin dan Salafi.
A: Apa pendapat Anda tentang Mursyid Ikhwanul Muslimin?
B: Apa yang Anda maksud dengan mursyid? Saya ingin tahu arti spesifik dari kata “mursyid”. Apakah yang Anda maksud mursyid politik atau mursyid agama? Saya tidak tahun, sebenarnya dia mursyid di ranah yang mana.
A: Siapa sebenarnya yang memimpin Mesir?
B: Sangat ruwet dan kacau.
A: Bagaimana menurut Anda terkait Jamaah Amar Ma’ruf Nahi Munkar?
B: Itu adalah kelompok para remaja dari kalangan Salafi yang ingin terkenal di dunia dengan memakai nama Islam.
A: Anda pernah menyatakan bahwa jika jamaah tersebut benar-benar ada, maka perlu dipertanyakan keberadaan Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kehakiman, kenapa?
B: Saya tidak bermaksud meremehkan keberadaan kedua menteri tersebut. Akan tetapi, jika organisasi Amar Makruf Nahi Munkar berdiri, maka apa manfaat dan tugas dari Menteri Dalam Negeri dalam menjaga stabilitas keamanan dan Menteri Kehakiman sebagai badan peradilan?
A: Menurut Anda, siapa yang berhak melakukan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar?
B: Sudah tentu para ulama Al-Azhar.
A: Apakah mahasiswa Universitas Al-Azhar terpengaruh dengan pemikiran mereka?
B: Universitas Al-Azhar, dengan manhajnya yang moderat berisi kader-kader salafi dalam jumlah besar. Juga ada upaya untuk meracuni pikiran para mahasiswa Al-Azhar di asrama-asrama Al-Azhar. Hal itu Ikhwan lakukan dengan cara membelikan sebagian buku untuk para mahasiswa. Demikian juga, setiap hari Jumat ada mobil menjemput para mahasiswa dari asrama untuk diantar ke pengajian para syekh Salafi yang tidak henti-hentinya menghina Al-Azhar, hingga para mahasiswa tersebut mendengarkan ceramah yang menyatakan Al-Azhar kafir dan syirik menurut keyakinan mereka. Orang-orang Salafi Wahabi mengafirkan para ulama Al-Azhar. Mereka menuduh Al-Azhar telah mencampurkan bid’ah dan kemusyrikan. Mereka berusaha keras untuk mengubah akidah dan manhaj (metodologi) Al-Azhar dan diganti dengan metodologi badui, hingga Al-Azhar berubah menjadi instansi Wahabi dan sekte Wahabi tegak di bumi Mesir.
A: Apakah menurut Anda ada perbedaan antara sekulerisme, liberalisme, dan kalangan kiri?
B: Tidak ada perbedaan. Semua itu merupakan ideologi politik dan ekonomi yang tidak akan mempengaruhi keberagamaan seseorang selagi dia mengucapkan dua kalimat syahadat. Seorang liberal dan sekuler yang muslim jauh lebih baik daripada orang yang mengaku menegakkan agama Islam. Mereka memiliki pemikiran yang bersih jauh lebih baik daripada para penjual agama. Kata liberal dan sekuler tidak bermakna agama, namun itu hanya ideologi politik semata.
A: Bagaimana Anda melihat tragedi kota Khosus baru-baru ini?
B: Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Al-Azhar dengan para ulamanya dan Gereja dengan para pastornya bekerjasama melawan agresi Ikhwanul Muslimin dan Salafi. Beberapa hari setelah Al-Azhar dilecehkan dengan berdemo di Kantor Grand Shaikh Al-Azhar, terjadi penyerangan terhadap Gereja Katredal. Apa yang bisa kita harapkan dari para pemuda yang terdoktrin oleh Yasir Buhami, Ya’kub, dan Abu Islam?!
A: Meski rezim Mubarak buruk, namun sebagian rakyat Mesir beranggapan bahwa itu masih lebih baik daripada rezim saat ini?
B: Rezim Mubarak tidak semuanya buruk. Mubarak telah berkontribusi dalam membangun militer, perang istinzaf (the war of attrition) dengan Israel, kemenangan Oktober, dan membangun pondasi-pondasi negara seperti jalanan, alat transportasi, dan kota-kota baru. Ya, memang dia melakukan banyak kesalahan, akan tetapi dia merupakan bagian dari sejarah militer Mesir. Adapun sekarang ini, saya sendiri tidak tahu apa yang harus saya katakana tentang Presiden sekarang. (habis)
Sumber: http://www.mosleminfo.com/dr-ahmad-karimah-lawan-paham-radikal-al-azhar-harus-gunakan-televisi-wawancara-eksklusif-bagian-2/
A: Mengapa mereka tidak mendengarkan pendapat oposisi?
