Pendirian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang direbut melalui, berbagai perjuangan; pemberontakan, peperangan grilya, peperangan terbuka dan diplomasi yang dilakukan oleh para pendiri negara kita terdahulu (pahlawan bangsa), tidak dimaksudkan untuk membuat Khilafah Islamiyah. Mereka sadar betul baik dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU), Muhamadiyah, Persis, Nasionalis dan kelompok lainnya yang ikut berjuang, merebut kemerdekaan, mereka berjuang hanya untuk satu tujuan, yaitu Kemerdekaan Indonesia.
Sejarah panjang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, telah banyak mengorbankan ratusan ribu jiwa, mereka berjuang tanpa pamrih, tanpa embel-embel ingin jadi presiden atau mentri, bahkan tidak terpikirkan untuk jadi bupati sekalipun. Perjuangan mereka semata ditujukan untuk membebaskan diri dari belenggu penjajahan yang kejam dan tidak berprikemanusiaan.
Ketulusan perjuangan para pahlawan bangsa dalam merebut kemerdekaan, teruang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Bahwa kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan prikemanusiaan dan peri keadilan.
Dan perjuangan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa menghantarkan Rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Esa dan dengan didorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka Rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian dari pada itu, untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahtraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan perdamaian dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada: Ke Tuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.
Ini adalah bentuk komitmen yang telah dibuat dan dicetuskan oleh para pendiri bangsa ini. Komitmen ini tidak boleh dikhianati oleh siapapun, kapanpu dan dimanapun. termasuk oleh kelompok orang yang mengatas namakan agama, yang ingin membuat Negara Islam Indonesia (NII), dengan jargon Saatnya Khilafah Islamiyah memimpin dunia.
Pantaskan orang yang tidak pernah berjuang, mengangkat senjata, memerdekakan Indonesia, kemudian ingin mengubah NKRI menjadi Khilafah Islamiyah ???
Munculnya gerakan Islam radikal yang dipengaruhi oleh idiologi Wahabi begitu keras menggelinding terutama pasca reformasi. Ideologi transnasional, telah menyeret Ideologi Pancasila sehingga Idiologi Pancasila terancam kehilangan tajinya, akibatnya NKRI pun hendak diganti Khilafah Islamiyah.
Akankah kita membiarkan NKRI dan Idiologi Pancasila diporak porandakan oleh segelintir orang yang Ambisius, haus kekuasaan, melakukan politisasi agama, menghalalkan segala cara, mengatasnamakan Islam padahal merusak citra Islam, meledakan bom tanpa berprikemanusiaa dengan mengatas namakan Jihad fi sabililah ???
Keperihatinan ini telah mengusik lubuk hati yang paling dalam kalangan Nahdiyyin. Dalam wasiatnya menjelang berpulangnya ke rahmatullah KH Yusuf Hasim, putera Hadratus Syaikh Hasyim Hasyim Asy’ari pendiri NU mengatakan: “ Kita harus dapat memotong laju gerakan ideologi kekerasan dari Timur Tengah dan liberalisme Barat. Karena ked.duanya sama‑sama akan merusak NU dan NKRI”. Sebab, lanjut KH. Yusuf Hasyim, masuknya ideologi transnasional ke Indonesia dapat merusak tatanan NU dan Indonesia. Pemerintah harus menggunakan Pancasila sebagai ideologi yang membatasi masuknya ideologi transnasional. Sedangkan NU harus terus memperkuat pemahaman Aswaja‑nya ke seluruh struktur dan kultur di bawah NU.
Mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Idiologi Pancasila, tidak mungkin hanya diserahkan kepada pemerintah saja. Oleh sebab itu, dibutuhkan partisipasi aktiv kita semua.
Sudah saatnya kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia, bangkit, bahu membahu, membentengi kedaulatan bangsa, dengan cara mengeliminir pengaruh ideologi kekerasan dari Timur Tengah dan liberalisme Barat.
NU sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia perlu segera mengambil bagian untuk mempertahankan dan membentengi NKRI dan Idiologi Pancasila.
