Ya
Muhibbin, Kita tau bahwa kisah pembunuhan yang terjadi terhadap
Sayyidina Hussein begitu memilukan bagi kita, namun kita harus bijak
dalam hal ini, kita harus melihat peristiwa tersebut dengan bijak dan
hati yang luas, kita tidak di benarkan untuk membenci siapapun dalam hal
ini, sebab didalam ajaran islam tidak ada ajaran untuk dendam kepada
orang yang telah wafat.
Jika kita baca atau dengar tentang riwayat ucapan-ucapan para datuknya
alawiyyin seperti Imam Ahmad bin Isa Al Muhajjir, Imam Isa Ar-Rumi Imam
Muhammad An-Naqib, Imam ‘Ali Uraidhi, Imam Ja’far As-Shadiq, Imam
Muhammad Al-Baqir tidak kita temukan tulisan atau ucapan mereka yg
berisi nada 'dendam' kepada Yazid dan keturunannya,
Allah swt yg berhak menghukumi dan mengadili para pendosa, kita
berpegang pada Thariqah alawiyyin sebagai Thariqah ahlulbait yg bersifat
pemaaf, dan mereka yg bersifat pendendam maka mereka telah bertentangan
dg ajaran ahlulbait itu sendiri, seluruh Ulama Ahlul Bait telah
memaafkan Yazid, karena mewarisi sifat pemaaf dari Datuknya, sayyidina
Muhammad saw.
Sayyidina Hasan ra sendiri yg berkata : "aku tahu siapa yang meracuniku
namun aku telah memaafkannya, dan Sayyidina Husein ra pun tentunya
demikian, inilah sifat sifat Nabawi yg mesti kita warisi, dan kita bukan
pewaris sifat pendendam, karena pendendam adalah sifat Iblis yg
semestinya tak ada pada jiwa setiap mukmin,
Sayyidina Hasan ra dan Husein ra telah termuliakan dg kejadian itu,
mereka telah mendapat balasan atas perjuangan mereka, demikian pula
Muawiyah dan Yazid, mereka sudah mendapat ganjaran atas perbuatan
mereka, jika Allah mau maka mereka diampuni, jika tidak maka akan
disiksa, lalu apa urusan kita mencampuri urusan Allah swt untuk turut
mengadili?
Terkecuali bila kejadian itu baru terjadi, maka kita akan menimbang
masalah ini, siapa saksinya, bagaimana kejadiannya, namun jika itu telah
terjadi 14 abad yg silam lalu kita masih mendendamnya?,
Seakan kita merasa Allah swt tidak cukup adil hingga kita harus ikut mengadili mereka,
Riwayatnya memang sangat menyedihkan, namun banyak yg dilebih lebihkan
dan ditambahi-tambahi bahkan diselewengkan, mereka berusaha untuk
merusak kemuliaan sahabat Rasul saw yang itu merupakan penghinaan pula
pd Rasul saw.
Namun tidak semua buku lho, ada juga buku buku yg memang benar dan tak menyimpang dalam meriwayatkannya,
Imam Husein ringkasnya memang berperang melawan pasukan Yazid bin
Mu'awiyah, dan terbunuh dalam peperangan itu, dan kepala cucu Rasul saw
ini dibawa dan diacung2kan diujung tombak,
masih banyak para sahabat yg juga dibantai lebih dari pembantaian Imam
Husein, namun kita harus berpikiran jernih melihat perkara ini,
kesimpulan dari kejadian ini adalah :
1. Imam Husein termuliakan dg kejadian itu sebagai Imam Pemuda Ahli Surga.
2. Kejadian itu menjadikan kebanggaan bagi Rasul saw, bahwa cucunya
harus melewati ujian seperti itu dan tabah, bahkan lulus sebagai Syuhada
yg Luhur.
3. Kejadian ini seyogyanya bukan dijadikan kebencian atau diratapi
hingga memukuli tubuh dlsb sebagaimana dilakukan kaum syiah, justru
kejadian ini merupakan kebanggan ummat, terutama keturunan Rasul saw.
siapa pula yg tak membanggakan seorang Imam Pemuda Ahli surga?, lalu
apanya yg harus diratapi?,
4. Bila ditawarkan pada Imam Husein untuk wafat diatas singgasana
Kerajaan dalam istana kemewahan yg akan membawa hisab dan perhitungan
dihari kiamat, atau wafat ditebas pedang sebagai Imam Pemuda Ahli sorga,
niscaya beliau akan memilih wafat sebagai syuhada.
Karena itu merupakan kebanggan atas beliau di akhirat kelak.
maka apapula yg harus diratapi?, bukankah Sayidina Hamzah bin
Abdulmuttalib ra pun dibantai bahkan telah diracun pula Sayyidina
Abubakar Asshiddiq ra, lalu Sayyidina Umar dan Sayyidina Utsman ditikam
dengan belasan pedang.., lalu Sayyidina Ali kw dihantam pedang
dikepalanya.., dan menyusul pula ribuan para sahabat lainnya..
Mereka semua berbangga diri dengan apa yg mereka dapatkan kelak dihari kiamat..
Ah.. kita tak mampu seperti mereka.. namun kita mencintai mereka semua,
dan semoga kita dikumpulkan bersama mereka kelak, karena setiap orang
akan bersama idolanya kelak dihari kiamat..
Wahai Allah kumpulkan kami kelak di hari kiamat dengan Idola kami, Sayyidina Muhammad saw..
Ahlussunnah waljamaah telah sepakat bahwa Mu'awiyyah dan Amr bin Ash
adalah termasuk kalangan sahabat Radhiyallahu'anhum, wafat dalam cahaya
tobat dan kebenaran,
Penghinaan thd mereka adalah penghinaan thd Rasul saw, sebagaimana sabda
beliau saw : "Jangan kalian mencaci sahabatku, jika kalian berinfak
Emas sebesar Gunung Uhud, belum menyamai satu genggaman mereka atau
setengahnya" (Shahih Bukhari, Shahih Muslim dan banyak lagi).
Maka telah sepakat para Ulama dan Imam Ahlulbait dan Imam lainnya untuk
beradab kepada Nabi saw dengan memuliakan seluruh sahabat beliau saw,
wallahu a'lam.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Anda sopan kamipun segan :)