Dalam tafsir Khazin khasyiah tafsir bugawi oleh imam 'alaa-uddin ali bin muhammad bin ibrahim albagdad 725 hijriah, dan imam Abu muhammad husain bin mas'ud albugawi 516 hijriah,kitabnya jumlahnya 4 jilid, cetakan darul fikr, yang harganya 250 ribuan, berkata didalam kitabnya pada halaman 269 jilid ke 4 baris ke 12 dari atas kitab ( ini bukan copasan, tapi memang saya punya kitabnya ) mengomentari ayat 39 disurah an najm,
وقال جماعة من أصحاب الشافعي يصله ثواب قراءة القرآن وبه قال أحمد بن حنبل
Berkata kumpulan ulama dari ashhabusy Syafi'i, bahwa bacaan AlQur'an itu sampai pahalanya, dan imam Ahmad bin hanbal juga mengatakan ini,
وقال أحمد بن حنبل يصله ثواب الجميع
Di tambah lagi imam Ahmad bin hanbal mengatakan sampai pahalanya semuanya secara mutlak.
Sedangkan dalam hasyiah tafsir jalalain oleh imam Sulaiman al jamal 1206 hijriah, yang jumlah kitabnya 8 jilid, harganya 580 ribuan cetakan darul fikr, letaknya pada halaman 341 pada baris ke 12 dari bawah kitab,( ini bukan copasan, tapi memang saya punya kitabnya ) mengomentari ayat 39 dsurah an najm
Beliau menerangkan tafsir ma'ruf al karkhi dan tafsir khatib, bahwa ayat ini khusus untuk kaum sebelum ummat nabi muhammad, khususnya ummat nabi musa dan ibrahim, karena sebelum ayat ini ada disebut-sebut nabi, jadi ayat ini di nasakh untuk orang mukmin, sedangkan untuk orang kafir tidak di nasakh,
Dan beliau juga menambahkan seperti apa yang ada di tafsir khazin diatas, bahwa imam Ahmad mengatakan sampai pahalanya.
Sedangkan dalam hasyiah jalalain juga oleh al allamah syekh Ahmad bin muhammad ash showi 1175-1241 hijriah yang jumlahnya 4 jilid, harganya 275 ribuan cetakan darul kutub ( ini bukan copas, tapi saya punya kitabnya )
Mengomentari ayat 39 surah annajm pada halaman 110 baris ke 6 dari bawah kitab,
Ini nashnya :
وقال الشيخ تقي الدين أبو العباس أحمد بن تيمية : من اعتقد أن الإنسان لا ينتفع إلا بعمله فقد حرق الإجماع وذلك باطل من وجوه كثير
أحدها أن الإنسان ينتفع بدعاء غيره وهو انتفاع بعمل الغير
Disini ada 11 pembahasan tentang perkataan Ibnu taimiyah, saya tidak bisa nuliskan smuanya, silahkan buka saja kitabnya, karena sudah saya tulis halamannya, kalau belum punya, ya beli saja, karena harganya juga sudah saya tuliskan.
Ringkasnya Ibnu taimiyah mengikuti imam Ahmad bin hanbal pada mengatakan sampainya pahala membaca AlQur'an kepada mayit.
Sedangkan dalam tafsir ruuhul ma'aani oleh al allamah Abul fadhl, Syihabuddin sayid mahmud al alusi 1270 hijriah, yang jumlah kitabnya 16 jilid, harganya 1juta 200 ribu cetakan darul kutub ( saya punya kitabnya, bukan copasan ) beliau mengomentari ayat 39 surah Annajm pada baris ke 7 dari bawah kitabnya di halaman 65 menuju ke halaman 66 jilid ke 14,
Salah satu nash nya :
وذهب أحمد بن حنبل وجماعة من العلماء ومن أصحاب الشافعي إلى أنه تصل، فالاختيار أن يقول القارئ بعد فراغه اللهم أوصل ثواب ما قرأته إلى فلان
Sedangkan dalam tafsir ibnu katsir ( Abul fida ibnu katsir addimisyqi ) 774 hijriah
Jumlah kitabnya 4 jilid, harganya 270 ribuan rupiah, cetakan darul kutub ( saya juga punya kitabnya, bukan ngopas, liat foto saya, itu yang sebelah kiri adalah tafsirnya ) beliau mengomentari ayat 39 surah an Najm di jilid ke 4, halaman 236 baris ke 16 dari bawah kitab.