Ketua Umum PBNU, Drs. A. Hasyim Muzadi mengisaratkan, bahwa posisi NKRI dan NU sekarang berada dalam “kepungan” ideologi transnasional: radikalisme Timur‑Tengah; liberalisme Barat. Menurut beliau radikalisme Timur Tengah dan liberalisme Barat sama‑sama berpotensi merusak NU dan NKRI.”
Senada dengan Kiai Hasyim, Ketua PBNU, KH. Masdar Farid Mas’udi menegaskan bahwa NahdIatul Ulama (NU) sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia, kini sedang dalam posisi bahaya. Apa sebab, karena ada pihak‑pihak yang memprovokasi dan mengadu‑domba para tokoh NU dengan tujuan menciptakan konflik horisontal antar‑warga NU. Basis‑basis NU: masjid, pesantren, majelis ta’lim hingga. pengajian rutin dikampung -kampung diprovokasi agar berganti ”baju”, dari paham ahiussunnah wal jama’ah (Aswaja) ke paham Wahabi atau lainnya.
Kami ingatkan agar warga NU waspada terhadap kelompok tertentu yang hendak mengadu‑domba sesama kiai panutan nahdliyin, yang begitu beresiko menimbulkan konflik horisontal yang sangat keras di lapisan bawah,” papar Masdar kepada Risalah NU”.
Warning ini mengindikasikan betapa bahayanya pengaruh ideologi transnasional: radikalisme Timur‑Tengah; dan liberalisme Barat, terhadap persatuan dan kesatuan bangsa. Mereka sangat menguasai medan dan peta kekuatan politik Indonesia, sehingga sasaran utama yang mereka bidik adalah NU, sebab NU merupakan Organisasi Islam terbesar di Indonesia, dengan asumsi apabila NU bisa dilumpuhkan, maka secara otomatis, mereka leluasa untuk mengganti Idiologi Negara Pancasila dengan Idiologi Wahabi.
Menanggapi bahaya Ideologi transnasion Dr. M. Said. Aqil. Siroj, mengatakan; ideologi transnasional dapat merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Ideologi transnasion, akan menggeret agama masuk dalam pusaran ketegangan benturan sosial, sehingga pada gilirannya, ia akan mereduksi substansi Islam sebagai agama cinta damai dan transendetal serta melepaskan dogmatisme agama. Sedangkan gerakan radikal akan menghilangkan peran agama sebagai rahmat. “Karena itulah, kedua ideologi ini tidak bermanfaat dan bahkan membahayakan NKRI,” tegas Kiai Said doktor lulusan Umul al‑Qura Makkah, Arab Saudi, Fakultas Ushuluddin dengan predikat Summa Comlaude ini.
Mengingat besarnya bahaya yang ditimbulkan oleh ideologi transnasional, Ketua Pengurus Pusat Lembaga Da’wah NahdIatul Ulama (PP LDNU) PBNU, KH. Nuril Huda meminta warga nahdliyin mewaspadai munculnya kelompok‑kelompok yang membawa faham keagamaan baru yang marak belakangan ini. Karena, tak sedikit di antara mereka ini yang mengaku menganut paham Ahlussunnah Wal Jama’ah (Aswaja), namun prakteknya sama sekali tak terkait dengan Aswaja NU, malah mengajak ke paham lain. Kelompok-kelompok tersebut mempunyai ciri gampang menuduh bid’ah (mengada ada), sesat, bahkan kufir terhadap warga nahdliyin. “Ada yang ngaku Jama’ah Salafiyah, namun prakteknya keluar dari apa yang diajarkan oleh ulama‑ulama salaf. Ulama-ulama salaf itu kan sangat menghargai perbedaan madzhab dalam bidang ubudiyah. Tapi golongan ini tidak mengakui (perbedaan madzhab) itu, sehingga mudah sekali mem‑bid’ah‑kan bahkan mengkafirkan orang lain,” jelas Kiai Nuril.
Karena itu, lanjut Kiai Nuril; segenap komponen NU harus melakukan peneguhan kembali terhadap pemahaman dan implementasi faham Aswaja di masyarakat. Upaya tersebut untuk membentengi warga NU dari rong-rongan kelompok-kelompok yang mengusik kelestarian pemikiran dan budaya yang dikembangkan NU lewat ajaran Aswaja.