B: Ikhwanul Muslimin selama 80 tahun melakukan gerakan bawah tanah. Mereka tidak dapat bekerja secara terang-terangan. Tatkala gerakan ini keluar dari tempatnya yang gelap gulita ke realitas yang terang-benderang, mereka kehilangan fokus dan menjadi buta.
A: Bagaimana Anda melihat cara rezim Ikhwan dalam membungkam insan media, kalangan liberal, dan para ulama moderat?
B: Kekuasaan yang dibungkus dengan jargon-jargon agama, baik di kalangan Yahudi, Nasrani, maupun Islam, merupakan kekuasaan yang fasisme dan diktator. Kita belum pernah mendengar dalam sejarah bahwa ada otoritas keagamaan menerima prinsip musyawarah dan keadilan kecuali di era Nabi SAW. dan Khulafaur Rasyidin.
A: Kami tahu bahwa Anda marah dengan konstitusi (UUD) yang ada, karena menurut Anda konstitusi tersebut tidak dirancang oleh seorang lulusan fakultas hukum, mengapa?
B: Konstitusi harus dirancang oleh para pakar hukum, bukan orang-orang jebolan akademi persiapan dai berijazah diploma. Ditambah lagi ada campur-aduk antara pasal-pasal konstitusi dan aturan pelaksanaan. Pasal-pasal terkait syariat Islam semuanya bertentangan dengan syariat Islam itu sendiri. Saya telah mengirimkan catatan terkait hal itu kepada Presiden dan anggota Majelis Konstituante dari Al-Azhar, namun belum mendapat jawaban.
A: Pasal-pasal apa saja yang membuat Anda marah?
B: Banyak sekali, contohnya pasal 219 yang merupakan pasal penafsir dari pasal 2 UUD yang berbunyi: “Prinsip-prinsip syariat Islam yang mencakup dalil-dalil komplit, kaidah-kaidah ushul fikih dan fikih, serta sumber-sumber rujukan terpercaya di dalam mazhab-mazhab Ahlussunnah wal Jama’ah”. Ini merupakan pasal Wahabi Salafi yang akan mereka gunakan untuk menipu dan membuat konspirasi. Dalil dalam syariat Islam adakalanya bersifat qath’i (pasti) atau zanni (dugaan), dan adakalanya bersifat ijmali (global) atau tafshili (rinci). Menyifati dalil-dalil dalam syariat Islam dengan sifat ‘komplit’ merupakan kesalahan fatal secara ilmiah. Sedangkan kalimat ” kaidah-kaidah ushul fikih dan fikih, serta sumber-sumber rujukan terpercaya” tidak perlu dicantumkan dalam UUD sebuah bangsa yang berakal. Demikian juga, di dalam mazhab Ahlussunnah wal Jamaah ada beberapa ‘ranjau’ yang berhasil diletakkan oleh kalangan Salafi Wahabi di dalam UUD. Hal ini akan menyebabkan terjadinya konflik agama dan sektarian. UUD kita saat ini menyerupai UUD Iran. Meski kita saat ini berada di Mesir yang merupakan jantung dunia Islam dan pusat Al-Azhar, namun kita kerap mengulangi kebodohan yang pernah ada. Kita hanya membatasi penafsiran syariat Islam, atau masalah-masalah fikih, atau konstitusi dengan penafsiran mazhab Ahlussunnah wal Jamaah. Fikih Islam memiliki lima cabang, yaitu mazhab Hanafi, Maliki, Syafii, Hambali, dan Zahiri. Salafi Wahabi sangat bertentangan dengan prinsip tersebut. Menurut mereka, Ahlussunnah wal Jamaah itu adalah Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdul Wahab. Demikian juga terkait pasal 4 yang mendepak Al-Azhar untuk menjadi rujukan satu-satunya terkait masalah-masalah fikih dan fatwa. Pasal ini akan membuka peluang munculnya rujukan-rujukan alternatif. Oleh karena itu, Salafi Wahabi sekarang ini mendirikan instansi-instansi lain agar dapat menjadi alternatif lain, atau menandingi Al-Azhar itu sendiri.
A: Menurut Anda, mengapa dalam konstitusi baru perempuan terpinggirkan?
B: Perempuan dalam pola pikir Ikhwan dan Salafi Wahabi merupakan warga negara kelas dua, hanya seorang pembantu yang diperistri dan alat pemuas syahwat. Pola pikir tersebut adalah pola pikir dunia ketiga yang cocok untuk kalangan badui.
