By 'aLa Kulli Haal
Catatan tentang masalah mayit dan sampainya pahala bacaan alquran dan tahlilan,
Ini diambil dari kitab FATAWAL KUBRO SYAIKHUL ISLAM dari kalangan wahabi, beliau tidak lain dan tidak bukan adalah TAQIYYUDDIN ABUL ABBAS AHMAD BIN ABDUL HALIM BIN ABDUSSALAM almasyhur Bi IBN TAIMIYAH ALHARRANI
Pada jilid 3 dmulai pada halaman 27 dan selanjutnya
Menurutku wahabi paling alim di muka bumi ini pun tidak akan bisa menyalahkan, dan mendebat tulisanku ini, karena datangnya dari imam mereka sendiri, hehehe..
سئل عن قوله تعالى "وأن ليس للإنسان إلا ما سعى"
وقوله صلى الله عليه وسلم " إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث صدقة جارية أو علم ينتفع به أو ولد صالح يدعو له" فهل يقتضي ذلك إذا مات لا يصل إليه شيء من أفعال البر
Ibnu taimiyah ditanya orang dari masalah fahaman firman Allah ta'ala dalam surah annajm ayat 39 dan hadist nabi tentang pastinya amal Ibnu adam, apakah fahamannya itu jika sudah mati anak adam, maka tidak sampai kepadanya sedikitpun dari amal-amal baik?
الجواب : الحمد لله رب العالمين . ليس في الآية ولا في الحديث أن الميت لا ينتفع بدعاء الخلق له وبما يعمل عن من البر بل أئمة الإسلام متفقون على انتفاع الميت بذلك وهذا مما يعلم بالاضطرار من دين الإسلام وقد دل عليه الكتاب والسنة والإجماع فمن خالف ذلك كان من أهل البدع
Beliau menjawab : Alhamdulillah robbil 'alamin , tidak ada dalam AlQur'an, dalam Hadist bahwa mayit tidak bisa mendapat manfaat dengan doa orang lain untuknya, dan juga tidak ada dalam AlQur'an dan Hadist bahwa mayit tidak bisa mengambil manfaat dgn amal amal baik orang lain.
Tetapi para imam imam muslimin ittifaq atas bermanfaatnya mayit dengan amal dan doa mereka itu.
Dan ini dari masalah yang tidak perlu banyak fikir untuk mengetahuinya dalam agama islam.
Dan sudah menunjukkan atas masalah itu oleh AlQur'an, sunnah dan ijma, maka barangsiapa menyalahi itu, maka dia adalah AHLI BID'AH.
Dari masalah ini Ibnu taimyah mengatakan bahwa orang yang tidak percaya pahala itu sampai ke mayit, maka dia adalah ahli bid'ah, jadi wahabi salafi adalah ahli bid'ah sebenarnya.
Lalu ibnu taimiyah menuliskan ayat ayat yang menunjukkan kebenaran qaul nya :
1. Surah gofir ayat 7 smpy 9
2. Surah muhammad ayat 19
3. Surah ibrahim ayat 41
4. Surah nuh ayat 28
Dan hadist-hadist yang menunjukkan itu dari riwayat Ibnu abbas, Abu hurairah, Siti aisyah dan lain lain.
Silahkan saja buka kitab fatawa kubro beliau, karena saya capek kalau nulis smuanya, soalnya bukan copy, tapi asli saya tulis sendiri, lagian saya menulis ini hanya dari handphone biasa saja.
والأئمة اتفقوا على أن الصدقة تصل إلى الميت وكذالك العبادات المالية كالعتق
Para imam pun ittifaq atas bahwa shodaqah itu sampai kepada mayit, dan yang seperti itu juga dari ibadah berbentuk harta, seperti memerdekakan budak.
والنبي صلى الله عليه وسلم قال " انقطع عمله إلا من ثلاث" لم يقل إنه لم ينتفع بعمل غيره
فإذا دعا له ولده كان هذا من عمل الذي لم ينقطع
وإذا دعا له غيره لم يكن من عمله لكنه ينتفع به
Dan Rasulullah bersabda : Putus amalnya kecuali dari 3 macam.
Mafhum dari kalimat amaluhu adalah Rasulullah tidak ada bersabda bahwa mayit tidak bisa mengambil manfaat dengan amal orang lain, bila anaknya mendoakannya, naah ini adalah dari amal orang yang tidak terputus amalnya atau orng yang masih hidup.