Kiai Nuril mengungkapkan, kelompok‑kelompok yang mengaku berpaham Aswaja yang kini bergentayangan di mana‑mana itu tak. hanya berupaya mengganti tradisi keagamaan nahdliyin. Lebih dari itu, mereka kini juga merebut masjid-masjid NU dengan mengambil alih kepengurusan takmirnya dengan dalih karena NU syarat dengan ajaran bid’ah.
Direktur P3M Jakarta ini juga mengatakan, dengan modal pendanaan yang besar, mereka mempunyai misi besar memberangus tradisi‑tradisi keagamaan NU yang mereka tuduh menyimpang dari ajaran nabi Muhammad SAW. Tujuan akhimya, mereka ingin membersihkan NU dari keseluruhan tradisi‑tradisi peribadatan dan keagamaannya,”
Karena itu, ia meminta kepada semua warga dan tokoh NU untu bersatu padu dengan menjaga persaudaraan dan kekompakan antar sesama. Hanya dengan itu, geraka .kelompok‑kelompok yang ingi menghancurkan NU dan NKRI dapat dibendun. Beliau ”Mendesak kepada segenap warga nahdiyin dan segenap pimpinan di semua lapisan untuk mempererat tali silaturrahmi yang tulus, dan bebas dari kalkulasi politik sesaat,”
la juga meminta kepada warga dan tokoh NU untuk membentengi masjid-masjid yang selama ini digunakan sebagai pusat beribadah dari “serangan” kelompok-kelompok yang ingi menghancurkan NU dan NKRI secara sistemik. “Saya minta kepada warga NU dan tokoh NU membentengi mesjid-mesjid Nahdiyin. dengan menjadikannya sebagai pusat pemberdayaan umat dan bangsa, ” katanya.
Kiai Hasyim Mudzadi lebih lanjut mengatakan: WargaNU, sudah selayaknya menolak ideology transnasional baik yang radikal dari Timur Tengah maupun yang liberal dari Barat. Justru itulah pihaknya sepakat dengan Pak Ud agar NU menolak paham . ideologi transnasional. “Kami berkeliling ke Barat dan Timur Tengah untuk mengampanyekan NU sebagai ideologi alternatif. Kami dari NU, adalah pemimpin Islam pertama di dunia yang datang ke “ground zero” di New York AS (lokasi pengeboman WTC pada 9‑112001) untuk menolak “kekerasan” dari Islam ideologis.
Demikian juga kami datang ke Irak, Iran, dan Palestina untuk menolak kekerasan” dari liberalisme ala Barat,” tegas Presiden World Conference on Relegions and Peace (WCRP) ini. Menurut Kiai Hasyim, pihaknya datang ke Timur Tengah dan melihat, temyata Irak, Iran, dan Palestina menjadi korban ideologi liberalisme Barat, mereka diibaratkan sebagai binatang aduan seperti jangkrik. Mereka diadu domba intelejen asing, agar penjajah dapat kemenangan secara gratis. NU datang ke sana dengan misi membuat perdamaian dan mendorong agar mereka bersatu. Kami mengampanyekan kepada mereka Islam ala NU kepada dunia bahwa NU melihat Islam adalah agama, bukan ideologi, karena itu. apa yang terjadi di Timur Tengah selama ini bukan Islam sebagai agama, tapi sebagai ideologi Islam.
Agar warga NU terlindung dan dapat membentengi diri dari serangan dan rongrongan paham di luar Aswaja, lanjut Kiai Hasyim, maka perlu terus menerus mengkaji fikroh Nahdliyah agar menjadi matang, yang selanjutnya menjadi pedoman warga nahdliyin.
Tantangan NU sekarang ini begitu nyata, di antaranya adalah faktor regenerasi. NU kini telah melewati tiga generasi, dan ada indikasi mengalami penurunan perhatian pada masalah yang idealis. Kenyataan inilah yang mengakibatkan ketidak pedulian dan ketidak tahuan generasi uda terhadap NU. Faktor berikutnya adalah semangat kebebasan atau liberalisasi pemikiran. Menurutnya, faktor tersebut berperan besar dalam‑ melahirkan kelompok-kelompok. tertentu yang sekaligus menjadi tantangan bagi NU. Di antaranya, kelompok radikal keagarnaan (tasyaddud fiddien), baik pemikiran (tatorruf fiqri) maupun tindakan. (tatorruf haroki).