A: Akankah perempuan memiliki perwakilan di DPR dalam pemilu yang akan datang?
B: Perempuan akan memasuki DPR sebagai hiasan semata, untuk memuaskan Amerika dan Uni Eropa.
A: Bagaimana sebenarnya posisi perempuan dalam Islam?
B: Posisi perempuan dalam Islam, tidak seperti posisinya di kalangan umat Islam saat ini. Islam memuliakan dan mengangkat derajat perempuan. Sepanjang sejarah manusia, tidak pernah ada pernyataan bahwa surga ada di bawah telapak kaki seorang perempuan, kecuali di dalam Islam. Perempuan adalah partner laki-laki. Islam tidak melarang perempuan untuk menduduki jabatan tertinggi di negara. Al-Qur’an sendiri menceritakan tentang Ratu Balqis penguasa Yaman, ibu Nabi Musa ‘Alaihis Salam, Siti Maryam ibu Nabi Isa ‘Alaihis Salam, juga istri-istri Nabi SAW. Ummul Mukminin yang mengajarkan kepada umat tentang dasar-dasar agama Islam.
A: Apa pendapat Anda tentang Menteri Agama?
B: Semoga Allah mengampuninya. Di masa kepemimpinannya, banyak ulama senior Al-Azhar yang disingkirkan dari keanggotaan Majelis Tinggi Urusan Agama, seperti DR. Ahmad Umar Hasyim (Guru Besar Ilmu Hadits Universitas Al-Azhar, red). Para ulama senior Al-Azhar itu disingkirkan dan diganti dengan orang-orang yang tidak berkompeten. Tujuan semua itu adalah untuk menggerus wibawa para ulama, dan menjalankan politik “Orang yang bukan dari golongan kami, maka tidak ada jalan baginya untuk bersama kami”. Ditambah lagi adanya usaha untuk menyingkirkan para ulama Al-Azhar dari masjid-masjid besar dan menggeser mereka ke masjid-masjid kecil pinggiran kota.
A: Bagaimana Anda melihat terkait penggunaan agama dalam politik?
B: Menggunakan agama dalam politik membawa kita kembali ke abad pertengahan. Hal ini akan menyebabkan munculkan pemikiran-pemikiran ekstrem dan peperangan. Inilah yang dilakukan oleh Paus Gereja pada abad pertengahan. Ini sudah diberhangus selama berabad-abad. Karena berpolitik dengan agama dapat menyeret umat Islam ke dalam peperangan sengit. Para politisi islamiyyin saat ini menyalahgunakan agama, sesuai dengan keinginan mereka. Dalam sejarah Islam, slogan-slogan agamis digunakan oleh kaum Khawarij untuk tujuan-tujuan politik melawan Sayyidina Ali r.a. saat mereka menyatakan: “Wahai Ali, hukum hanya milik Allah, bukan milikmu.”
A: Bagaimana menurut Anda mengenai orang-orang yang mencela dan menfitnah di layar televisi atas nama Islam?
B: Mereka telah membahayakan Islam melebihi musuh-musuh Islam sendiri. Tidak ada seorang pun dari mereka yang memiliki kapabilitas keilmuan agama yang mumpuni. Oleh karenanya, amunisi mereka habis untuk berbicara mengenai tema-tema agama. Mereka hanya bisa berbicara mengenai obrolan ringan, peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi, tafsir mimpi, dan materi-materi tarbiyah ringan yang merupakan pondasi pembangun karakter mereka, yang ini semua menyebabkan syariat Islam terasa kering dan merendahkan akhlak.
A: Apakah tindakan para syekh Salafi sesuai dengan pemahaman Islam yang benar?
B: Sangat disayangkan, mereka melaksanakan agenda Wahabi yang berasal dari negara Teluk. Tujuan utamanya adalah untuk menggeser Mesir dari peran kepemimpinannya dalam menyebarkan Islam yang diwakili oleh Al-Azhar. Ada negara Teluk yang bermimpi ingin mengambil peran sentral Mesir, namun terhalang oleh keberadaan Al-Azhar. Oleh karena itu, mereka berpikir pentingnya mendirikan rujukan alternatif atau setidaknya instansi tandingan Al-Azhar. Bertolak dari hal ini, mulai ada upaya untuk menebarkan keraguan ke masyarakat akan keilmuan dan sikap moderat Al-Azhar.
A: Apa pendapat Anda tentang fatwa takfir terhadap siapa pun yang menentang Ikhwanul Muslimin dan Salafi?
B: Fatwa takfir tersebut akan terus muncul selama Ikhwan dan Salafi memimpin Mesir. Mereka melanjutkan kebijakan keamanan yang salah dari rezim sebelumnya.