Memang beliau mengatakan imam Syafi'i berkata bahwa tidak smpai pahala itu.
ﻭﺃﻥ ﻟﻴﺲ ﻟﻺﻧﺴﺎﻥ ﺇﻻ ﻣﺎ ﺳﻌﻰ ﺃﻱ
ﻛﻤﺎ ﻻ ﻳﺤﻤﻞ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺯﺭ ﻏﻴﺮﻩ ﻛﺬﻟﻚ
ﻻ ﻳﺤﺼﻞ ﻣﻦ ﺍﻷﺟﺮ ﺇﻻ ﻣﺎ ﻛﺴﺐ ﻫﻮ
ﻟﻨﻔﺴﻪ ﻭﻣﻦ ﻫﺬﻩ ﺍﻵﻳﺔ ﺍﻟﻜﺮﻳﻤﺔ
ﺍﺳﺘﻨﺒﻂ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻣﻦ
ﺍﺗﺒﻌﻪ ﺃﻥ ﺍﻟﻘﺮﺍﺀﺓ ﻻ ﻳﺼﻞ ﺇﻫﺪﺍﺀ
ﺛﻮﺍﺑﻬﺎ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻤﻮﺗﻰ ﻷﻧﻪ ﻟﻴﺲ ﻣﻦ
ﻋﻤﻠﻬﻢ ﻭﻻ ﻛﺴﺒﻬﻢ ﻭﻟﻬﺬﺍ ﻟﻢ ﻳﻨﺪﺏ
ﺇﻟﻴﻪ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ
ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻣﺘﻪ ﻭﻻ ﺣﺜﻬﻢ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻻ
ﺃﺭﺷﺪﻫﻢ ﺇﻟﻴﻪ ﺑﻨﺺ ﻭﻻ ﺇﻳﻤﺎﺀﺓ ﻭﻟﻢ
ﻳﻨﻘﻞ ﺫﻟﻚ ﻋﻦ ﺃﺣﺪ ﻣﻦ ﺍﻟﺼﺤﺎﺑﺔ
ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻭﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﺧﻴﺮﺍ
ﻟﺴﺒﻘﻮﻧﺎ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﺑﺎﺏ ﺍﻟﻘﺮﺑﺎﺕ ﻳﻘﺘﺼﺮ
ﻓﻴﻪ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻨﺼﻮﺹ ﻭﻻ ﻳﺘﺼﺮﻑ ﻓﻴﻪ
ﺑﺄﻧﻮﺍﻉ ﺍﻷﻗﻴﺴﺔ ﻭﺍﻵﺭﺍﺀ
Tapi di akhirnya beliau berkomentar lagi
فأما الدعاء والصدقة فذاك مجمع على وصولهما ومنصوص من الشارع عليهما
Alhasil bacaan AlQur'an yang di hadiahkan kapada mayit itu sampai.
Menurut imam Syafi'i pada waktu beliau masih di madinah dan dibagdad, qaul beliau sama dengan imam Malik dan imam Hanafi, bahwa bacaan AlQur'an tidak sampai ke mayit, tapi seteleh beliau pindah ke mesir, beliau ralat perkataan itu dengan mengatakan bacaan AlQur'an yang di hadiahkan ke mayit itu sampai dengan ditambah berdoa Allahumma awshil tsawabahaa....dst, lalu murid beliau imam Ahmad dan kumpulan murid-murid imam Syafi'i yang lain berfatwa bahwa bacaan AlQur'an sampai secara mutlak, walapun tanpa doa ( dengan syarat orang itu sendri yang membaca AlQur'annya, bukan kaset rekaman, atau sjenisnya, kalau cuma kaset rekaman, maka semua mazhab mengatakan tidak sampai pahalanya itu, karena itu imam Syafi'i dan ashhab beliau mensyaratkan ada doa untuk minta sampaikan pahalanya, sedangkan kaset rekaman itu tidak mungkin, karena orangnya yang membacanya tidak hadir langsung untuk menghadiahkan bacaan AlQur'an itu ).