Ini sebagian besar dipicu oleh masuknya pemikiran internasionalisme Islam (persatuan umat Islam yang berada di bawah satu kepemimpinan tunggal) yang umumnya berasal dari Timur Tengah. Tujuannya untuk menerapkan syariat Islam di Indonesia sesuai dengan negara yang ia datangi,” papar Kiai Hasyim.
Kelompok tersebut, kata Kiai Hasyim, memiliki ciri tidak menghormati perbedaan kondisi kenegaraan dan sosial politik serta keragaman budaya setempat. Mereka hanya mengambil alih atau menerapkan ulang suatu metodologi atau paham tanpa menghargai kebudayaan setempat.
Masdar menambahkan, ciri‑ciri mereka ini, kerap menuduh NU sebagai organisasi sesat dan menyimpang. Mereka menilai NU, penuh dengan tahayyul, bid’ah dan khurafat. Hanya kelompoknya sendiri yang dianggap paling benar dalam beragama.
Kelompok ini begitu sistemik bergerak, baik di perkotaan maupun pedesaan. “Mereka ini sangat terorganisir gerakannya dan semakin gencar menggerogoti basis‑basis NU melalui penyerobotan masjid-masjid nahdliyin secara sistematis. Bukan hanya di perkotaan, tapi juga di desa‑desa,”
Wujud dari pada internasionalisme Islam itu ada beberapa hal, Pertama, yang bernuansa Wahabiyah (penganut paham Wahabi). Ini meliputi flkriyah (pemikiran) dan harokiyah (gerakan). Kedua, gerakan politik yang tidak seimbang dengan agama tetapi menggunakan tema agama, ketiga adalah lemahnya gerakan tawassuth (moderasi). Mereka menganggap tawassuth dan I’tidal (konsistensi) adalah tawakkuf (jumud) sehingga memunculkan radikalisme, reaktif, bukan konsepetual. Di sisi lain, liberalisasi pemikiran dalam agama menggunakan ukuran-ukuran Barat, sehingga posisi-posisi fikih diganti masolihul mursalah (kaidah mengenai kemaslahatan) yang tanpa manhaj (metode), maka lahirlah hermeneutika (penafsiran) dengan ukuran‑ukuran ammah (masyarakat) yang tidak seimbang antara pemikiran dengan maslahah (kesejahteraan) hidup,”
Semua hal itu secara sistematis merupakan geraka yang mendunia. Namun, para penganutnya di Indonesia dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu mereka yang memang merupakan bagian dari gerakan glabal, tetapi ada juga yang sekedar ikut‑ikutan karena khawatir kalau dianggap tidak maju. Sebaliknya yang terjadi adalah terIalu maju. Aliran tersebut tidak kecil pengaruhnya, karena langsun mengancam pemikiran, termasu budaya. Mereka secara. perlahan tapi pasti akan menggantikan hampir seluruh norma agama. “Ambil contoh, sekarang ini orang sudah tidak lagi berpikir bersinggungan dengan lain jenis dalam keadaan berdesak‑desaka batal atau tidak, dan tak lagi berpikir bersalaman itu mukhtalaf (masih diperdebatkan) atau tida karena sudah lebih dari itu. Dan ini sebenarnya bukan saja disebabkan liberalisa pemikiran, tetapi juga liberalisasi budaya tegasnya. Saat ini upaya mengontrol terhadap pikira sudah tidak bisa dilakukan dengan alasan bahwa pikiran adalah sesuatu yang tidak bisa dikontrol dan diatur perundangan sehingga pakemnya menjadi hilang. “Akhirnya Ahmadiyah yang ekstrim (zindik), yang setengah Mbah Suro (kebatinan) ini tumbuh subur di tengah tarik menarik antara tatorruf yamani (ekstrim kanan) yang tasyaddu (keras) dengan tatorruf yasari (ektri kiri) yang tasyahul (menyepelekan hukum),” jelas Kiai Hasyim. (RISALAH Edisi II Th I/Jumadil Tsaniyah 1428 H)
Salah satu upaya untuk menangkal dan menghambat laju berkembangnya gerakan tersebut, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Karawang, mencoba menerbitkan buku ini, yang berisikan “mewaspadai bahaya ideologi transnasional: radikalisme Timur‑Tengah; dan liberalisme Barat, sebagai masukan kepada generasi muda NU khususnya dan masyarakat pada umumnya yang masih polos dan kurang memahami sejarah bangsa. Buku ini juga memuat, pentingnya mengenal, memahami dan mencintai NU sebagai sebuah kajian fikroh Nahdliyah seperti yang diamanatkan KH. Hasyim Mudzadi Pengurus Besar Nadlatul Ulama. Sebab hanya dengan Fikroh Nahdiyin yang mengedepankan Sikap tawasuth dan I‘fidal, Sikap tatsamuh, Sikap tawazun, dan Amar ma’ruf nahi mungkar, nasib NKRI dan Idiologi Pancasila dapat diselamatkan.