A: Bagaimana cara menghadapi fatwa tersebut?
B: Caranya dengan memperkuat instansi Al-Azhar, tidak mengucilkan para ulama yang berkompeten, dan melarang berfatwa tanpa ilmu yang mumpuni.
A: Anda adalah orang pertama yang menyerukan perlunya stasiun televisi yang berbicara atas nama Al-Azhar, mengapa?
B: Saya menyerukan hal itu untuk melawan tersebarnya pemahaman-pemahaman dan pemikiran-pemikiran yang salah dari para syekh Salafi dan Ikhwan. Sayangnya, saluran televisi milik mereka telah memasuki rumah orang-orang awam. Dakwah Al-Azhar tidak cukup hanya dilakukan di masjid-masjid. Al-Azhar harus menggunakan sarana dan senjata yang sama dengan mendirikan stasiun televisi yang menyiarkan pemahaman Islam yang benar, yang jauh dari persoalan mazhab-mazhab akidah dan fikih, serta urusan politik. Stasiun ini berdiri secara independen yang diisi oleh para ulama yang ikhlas, tidak mengharapkan ketenaran dan kekayaan, serta mereka harus menjadi panutan umat bukan justru menjadi pengikut kelompok tertentu.
A: Apa hambatan untuk mewujudkan lahirnya stasiun televisi ini?
B: Saya tidak tahu.
A: Apakah Anda pernah menggalang dana untuk mendirikan stasiun televisi Al-Azhar?
B: Saya tidak pernah melakukan hal itu. Saya seorang ulama dan dai. Tugas dan misi saya adalah berdakwah, bukan urusan uang.
A: Mengapa Anda dituduh demikian?
B: Tuduhan ini merupakan rangkaian tuduhan yang dilakukan oleh Ikhwanul Muslimin dan Salafi yang menuduh saya sebagai orang Syiah dan Sufi, serta saya membela para artis. Entah tuduhan apa lagi selanjutnya.
A: Apakah benar Anda membela artis Ilham Shaheen?
B: Merupakan sebuah kehormatan jika saya membela seorang warga negara Mesir yang dituduh telah berbuat zina. Saya melakukan itu untuk membela reputasi dakwah Islam. Pijakan saya dalam melakukan pembelaan tersebut adalah prinsip dasar Islam, dan saya tidak tahu detail prilaku artis tersebut. Saya senantiasa berbaik sangka kepada seluruh warga Mesir. Itu saya lakukan bukan untuk membela seseorang (artis tersebut, red), namun saya membela dakwah Islam yang terlepas dari tuduhan zina kepada orang lain dengan cara seperti itu.
A: Apa alasan Salafi menyerang Anda?
B: Salafi telah meletakkan saya di kepala mereka. Mereka akan terus menyerang saya sampai saat ini. Itu karena saya terus menjalankan misi untuk mengoreksi pemahaman-pemahaman yang salah tentang ajaran Islam. Hal inilah yang membuat kalangan ekstrimis tidak nyaman. Saya menjalankan misi ini sejak 50 tahun lalu, saat gerakan terorisme mulai merebak yang sekarang ini menjadi satu bagian aneh di tengah-tengah kehidupan kita. Saya mengritik mereka dalam buku-buku yang saya tulis. Saya telah membongkar kedok mereka saat saya menulis buku berjudul “Ahdaaf al-Fikr al-Wahabi wa as-Salafiyah bainan al-Ashil wa ad-Dafiin” (Tujuan Sekte Wahabi Salafi Antara Prinsip Murni dan Agenda Tersembunyi). Saya juga telah menulis buku tentang pemahaman Islam yang benar untuk dikonsumsi kalangan muslim luar negeri, melalui perantara Kementerian Luar Negeri. Semua itu saya perjuangkan sendiri.
A: Bagaimana mereka menyerang Anda?
B: Mereka menyerang saya di mana-mana. Itu dimulai ketika saya mengajar di masjid-masjid, mereka mempersulit keberadaan saya di masjid-masjid tersebut. Demikian juga saat saya mengajar secara khusus kepada para pemuda dan kalangan perempuan. Ditambah lagi, mereka melakukan berbagai ancaman hingga sampai pada pelecehan fisik, menebar tuduhan bohong, dan memalsukan potongan-potongan video dari media demi menggiring opini publik untuk memusuhi saya.
A: Mengapa berbagai ancaman tersebut muncul?
B: Karena saya satu-satunya yang secara nyaring menyuarakan kebenaran menentang pemikiran radikal dan kekerasan bersenjata yang dilakukan oleh Ikhwanul Muslimin dan Salafi.