Apakah yang dimaksud shodaqah itu?
Dalam hadist arbain Nawawi hadist nmr 26
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم
كل سلامى من الناس عليه صدقة
كل يوم تطلع فيه الشمس تعدل بين اثنين صدقة وتعين الرجل في دابته فتحمله عليها صدقة والكلمة الطيبة صدقة وبكل خطوة تمشيها صدقة وتميط الأذى عن الطريق صدقة
Lihatlah dalam hadist ada perkataan, kalimat thoyibah Ibnu hajar haitami dalam kitab beliau fathul mubin harganya sekarang 65rb, pada halaman 450 cetakan darul minhaj pada baris ke 8 dari bawah kitab, mengatakan bahwa kalimat thoyibah ini adalah setiap zikir-zikir, termasuk juga AlQur'an, karena nama AlQur'an juga ada azzikru.
إنا نحن نزلنا الذكر وإنا له لحافظون
Termasuk dalam zikir-zikir adalah tahlil, tahmid, tasbih, sholawat, semua itu termasuk SHODAQAH yang bisa di hadiahkan kapada mayit, termasuk juga doa untuk mayit.
Adapun dalil untuk 3hari, 7, 25, 40, 100 hari hingga haul inilah dalilnya.
قال النبي صلى الله عليه وسلم الدعاء والصدقة هدية إلى الموتى
وقال عمر رضي الله عنه : الصدقة بعد الدفنى ثوابها إلى ثلاثة أيام والصدقة فى ثلاثة أيام يبقى ثوابها إلى سبعة أيام والصدقة يوم السابع يبقى ثوابها إلى خمس وعشرين يوما ومن الخمس وعشرين إلى أربعين يوما ومن الأربعين إلى مائة ومن المائة إلى سنة ومن السنة إلى ألف عام
Nawawi dalam Syarah Nawawi Ala shahih Muslim Juz 1 hal 90 menjelaskan :
من أراد بر والديه
فليتصدق عنهما فان
الصدقة تصل الى الميت
وينتفع بها بلا خلاف بين
المسلمين وهذا هو الصواب
وأما ما حكاه أقضى القضاة
أبو الحسن الماوردى
البصرى الفقيه
الشافعى فى كتابه الحاوى
عن بعض أصحاب الكلام من
أن الميت لا يلحقه بعد
موته ثواب فهو مذهب باطل
قطعيا وخطأ بين مخالف
لنصوص الكتاب والسنة
واجماع الامة فلا التفات
اليه ولا تعريج عليه وأما
الصلاة والصوم فمذهب
الشافعى وجماهير العلماء
أنه لا يصل ثوابها الى
الميت الا اذا كان الصوم
واجبا على الميت فقضاه
عنه وليه أو من أذن له الولي
فان فيه قولين للشافعى
أشهرهما عنه أنه لا يصلح
وأصحهما ثم محققى متأخرى
أصحابه أنه يصح وستأتى
المسألة فى كتاب الصيام
ان شاء الله تعالى وأما قراءة
القرآن فالمشهور من مذهب
الشافعى أنه لا يصل
ثوابها الى الميت وقال
بعض أصحابه يصل ثوابها
الى الميت وذهب جماعات من
العلماء الى أنه يصل الى
الميت ثواب جميع العبادات
من الصلاة والصوم والقراءة
وغير ذلك وفى صحيح
البخارى فى باب من مات
وعليه نذر أن ابن عمر أمر من
ماتت أمها وعليها صلاة أن
تصلى عنها وحكى صاحب
الحاوى عن عطاء بن أبى رباح
واسحاق بن راهويه أنهما قالا
بجواز الصلاة عن الميت
وقال الشيخ أبو سعد عبد
الله بن محمد بن هبة الله
بن أبى عصرون من أصحابنا
المتأخرين فى كتابه
الانتصار الى اختيار هذا
وقال الامام أبو محمد البغوى
من أصحابنا فى كتابه
التهذيب لا يبعد أن يطعم
عن كل صلاة مد من طعام
وكل هذه إذنه كمال ودليلهم
القياس على الدعاء
والصدقة والحج فانها تصل
بالاجماع ودليل الشافعى
وموافقيه قول الله تعالى
وأن ليس للانسان الا ما
سعى وقول النبى صلى
الله عليه وسلم اذا مات ابن
آدم انقطع عمله الا من ثلاث
صدقة جارية أو علم ينتفع
به أو ولد صالح يدعو له
“Barangsiapa yang ingin berbakti pada ayah ibunya maka ia boleh bersedekah atas nama mereka ( kirim amal sedekah untuk mereka ) dan sungguh pahala shadaqah itu sampai pada mayyit dan akan membawa manfaat atasnya tanpa ada ikhtilaf diantara muslimin, inilah pendapat terbaik, mengenai apa apa yang diceritakan pimpinan Qadhiy Abul Hasan Almawardiy Albashriy Alfaqiihi Assyafii mengenai ucapan beberapa Ahli Bicara ( semacam wahabiy yang hanya bisa bicara tanpa ilmu ) bahwa mayyit setelah wafatnya tida bisa menerima pahala, maka pemahaman ini BATIL secara jelas, dan kesalahan yang diperbuat oleh mereka yang mengingkari nash nash dari AlQur'an dan Alhadits dan Ijma ummat ini, maka tidak perlu ditolelir dan tidak usah diperdulikan.