(Buku: NU dan NKRI Dalam Bahaya, Oleh: Drs. H. Muhammad Sholihin)
Read more: http://www.sarkub.com/2012/nu-dan-nkri-dalam-bahaya/#ixzz25VvkHhuI
Ini sebagian besar dipicu oleh masuknya pemikiran internasionalisme Islam (persatuan umat Islam yang berada di bawah satu kepemimpinan tunggal) yang umumnya berasal dari Timur Tengah. Tujuannya untuk menerapkan syariat Islam di Indonesia sesuai dengan negara yang ia datangi,” papar Kiai Hasyim.
Kelompok tersebut, kata Kiai Hasyim, memiliki ciri tidak menghormati perbedaan kondisi kenegaraan dan sosial politik serta keragaman budaya setempat. Mereka hanya mengambil alih atau menerapkan ulang suatu metodologi atau paham tanpa menghargai kebudayaan setempat.
Masdar menambahkan, ciri‑ciri mereka ini, kerap menuduh NU sebagai organisasi sesat dan menyimpang. Mereka menilai NU, penuh dengan tahayyul, bid’ah dan khurafat. Hanya kelompoknya sendiri yang dianggap paling benar dalam beragama.
Kelompok ini begitu sistemik bergerak, baik di perkotaan maupun pedesaan. “Mereka ini sangat terorganisir gerakannya dan semakin gencar menggerogoti basis‑basis NU melalui penyerobotan masjid-masjid nahdliyin secara sistematis. Bukan hanya di perkotaan, tapi juga di desa‑desa,”
Wujud dari pada internasionalisme Islam itu ada beberapa hal, Pertama, yang bernuansa Wahabiyah (penganut paham Wahabi). Ini meliputi flkriyah (pemikiran) dan harokiyah (gerakan). Kedua, gerakan politik yang tidak seimbang dengan agama tetapi menggunakan tema agama, ketiga adalah lemahnya gerakan tawassuth (moderasi). Mereka menganggap tawassuth dan I’tidal (konsistensi) adalah tawakkuf (jumud) sehingga memunculkan radikalisme, reaktif, bukan konsepetual. Di sisi lain, liberalisasi pemikiran dalam agama menggunakan ukuran-ukuran Barat, sehingga posisi-posisi fikih diganti masolihul mursalah (kaidah mengenai kemaslahatan) yang tanpa manhaj (metode), maka lahirlah hermeneutika (penafsiran) dengan ukuran‑ukuran ammah (masyarakat) yang tidak seimbang antara pemikiran dengan maslahah (kesejahteraan) hidup,”
Semua hal itu secara sistematis merupakan geraka yang mendunia. Namun, para penganutnya di Indonesia dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu mereka yang memang merupakan bagian dari gerakan glabal, tetapi ada juga yang sekedar ikut‑ikutan karena khawatir kalau dianggap tidak maju. Sebaliknya yang terjadi adalah terIalu maju. Aliran tersebut tidak kecil pengaruhnya, karena langsun mengancam pemikiran, termasu budaya. Mereka secara. perlahan tapi pasti akan menggantikan hampir seluruh norma agama. “Ambil contoh, sekarang ini orang sudah tidak lagi berpikir bersinggungan dengan lain jenis dalam keadaan berdesak‑desaka batal atau tidak, dan tak lagi berpikir bersalaman itu mukhtalaf (masih diperdebatkan) atau tida karena sudah lebih dari itu. Dan ini sebenarnya bukan