A: Apa pendapat Anda tentang Mursyid Ikhwanul Muslimin?
B: Apa yang Anda maksud dengan mursyid? Saya ingin tahu arti spesifik dari kata “mursyid”. Apakah yang Anda maksud mursyid politik atau mursyid agama? Saya tidak tahun, sebenarnya dia mursyid di ranah yang mana.
A: Siapa sebenarnya yang memimpin Mesir?
B: Sangat ruwet dan kacau.
A: Bagaimana menurut Anda terkait Jamaah Amar Ma’ruf Nahi Munkar?
B: Itu adalah kelompok para remaja dari kalangan Salafi yang ingin terkenal di dunia dengan memakai nama Islam.
A: Anda pernah menyatakan bahwa jika jamaah tersebut benar-benar ada, maka perlu dipertanyakan keberadaan Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kehakiman, kenapa?
B: Saya tidak bermaksud meremehkan keberadaan kedua menteri tersebut. Akan tetapi, jika organisasi Amar Makruf Nahi Munkar berdiri, maka apa manfaat dan tugas dari Menteri Dalam Negeri dalam menjaga stabilitas keamanan dan Menteri Kehakiman sebagai badan peradilan?
A: Menurut Anda, siapa yang berhak melakukan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar?
B: Sudah tentu para ulama Al-Azhar.
A: Apakah mahasiswa Universitas Al-Azhar terpengaruh dengan pemikiran mereka?
B: Universitas Al-Azhar, dengan manhajnya yang moderat berisi kader-kader salafi dalam jumlah besar. Juga ada upaya untuk meracuni pikiran para mahasiswa Al-Azhar di asrama-asrama Al-Azhar. Hal itu Ikhwan lakukan dengan cara membelikan sebagian buku untuk para mahasiswa. Demikian juga, setiap hari Jumat ada mobil menjemput para mahasiswa dari asrama untuk diantar ke pengajian para syekh Salafi yang tidak henti-hentinya menghina Al-Azhar, hingga para mahasiswa tersebut mendengarkan ceramah yang menyatakan Al-Azhar kafir dan syirik menurut keyakinan mereka. Orang-orang Salafi Wahabi mengafirkan para ulama Al-Azhar. Mereka menuduh Al-Azhar telah mencampurkan bid’ah dan kemusyrikan. Mereka berusaha keras untuk mengubah akidah dan manhaj (metodologi) Al-Azhar dan diganti dengan metodologi badui, hingga Al-Azhar berubah menjadi instansi Wahabi dan sekte Wahabi tegak di bumi Mesir.
A: Apakah menurut Anda ada perbedaan antara sekulerisme, liberalisme, dan kalangan kiri?
B: Tidak ada perbedaan. Semua itu merupakan ideologi politik dan ekonomi yang tidak akan mempengaruhi keberagamaan seseorang selagi dia mengucapkan dua kalimat syahadat. Seorang liberal dan sekuler yang muslim jauh lebih baik daripada orang yang mengaku menegakkan agama Islam. Mereka memiliki pemikiran yang bersih jauh lebih baik daripada para penjual agama. Kata liberal dan sekuler tidak bermakna agama, namun itu hanya ideologi politik semata.
A: Bagaimana Anda melihat tragedi kota Khosus baru-baru ini?
B: Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Al-Azhar dengan para ulamanya dan Gereja dengan para pastornya bekerjasama melawan agresi Ikhwanul Muslimin dan Salafi. Beberapa hari setelah Al-Azhar dilecehkan dengan berdemo di Kantor Grand Shaikh Al-Azhar, terjadi penyerangan terhadap Gereja Katredal. Apa yang bisa kita harapkan dari para pemuda yang terdoktrin oleh Yasir Buhami, Ya’kub, dan Abu Islam?!
A: Meski rezim Mubarak buruk, namun sebagian rakyat Mesir beranggapan bahwa itu masih lebih baik daripada rezim saat ini?
B: Rezim Mubarak tidak semuanya buruk. Mubarak telah berkontribusi dalam membangun militer, perang istinzaf (the war of attrition) dengan Israel, kemenangan Oktober, dan membangun pondasi-pondasi negara seperti jalanan, alat transportasi, dan kota-kota baru. Ya, memang dia melakukan banyak kesalahan, akan tetapi dia merupakan bagian dari sejarah militer Mesir. Adapun sekarang ini, saya sendiri tidak tahu apa yang harus saya katakana tentang Presiden sekarang. (habis)
Sumber: http://www.mosleminfo.com/dr-ahmad-karimah-lawan-paham-radikal-al-azhar-harus-gunakan-televisi-wawancara-eksklusif-bagian-2/