Sama juga jika orang lain mendoakannya, itu bukan dari amal dia, tapi tetap bisa bermanfaat dengannya.
وأما الآية فللناس عنها أجوبة متعددة كما قيل إنها تختص بشرع من قبلنا وقيل إنها مخصوصة وقيل إنها منسوخة
Adapun masalah ayat yang di surah Annjm, maka para ulama bermacam-macam jawaban, ada yang mengatakan bahawsanya itu khusus untuk syari'at yang dulu, ada lagi mengatakan itu ayat khusus untuk orang kafir, ada lagi mengatakan ayat itu mansukh untuk orang mukmin.
Sebaiknya aku singkat aja tulisanku dengan jawaban-jawaban Ibnu taimiyah dalam masalah mayit ini.
Inilah kumpulan jawaban skaligus fatwa Ibnu taimiyah.
أما الصدقة عن الميت فإنه ينتفع به باتفاق المسلمين
Adapun shodaqah yang dikeluarkan untuk mayit, itu bermanfaat, dengan ittifaq para imam.
إنما يصل إلى الميت ثواب العمل لا نفس العمل
Bahwasanya yang sampai kepada mayit itu hanya pahala amal itu, bukan zat amal itu.
قال العلماء : إنه يجوز إهداء ثواب العبادات المالية والبدنية إلى موتى المسلمين كما هو مذهب أحمد وأبي حنيفة وطائفة من أصحاب مالك والشافعي فإذا أهدي لميت ثواب صيام أو صلاة أو قراءة جاز ذلك
Para ulama ijma, bahwa bolehnya menghadiahkan pahala ibadah shodaqoh dan pahala ibadah badan kepada mayit yang islam, seperti itu mazhab Ahmad, Abu hanifah, Maliki dan Syafi'i, jada apabila mayit di hadiahkan pahala puasa, sholat, dan bacaan, maka boleh itu.
Ibnu taimyah ditanya lagi masalah tahlil.
إذا هلل الإنسان هكذا سبعون ألفا أو أقل أو أكثر وأهديت إليه نفعه الله بذالك
Jika para manusia bertahlil 70 ribu kali atau kurang dari itu, atau lebih, lalu di hadiahkan kepada mayit, maka Allah beri manfaat kepada mayit itu dengan sebab tahlilan tadi.
يصل إلى الميت قراءة أهله وتسبيحهم وتكبيرهم وسائر ذكرهم لله تعالى إذا أهدوه إلى الميت وصل إليه
Bacaan AlQur'an , tasbih, takbir, dan smua zikir itu, bila di hadiahkan kepada mayit maka smpai kepada mayit pahalanya.
أما وصول ثواب العبادات البدنية كالقراءة والصلاة والصوم فمذهب أحمد وأبي حنيفة وطائفة من أصحاب مالك والشافعي إلى أنها تصل
Ittifaq imam 4 mazhab bahwa pahala ibadah badaniah itu sampai, seperti membaca AlQur'an, sholat hadiah, puasa.
Karena itu saya himbau kepada teman-teman smua agar selalu tahlilan dan berhadiah pahala untuk saudara muslim kita yang telah mendahului kita, karena ikutan wahabi sendri yang mengatakan nya dalam kitabnya fatawal kubra.
Saya tidak sembarang nulis lho, tapi ini memang ada ijazah sanadnya yang smpai ke Ibnu taimiyah, jadi apa yang saya katakan ini sangat benar dan dapat dipertanggung jawabkan, ini sanadnya.
Aku mengambil ijazah ammah dari guruku syekh Abd syukur banjar,dari
Syekh Sya'rani arif, banjar dari
Syekh Ali banjar,dari
Syekh Mahfuzh termasi, dari
Syekh Abu bakar syato, dari
Syekh Ahmad zaini dahlan, dari
Syekh Utsman dimyathi, dari
Syekh Muhammad ali syanwani, dari
Syekh Isa albarawi, dari
Syekh Muhammad addafri, dari
Syekh Salim albashri, dari
Syekh Abdllh albashri, dari
Syekh Ali azziyadi, dari
Syekh Ibnu hajar alhaitami, dari
Syaikhul islam Zakaria al anshori, dari
Syekh Najm umar bin fahd almakki, dari
Syekh Zaiduddin sulaiman bin daud almushili, dari
Ibnul qayim, dan Ibnul qayim langsug mengambil dari pengarang fatawal kubro, Syekh Ibnu taimiyah
Semoga bermanfaat.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Anda sopan kamipun segan :)