saja disebabkan liberalisa pemikiran, tetapi juga liberalisasi budaya tegasnya. Saat ini upaya mengontrol terhadap pikira sudah tidak bisa dilakukan dengan alasan bahwa pikiran adalah sesuatu yang tidak bisa dikontrol dan diatur perundangan sehingga pakemnya menjadi hilang. “Akhirnya Ahmadiyah yang ekstrim (zindik), yang setengah Mbah Suro (kebatinan) ini tumbuh subur di tengah tarik menarik antara tatorruf yamani (ekstrim kanan) yang tasyaddu (keras) dengan tatorruf yasari (ektri kiri) yang tasyahul (menyepelekan hukum),” jelas Kiai Hasyim. (RISALAH Edisi II Th I/Jumadil Tsaniyah 1428 H)
Salah satu upaya untuk menangkal dan menghambat laju berkembangnya gerakan tersebut, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Karawang, mencoba menerbitkan buku ini, yang berisikan “mewaspadai bahaya ideologi transnasional: radikalisme Timur‑Tengah; dan liberalisme Barat, sebagai masukan kepada generasi muda NU khususnya dan masyarakat pada umumnya yang masih polos dan kurang memahami sejarah bangsa. Buku ini juga memuat, pentingnya mengenal, memahami dan mencintai NU sebagai sebuah kajian fikroh Nahdliyah seperti yang diamanatkan KH. Hasyim Mudzadi Pengurus Besar Nadlatul Ulama. Sebab hanya dengan Fikroh Nahdiyin yang mengedepankan Sikap tawasuth dan I‘fidal, Sikap tatsamuh, Sikap tawazun, dan Amar ma’ruf nahi mungkar, nasib NKRI dan Idiologi Pancasila dapat diselamatkan.
(Buku: NU dan NKRI Dalam Bahaya, Oleh: Drs. H. Muhammad Sholihin)
Read more: http://www.sarkub.com/2012/nu-dan-nkri-dalam-bahaya/#ixzz25VvkHhuI
PENDAFTARAN BELA NEGARA
BalasHapusKHILAFAH ISLAM AD DAULATUL ISLAMIYAH MELAYU
Untuk Wali Wali Allah dimana saja kalian berada
Sekarang keluarlah, Hunuslah Pedang dan Asahlah Tajam-Tajam
Api Jihad Fisabilillah Akhir Zaman telah kami kobarkan
Panji-Panji Perang Nabimu sudah kami kibarkan
Arasy KeagunganMu sudah bergetar Hebat Ya Allah,
Wahai Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang
hamba memohon kepadaMu keluarkan para Muqarrabin bersama kami
Allahumma a’izzal islam wal muslim wa adzillas syirka wal musyrikin wa dammir a’da aka a’da addin wa iradaka suui ‘alaihim yaa Robbal ‘alamin.
Wahai ALLAH muliakanlah islam dan Kaum Muslimin, hinakan dan rendahkanlah kesyirikan dan pelaku kemusyrikan dan hancurkanlah musuh-mu dan musuh agama-mu dengan keburukan wahai RABB
semesta alam.
Allahumma ‘adzdzibil kafarotalladzina yashudduna ‘ansabilika, wa yukadzdzibuna min rusulika wa yuqotiluna min awliyaika.
Wahai ALLAH berilah adzab…. wahai ALLAH berilah adzab…. wahai ALLAH berilah adzab…. orang-oramg kafir yang telah menghalang-halangi kami dari jalan-Mu, yang telah mendustakan-Mu dan telah membunuh Para Wali-Mu, Para Kekasih-Mu
Allahumma farriq jam’ahum wa syattit syamlahum wa zilzal aqdamahum wa bilkhusus min yahuud wa syarikatihim innaka ‘ala kulli syaiin qodir.
