Perbanyaklah tawassul kepada para wali, karena lewat mereka lah kita bisa menyampaikan hajat kita kepada Allah
قال القطب الإرشاد عبد الله بن علوي الحداد
Berkata wali qutub habib abdullah alhaddad
: إن الأخيار إذا ماتوا لم تفقد منهم إلا أعباؤهم وصورهم
Sesungguhnya wali akhyar itu bila mereka wafat, hilanglah beban beban mereka, dan badan mereka
وأما حقائقهم فموجودة فهم أحياء في قبورهم
adapun hakikatnya mereka tetap ada dan hidup dalam kubur mereka
وإذا كان الولي حيا في قبره فإنه لم يفقد شيئا من علمه وعقله وقواه الروحانية
Bila wali itu hidup dalam kuburnya, maka sama sekali tidak berkurang sedikitpun ilmunya ,aqalnya dan kekuatan ruhaniahnya
بل تزداد أرواحهم بعد الموت بصيرة وعلما وحياة روحانية وتوجها إلى الله تعالى،
Bahkan arwah-arwah mereka itu bertambah kuat dalam penglihatan, ilmu dan kekuatan roh mereka setelah wafat,dan mereka selalu menghadap kepada Allah
فإذا توجهت أرواحهم إلى الله تعالى في شيء قضاه سبحانه وتعالى وأجراه إكراما لهم
Bila arwah-arwah mereka menghadap kepada Allah, untuk meminta sesuatu maka, langsung Allah qabulkan dan memberi tambahan pahala kpd mereka karena memuliakan mereka
فأهل البرزخ من الأولياء في حضرة الله
Ahlul barzah dari para wali Allah itu berada di hadrat Allah
،فمن توجه إليهم وتوسل بهم فإنهم يتوجهون إلى الله تعالى في حصول مطلوبه
Maka siapapun sama ada aswaja, wahabi, syi'ah dll yang bertawajjuh dan bertawassul kepada mereka, maka pasti mereka akan menyampaikan tawajjuhnya kepada Allah untuk menunaikan segala yang di hajatkan
وعن أبي المواهب : ومعلوم أن الأولياء أحياء في قبورهم إنما ينقلون من دار إلى دار
Dari abul mawahib : Sudah diketahui bahwa wali-wali itu hidup dalam kubur mereka, mereka cuma pindah dari satu alam ke alam lain
ومن الأولياء من ينفع مريده الصادق بعد موته أكثر مما ينفعه حال حياته
Dari sbagian wali-wali ada yang membri manfaat setelah wafatnya lebih bnyak dari waktu hidupnya kepada orang yang benar mencintainya
ومن العباد من يتولى تربيته بنفسه غير واسطة
Ada juga yang langsung menuntut muridnya yang masih hidup itu tanpa wasitah, padahal ia telah wafat
ومنهم من تولاه بواسطة بعض أوليائه ولو ميتا في قبره فيربي مريده وهو في قبره ويسمع صوته من القبر
Ada juga yang menuntun muridnya dengan lewat wasitah sbagian wali-walinya, walaupun ia sudah wafat dalam kuburnya, dan dapat mendengar suaranya lewat kuburnya
الولي في الدنيا كالسيف في غمده فإذا مات تجرد منه فيكون أقوى في التصرف
Wali itu waktu didunia seperti pedang yang masih dalam sarung atau kompangnya, apabila wafat, maka pedang itu tercabut dari sarungnya, maka jadilah lebih kuat pada makam TASHARRUFNYA
وقال الإمام فخر الرازي الأشعري وتبعه الكوثري الماتريدي والداجوي : إن تلك النفوس لما فارقت أبدانها فقد زال الغطاء والوطاء وانكشف لها عالم الغيب
Berkata imam razi dan mengikutinya imam kautsari: Bahwsanya itu jiwa-jiwa para wali, manakala terpisah dari badaannya, maka hilanglah penutup dan bebannya, dan terbukalah alam gaib
Catatan penting :
Kami para ma'asyiru ahlissunnah waljama'ah al asy'ari dan maturidi menerima dengan yakin seyakinnya semua qaul