Namun mengenai pengiriman pahala shalat dan puasa, maka madzhab Syafii dan sebagian ulama mengatakannya tidak sampai kecuali shalat dan puasa yg wajib bagi mayyit, maka boleh di Qadha oleh walinya atau orang lain yang diizinkan oleh walinya, maka dalam hal ini ada dua pendapat dalam Madzhab Syafii, yang lebih masyhur hal ini tak bisa, namun pendapat kedua yang lebih shohih mengatakan hal itu bisa, dan akan saya perjelas nanti di Bab Puasa InsyaAllah Ta ’ala.
Mengenai pahala Alqur’an menurut pendapat yang masyhur dalam madzhab Syafii bahwa tak sampai pada mayyit, namun adapula pendapat dari kelompok Syafii yang mengatakannya sampai, dan sekelompok besar ulama mengambil pendapat bahwa sampainya pahala semua macam ibadah, berupa shalat, puasa, bacaan Alqur’an, ibadah dan yg lainnya, sebagaimana diriwayatkan dalam shohih Bukhari pada Bab :
“ Barangsiapa yang wafat dan atasnya nadzar” bahwa Ibn Umar memerintahkan seorang wanita yang wafat ibunya yang masih punya hutang shalat agar wanita itu membayar ( meng qadha ) shalatnya, dan dihikayatkan oleh Penulis kitab Al Hawiy, bahwa Atha bin Abi Ribah dan Ishaq bin Rahawayh bahwa mereka berdua mengatakan bolehnya shalat dikirim untuk mayyit,
Telah berkata Syeikh Abu Sa’ad Abdullah bin Muhammad bin Hibatullah bin Abi Ishruun dari kalangan kita ( berkata Imam nawawi dengan ucapan : “kalangan kita” maksudnya dari madzhab syafii ) yang muta’akhir ( dimasa Imam Nawawi ) dalam kitabnya Al Intishar ilaa Ikhtiyar bahwa hal ini seperti ini. ( sebagaimana pembahasan diatas ).
Berkata Imam Abu Muhammad Al Baghawiy dari kalangan kita dalam kitabnya At Tahdzib : Tidak jauh bagi mereka untuk memberi satu Mudd untuk membayar satu shalat ( shalat mayyit yg tertinggal ) dan ini semua izinnya sempurna, dan dalil mereka adalah Qiyas atas Doa dan sedekah dan haji ( sebagaimana riwayat hadist-hadist shahih ) bahwa itu semua sampai dengan pendapat yang sepakat para ulama.
Dan dalil Imam syafii adalah bahwa firman Allah : “dan tiadalah bagi setiap manusia kecuali amal perbuatannya sendiri ”
Dan sabda Nabi saw : “Bila wafat keturunan adam maka terputus seluruh amalnya kecuali tiga, shadaqah Jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yg mendoakannya ”.
( Syarh Nawawi Ala Shahih Muslim Juz 1 hal 90 )
Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Anda sopan kamipun segan :)