Wahai ALLAH pecah belahlah, hancur leburkanlah kelompok mereka, porak porandakanlah mereka dan goncangkanlah kedudukan mereka, goncangkanlah hati hati mereka terlebih khusus dari orang-orang yahudi dan sekutu-sekutu mereka. sesungguhnya ENGKAU Maha Berkuasa.
Allahumma shuril islam wal ikhwana wal mujahidina fii kulli makan yaa rabbal ‘alamin.
Wahai ALLAH tolonglah Islam dan saudara kami dan Para Mujahid dimana saja mereka berada wahai RABB Semesta Alam.
Aamiin Yaa Robbal ‘Alamin
Wahai Wali-wali Allah Kemarilah, Datanglah dan Berkujunglah dan bergabunglah bersama kami kami Ahlul Baitmu
Al Qur`an adalah manhaj (petunjuk jalan) bagi para Da`i yang menempuh jalan dien ini sampai hari kiamat, Kami akan bawa anda untuk mengikuti jejak langkah penghulu para rasul Muhammad SAW dan pemimpin semua umat manusia.
Hai kaumku ikutilah aku, aku akan menunjukan kepadamu jalan yang benar (QS. Al-Mu'min :38)
Wahai para Ikwan Akhir Zaman, Khilafah Islam sedang membutuhkan
para Mujahid Tangguh untuk persiapan tempur menjelang Tegaknya Khilafah yang dijanjikan.
Mari Bertempur dan Berjihad dalam Naungan Pemerintah Khilafah Islam, berpalinglah dari Nasionalisme (kemusyrikan)
Masukan Kode yang sesuai dengan Bakat Karunia Allah yang Antum miliki.
301. Pasukan Bendera Hitam
Batalion Pembunuh Thogut / Tokoh-tokoh Politik Musuh Islam
302. Pasukan Bendera Hitam Batalion Serbu
- ahli segala macam pertempuran
- ahli Membunuh secara cepat
- ahli Bela diri jarak dekat
- Ahli Perang Geriliya Kota dan Pegunungan
303. Pasukan Bendera Hitam Batalion Misi Pasukan Rahasia
- Ahli Pelakukan pengintaian Jarak Dekat / Jauh
- Ahli Pembuat BOM / Racun
- Ahli Sandera
- Ahli Sabotase
304. Pasukan Bendera Hitam
Batalion Elit Garda Tentara Khilafah Islam
305. Pasukan Bendera Hitam Batalion Pasukan Rahasia Cyber Death
- ahli linux kernel, bahasa C, Javascript
- Ahli Gelombang Mikro / Spektrum
- Ahli enkripsi cryptographi
- Ahli Satelit / Nuklir
- Ahli Pembuat infra merah / Radar
- Ahli Membuat Virus Death
- Ahli infiltrasi Sistem Pakar
Semua Negara adalah Negara Dajjal, sebab itu
Bunuhlah Tentara , Polisi dan semua pendukung negara dajjal dimana saja berada
Disebarluaskan
MARKAS BESAR ANGKATAN PERANG
PASUKAN KOMANDO BENDERA HITAM
KHILAFAH ISLAM AD DAULATUL ISLAMIYAH MELAYU
Syuaib Bin Shaleh
singahitam@hmamail.com
PESAN IMAM MAHDI MENYERU UNTUK PARA IKHWAN
BalasHapusBENTUKLAH PASUKAN MILITER PADA SETIAP ZONA ISLAM
SAMBUTLAH UNDANGAN PASUKAN KOMANDO BENDERA HITAM
Negara Khilafah Islam Ad Daulatul Islamiyah Melayu
Untuk para Rijalus Shaleh dimana saja kalian berada,
bukankah waktu subuh sudah dekat? keluarlah dan hunuslah senjata kalian.
Dengan memohon Ijin Mu Ya Allah Engkaulah Pemilik Asmaul Husna, Ya Dzulzalalil Matien kami memohon dengan namaMu yang Agung
Pemilik Tentara langit dan Bumi perkenankanlah kami menggunakan seluruh Anasir Alam untuk kami gunakan sebagai Tentara Islam untuk Menghancurkan seluruh Kekuatan kekufuran, kemusyrikan dan kemunafiqan yang sudah merajalela di muka bumi ini hingga Dien Islam saja yang berdaulat , tegak perkasa dan hanya engkau saja Ya Allah yang berhak disembah !