wali qutub imam kami panutan kami, peganggan kami yaitu habib abdullah alhaddad, dan yang mengikuti beliau seperti abul mawahib, imam arrazi
Adapun ulama yang menolak mereka, dan tidak percaya dengan qaul mereka ini, walaupun itu ibnu taimiyah, muhammad bin abd wahab, atau imam manapun, walawpun alimnya bagaimanapun, maka kami tidak akan memegang imam itu
Yang kami pegang adalah qaul panutan kami, ikutan kami, bukan yang lain
Ikutilah jalan para wali Allah, jalan orang yang diberi nikmat makrifat trtinggi, jalan kebenaran hakiki, jalan orang yang dekat dengan Allah
Jangan ikuti jalan yang sesat sekalipun dia itu seorang dkatakan imam besar, terkenal ataupun dkatakan syaikhul islam, seperti ibnu taimiyah, muhammad bin abd wahab dan yang sefaham dengan mereka, jangan kita ikuti
Krn ibnu taimiyah dan muridnya, muhammad bin abd wahab dan muridnya sempai albani, bin baz dll mereka bukan ikutan kita, panutan kita, oke...
Senin, 13 Februari 2012
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Mau bertanya Ustadz:
BalasHapus1. Apa itu Waliyullah atau Wali Allah ?
2. Siapa yg menentukan seseorang itu Waliyullah ?
Mohon jawaban...
Trimakasih.
"Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang- orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa." (QS. Yunus : 62-63).
BalasHapusAyat di atas mengandung pengertian bahwa wali Allah (waliyullah) ialah orang yang beriman dan bertakwa.(lihat Tafsir Ibnu Katsir juz 2 hal 422). (Wali-wali Allah) ialah orang yang beriman kepada hal yang gaib, mendirikan salat, menafkahkan sebagian rezeki yang telah Allah anugerahkan kepadanya. Mereka juga beriman kepada yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW (Al-Qur'an) dan yang diturunkan kepada nabi- nabi sebelum Nabi Muhammad SAW, serta mereka meyakini adanya hari akhir. Mereka (wali-wali Allah) itu adalah golongan yang mengikuti Nabi Muhammad SAW (lihat Tafsir Tanwiirul Miqbas, hal 4).
Terhadap mereka (wali-wali Allah) terkadang tampak karamah ketika sedang dibutuhkan. Seperti karamah Maryam ketika ia mendapatkan rezeki berupa makanan di rumahnya (QS.3 : 35) (lihat Firqah an Naajiyah Bab 31).
Maka wilayah (kewalian) memang ada. Tetapi ia tidak terjadi kecuali pada hamba yang mukmin, taat dan mengesakan Allah. Adapun karamah tidak menjadi syarat untuk seseorang disebut sebagai wali Allah, sebab syarat demikian tidak diberitakan dalam Al Qur'an.
Tingkat kewalian yang terdapat dalam diri seseorang mukin sesuai dengan tingkat keimanannya. Para wali Allah yang paling tinggi tingkat kewaliannya adalah para nabi, dan diantara para nabi yang paling tinggi tingkat kewaliannya adalah para rasul, dan diantara para rasul yang paling tinggi tingkat kewaliaanya adalah rasul ulul azmi, dan diantara rasul ulul azmi yang paling tinggi tingkat kewaliannya adalah Rasulullah Muhammad SAW. Maka barangsiapa yang mengaku mencintai Allah dan dekat dengan-Nya (mengaku sebagai wali Allah), tetapi ia tidak mengikuti sunah Rasulullah Muhammad SAW, maka sebenarnya ia bukanlah wali Allah tetapi musuh Allah dan wali setan (lihat Al Furqan, hal 6) .