Firman Allah: at-Taubah 38, 39
Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu jika dikatakan orang kepadamu: “Berperanglah kamu pada jalan Allah”, lalu kamu berlambat-lambat (duduk) ditanah? Adakah kamu suka dengan kehidupan didunia ini daripada akhirat? Maka tak adalah kesukaan hidup di dunia, diperbandingkan dengan akhirat, melainkan sedikit
sekali. Jika kamu tiada mahu berperang, nescaya Allah menyiksamu dengan azab yang pedih dan Dia akan menukar kamu dengan kaum yang lain, sedang kamu tiada melarat kepada Allah sedikit pun. Allah Maha kuasa atas tiap-tiap sesuatu.
Berjihad itu adalah satu perintah Allah yang Maha Tinggi, sedangkan mengabaikan Jihad itu adalah satu pengingkaran dan kedurhakaan yang besar terhadap Allah!
Firman Allah: al-Anfal 39
Dan perangilah mereka sehingga tidak ada fitnah lagi, dan jadilah agama untuk Allah.
Peraturan dan undang-undang ciptaan manusia itu adalah kekufuran, dan setiap kekufuran itu disifatkan Allah sebagai penindasan, kezaliman, ancaman, kejahatan dan kerusakan kepada manusia di bumi.
Ketahuilah !, Semua Negara Didunia ini adalah Negara Boneka Dajjal
Allah Memerintahkan Kami untuk menghancurkan dan memerangi Pemerintahan dan kedaulatan Sekular-Nasionalis-Demokratik-Kapitalis yang mengabdikan manusia kepada sesama manusia karena itu adalah FITNAH
Firman Allah: al-Hajj 39, 40
Telah diizinkan (berperang) kepada orang-orang yang diperangi, disebabkan mereka dizalimi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa untuk menolong mereka itu. Iaitu
orang-orang yang diusir dari negerinya, tanpa kebenaran, melainkan karena mengatakan: Tuhan kami ialah Allah
Firman Allah: an-Nisa 75
Mengapakah kamu tidak berperang di jalan Allah untuk (membantu) orang-orang tertindas. yang terdiri daripada lelaki, perempuan-perempuan dan kanak-kanak .
Dan penindasan itu lebih besar dosanya daripada pembunuhan(al-Baqarah 217)
Firman Allah: at-Taubah 36, 73
Perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagai mana mereka memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahawa Allah bersama orang-orang yang taqwa. Wahai Nabi! Berperanglah terhadap orang-orang kafir dan munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka.
Firman Allah: at-Taubah 29,
Perangilah orang-orang yang tidak beriman, mereka tiada mengharamkan apa yang diharamkan Allah dan Rasul-Nya dan tiada pula beragama dengan agama yang benar, (iaitu) diantara ahli-ahli kitab, kecuali jika mereka membayar jizyah dengan tangannya sendiri sedang mereka orang yang tunduk..
Bentuklah secara rahasia Pasukan Jihad Perang setiap Regu minimal dengan 3 Anggota maksimal 12 anggota per desa / kampung.
Bersiaplah menjadi Tentara Islam akhir Zaman sebelum anda dibantai oleh Zionis,Salibis,Munafiq dan Musyrikin
Siapkan Pimpinan intelijen Pasukan Komando Panji Hitam secara matang terencana, lakukan analisis lingkungan terpadu.
Apabila sudah terbentuk kemudian Daftarkan Regu Mujahid
ke Markas Besar Angkatan Perang Pasukan Komando Bendera Hitam
Negara Khilafah Islam Ad Daulatul Islamiyah Melayu
Mari Bertempur dan Berjihad dalam Naungan Pemerintah Khilafah Islam, berpalinglah dari Nasionalisme (kemusyrikan)
email : seleksidim@yandex.com
Dipublikasikan
Markas Besar Angkatan Perang
Khilafah Islam Ad Daulatul Islamiyah Melayu